STELLA |3|

1235 Kata
Stella baru saja selesai mandi, ia duduk di meja rias sambil mengeringkan rambutnya. Dari pantulan cermin Stella bisa melihat baju-bajunya berserakan di kopernya karena ia belum selesai memasukkan baju-bajunya ke dalam lemari. Jika Clarine melihat kamarnya berantakan, siap-siap saja dirinya menerima wejangan yang cukup ampuh membuat telinganya berdengung. Toh, ia dan keluarganya hanya berlibur beberapa pekan di rumah Neneknya, ia menyesal sudah membawa banyak pakaian dan beberapa benda tak berguna lainnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, ia menatap layar ponselnya yang berisi nama Azriel di sana. Stella menghela nafas pelan, Azriel selalu saja menelponnya atau Vidio call an dengannya, hanya untuk menanyai hal yang tidak penting atau sekedar bosan saja. Azriel adalah sahabat laki-laki Stella, ia sudah lama berteman dengan Azriel sama seperti ia bersahabat baik dengan Risti. "Halo La?" "Ya, ada apa Azriel?" ucap Stella seraya meletakkan ponselnya di meja dan menghidupkan speaker suara, lalu melanjutkan aktivitas mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Lo udah makan?" "Udah, Lo nelfon gue cuma mau nanya itu doang?" "Ya gak juga sih, gue ganggu Lo? Lo udah mau ngebo?" "Iya nih, udah ngantuk gue, abis mandi soalnya." "Ya udah deh, jangan lupa doa Lo sebelum tidur." "Iya, iya bawel." "La?" "Hmm." Ketika suara Azriel melemah seperti ini, Stella hanya bisa memejamkan mata dan menunggu sahabatnya itu mengucapkan kata yang tak lazim untuk mereka yang hanya sebatas sahabat saja. "Gue sayang Lo, tidur yang nyenyak ya." Stella langsung menutup sambungan nya secara sepihak dan menghela nafas pelan. Ia tahu Azriel menyukai nya sejak dulu, tapi ia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun kepada Azriel, Stella hanya menganggap cowok itu hanya sebatas sahabatnya saja dan Azriel pun tahu akan hal itu. *** "Punya anak gadis gini banget ya gue, mau liburan mau nggak kerjaannya rebahan mulu, heran gue." Ucapan itu lantas membuat mata Stella terbuka, dibalik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya Stella mendengus dan berusaha untuk mengabaikan Clarine yang ngoceh tak jelas sambil membuka tirai kamar. "Udah jam delapan pagi masih aja tidur, kamar berantakan banget, ini apalagi nih," ucap Clarine sambil mengambil ponsel Stella. "Sepuluh panggilan tidak terjawab dari Azriel," gumam Clarine seraya menatap ponsel Stella lalu Clarine menghela nafas pelan di detik berikutnya. Stella menyibakkan selimutnya dengan kesal lalu menyambar ponsel nya dan menyembunyikannya di tempat tidurnya, menatap Mama nya dengan kesal. "Mama apaan sih, ngapain coba ngecek hp Stella." Clarine menggeram marah lalu menarik telinga Stella hingga membuat ia meringis pelan. "Nggak boleh emang Mama ngecek hp anaknya? Kamu ini, jam segini baru bangun, mau Mama guyur pakai air dingin? Cepet mandi sana!" Stella mendesah pelan, menyambar handuk dan melangkah menuju kamar mandi sebelum Clarine benar-benar akan mengguyurnya dengan air dingin. Stella mendesah pelan ketika melihat kotak peralatan mandinya tak ada di kamar mandi, ia mencarinya di koper tetapi juga tak berada di sana. Dengan kesal Stella keluar dari kamar dan menuruni anak tangga, hendak mencari Clarine, namun ia tak menemukan Mama nya itu, rumah sangat sepi seakan hanya dirinya di sana. "Ma? Mama???" panggilnya sambil berjalan menuju dapur. "Ibu baru saja pergi sama Nenek," ucap Mbak Wanti yang baru saja keluar dari toilet. "Mbak, kotak peralatan mandi Stella mana? Kok nggak ada sih?" Stella mendengus sambil mengambil minuman dingin dari kulkas dan meneguknya. "Ada di koper, coba lihat deh." "Ih nggak ada, udah Stella cari, apa ketinggalan ya?" Mbak Wanti yang selalu sibuk dengan pekerjaan menghela nafas sambil menatap Stella. "Ya udah, kita beli peralatan mandi setelah Mbak beresin ini dulu," ucap Mbak Wanti seraya menunjuk setumpuk piring di wastafel. "Kelamaan, ntar Mama ngomel kalau lihat Stella belum mandi. Stella pergi sendiri aja deh ya, Mbak. Dah!" Mbak Wanti yang melihat Stella yang telah berlalu pergi hanya bisa menghela nafas pelan dan kembali melanjutkan aktivitasnya. *** Dengan piayama bergambar bulan yang masih melekat di tubuhnya, rambut yang dikucir kuda dan earphone yang menyumpal kedua telinganya, Stella menggoes sepedanya mencari minimarket terdekat. Hitung-hitung olahraga pagi, Stella bisa merasakan kenikmatan bersepeda di pagi hari yang cerah seperti ini. Di jalanan juga tampak beberapa anak kecil yang juga tengah berlari kecil dengan orangtua mereka. Tak lama Stella akhirnya menemukan minimarket setelah ia menanyakan lokasinya kepada salah satu Ibu-Ibu yang berada di jalan tadi. Stella memarkirkan sepedanya dan memasuki minimarket, ia langsung mengambil keperluan untuk mandi dan menaruhnya di keranjang. Setelah semuanya telah berada di keranjang, tak sengaja ia menatap cemilan yang menarik nafsu ngemilnya naik, Stella tersenyum lebar dan langsung menyambar beberapa cemilan. Setelah membayar belanjaannya Stella menaiki sepedanya dan menghela nafas pelan sebelum ia menggoes sepedanya. Namun aneh, ketika hendak menggoes sepedanya tak kunjung berjalan dan bagian belakang sepedanya terasa sangat berat. Stella mendoak ke belakang dan menemukan seorang pria sedang duduk di bagian belakang sepedanya dengan senyum tipis yang membuatnya mengernyit kebingungan. "Hay," sapa pria itu sambil menyodorkan es krim Cornetto ke arahnya yang langsung diterima Stella sambil terkekeh pelan. Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Geral cowok yang pernah ia temui sebelumnya. Mereka duduk di kursi yang berada di depan minimarket sambil menikmati es krim, Stella tersenyum malu-malu ketika melihat Geral menatapnya sedari tadi. "Kenapa sih natal gue gitu banget, iler gue masih ada ya?" ucap Stella sambil menutup wajahnya dengan tangan. Geral yang mendengar itu lantas tertawa pelan dan mengacak rambut Stella gemas, yang menerimanya hanya bisa terdiam sambil menahan perasaan aneh di d**a. "Nggak kok, cuma lucu aja gitu lihat cewek pakai piyama lagi goes sepeda, apalagi ceweknya itu kamu." Stella tersipu lalu menepuk bahu Geral hingga membuat cowok itu meringis lebay dan tertawa pelan di detik berikutnya. "Lo kok bisa ada di sini? Rumah Lo di Deket sini ya?" "Nggak, tadi saya mau ke rumah teman Mama saya, mau ketemu sama anaknya tapi anaknya lagi pergi. Terus saya ngeliat kamu lagi sepedaan di jalan, terus saya ikutin deh." Stella mengangguk-anggukkan paham sambil memakan es krimnya. Tiba-tiba ponselnya berdering dan Stella langsung mengambil ponselnya dan mengangkatnya. "Halo, Zriel? Ada apa?" "Baru bangun tidur?" "Nggak kok, gue udah bangun dari tadi." "Lo lagi di mana? Kok berisik banget kayaknya." "Oh ini gue lagi di minimarket, beli skincare." "Oh gitu, pulangnya hati-hati ya." "Iya, nanti gue telfon kalo gue udah nyampe rumah, gue tutup ya? Bye!" Stella menghela nafas dan menyimpan ponselnya di saku. "Pacar kamu?" Stella menatap Geral dengan kening yang mengernyit lalu menggeleng cepat. "Bukan, temen gue, orangnya emang gitu, perhatian banget." "Jadi, kamu udah punya pacar?" Stella hanya bisa tertawa pelan sambil menghabiskan es krimnya. *** Stella memasuki rumahnya dengan sesekali melompat kegirangan, ia memainkan plastik belanjaannya dengan senyum lebar sesekali berjoget ria membuat Mbak Wanti yang sedang menyapu rumah menganga aneh melihat tingkah aneh Stella yang tak biasa. Melihat Mbak Wanti sedari tadi menatapnya dengan aneh membuat Stella tertawa terbahak-bahak karena ekspresi wajah Mbak Wanti sangat lucu menurutnya. "Mbak Wan kenapa sih?" tanyanya sambil terkekeh pelan lalu duduk di sofa dengan santai. "Seharusnya Mbak yang nanya ke kamu, kamh kenapa mukanya kayak lagi seneng gitu? Ketemu siapa di jalan?" "Ada deh, hahaha." Mbak Wanti menghela nafas dan kembali melanjutkan aktivitasnya. "Oh iya tadi ada cowok yang dateng." "Siapa?" tanya Stella acuh tak acuh seraya memainkan ponselnya. "Aldi, cakep banget orangnya, La. Nyesel loh kamu nggak jadi di jodohin sama dia, Mbak Wan aja suka." Stella mendengus kesal lalu menyambar plastik belanjaannya dan berlalu pergi. "Dih, kalo suka Mbak aja yang dijodohin sama dia, Stella mah ogah banget!" Mbak Wanti yang mendengar hal itu hanya menggelengkan kepalanya, menyayangkan jika anak majikannya menolak pria tampan. *** ???
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN