Seperti dugaannya, kini Minju dan Byeolim mengajak Seo woo ke tempat yang sepi untuk membahas soal kemarin. Byeolim sendiri sudah di beritahu oleh Minju meski tidak sepenuhnya, dan saat ini Seo woo di tuntut untuk menjelaskan semuanya.
" Sebelumnya aku minta maaf pada kalian karena merahasiakan pernikahan itu, sejak awal kalian sudah tahu kalau aku akan di jodohkan dengan anak teman ayahku dan dia adalah dokter yang kemarin datang ke sekolah. " Jelas Seo woo menunduk menyesal.
" Sejak kapan kalian menikah.? "
" Dua bulan yang lalu. "
" Selama itu dan kau merahasiakannya dari kami. "
" Aku terlalu malu memberitahu kalian soal ini, aku benar-benar minta maaf. " Ucap Seo woo sekali lagi merasa sangat bersalah.
" It's okey, setidaknya kau telah berkata jujur. " Sahut Minju kemudian.
" Aku benar-benar shock mendengar berita ini, dan aku sangat tidak menyangka kalau sekarang kau adalah seorang istri muda. " Lanjut Byeolim.
" Bicara soal pernikahan karena sekarang ini kau sudah mempunyai suami, bagaimana dengan Tae kyung? Apa kau akan mempertahankan hubunganmu dengannya meskipun kau sudah menikah.? " Tanya Minju.
" Aku akan bercerai dengan ahjussi itu secepatnya, sehingga aku bisa mempertahankan hubunganku dengan Tae kyung oppa. " Ungkap Seo woo sungguh-sungguh.
" Sebaiknya jangan, Tae kyung bukan pria baik untukmu. " Sahut Byeolim membuat dua sahabatnya kini memberikan tatapan heran.
" Jadi kau lebih mendukung hubunganku dengan Ahjussi itu dari pada Tae kyung.?" Serang Seo woo tak terima.
" Bukan seperti itu, aku sangat peduli terhadapmu, aku tidak ingin kau sampai terluka karena memperjuangkan seseorang yang tidak pantas untuk di perjuangkan." Ucapan Byeolim seketika membuat mereka terdiam.
" Aku melihat mereka kemarin sepulang sekolah, dan seperti yang kau lihat waktu itu, aku juga melihat mereka saling bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. " Lanjut Byeolim berhasil membuat Seo woo terkejut.
Seo woo bangkit dari tempatnya dan membelakangi dua sahabatnya, mereka menatap Seo woo bingung dengan sikapnya saat ini.
" Kalian duluan saja, aku ingin bertemu dengan Tae kyung oppa, aku ingin memastikan sesuatu. " Ucap Seo woo bergegas meninggalkan tempat itu.
***
" Oppa. " Panggil Seo woo ketika ia melihat Tae kyung hendak menaiki anak tangga menuju kelasnya.
Sekilas ekspresi Tae kyung nampak biasa saja ketika melihat Seo woo melangkah ke arahnya, hal itu membuat Seo woo merasa sedih seakan Tae kyung tidak memiliki rasa bersalah apapun kepadanya.
" Ada apa Seo woo-ya.?" Tanya Tae kyung begitu Seo woo sudah berdiri di depannya.
" Bisa kita bicara berdua.? "
" Tentu saja. "
Mereka pun pindah ke atap sekolah untuk lanjut membahas apa yang akan Seo woo katakan, saat itu sikap Tae kyung benar-benar santai seperti biasanya dan entah kenapa hal itu sangat mengganggu Seo woo.
" Langsung saja, apa kau dan Jihyun kembali bersama.? " lontar Seo woo tanpa membuat Tae kyung merubah ekspresi wajahnya setelah mendengar pertanyaan Seo woo.
" Kenapa kau bertanya seperti itu? "
" Jawab dengan jujur. !!! "
" Oke baiklah, aku akan menjawabnya. Aku dan Jihyun tidak balikan, dan aku masih menyimpan perasaanku untukmu, maaf kalau kemarin aku tidak menghubungimu sehingga kau sampai berpikir seperti itu. "
Tae kyung meraih Seo woo kedalam pelukannya, yang awalnya merasa kesal dan emosi kini berubah menjadi sendu setelah mendapat pelukan hangat dari pria itu. Emosi Seo woo seketika itu sirna, dan semudah itu juga ia percaya kembali kepada Tae kyung meskipun ia telah melihat Jihyun dan Tae kyung bermesraan.
***
Pria itu merasa bosan berada di rumah sakit sejak kemarin, ia merasa dirinya sangat lemah sehingga bisa masuk rumah sakit seperti saat ini. Menurutnya tak ada yang lebih baik selain berada di sekolah dan melihat wanita yang di cintai nya setiap saat dari pada harus berbaring dengan perasaan bosan yang menggerogotinya saat ini.
" Minho, ibu akan keluar sebentar jika ada apa-apa kau bisa memanggil perawat, oke. " Sahut wanita setengah baya yang membuat pria itu menganggukkan kepala dengan pelan.
Setelah ibunya pergi ia pun merasa harus berjalan-jalan untuk mengembalikan staminanya, Minho meninggalkan kamar seorang diri sambil membawa cairan infusnya kesana-kemari. Tujuannya saat ini adalah atap rumah sakit di mana ada taman di atas dengan pemandangan yang dapat menyejukkan mata.
Setibanya di sana, secara tak sengaja Minho bertemu dengan Jae hoon yang saat itu hendak meninggalkan atap bersama Woojin. Mereka saling menatap satu sama lain, Minho yang langsung mengenalinya segera menahan langkah Jae hoon yang saat itu tidak mengenali siapa Minho sebenarnya.
" Dokter, kau supir pribadi Seo woo kan? " Sahut Minho membuat Jae hoon terkejut mendengarnya.
" Supir? Dia ini seorang dokter, bocah. " lontar Woojin sewot.
" Kau pasti temannya Seo woo ya." Ucap Jae hoon dengan senyum yang di anggap Minho aneh.
" Aku pria yang akan menikahi Seo woo, kenalkan namaku adalah Kang Minho." Katanya dengan penuh percaya diri.
" Bahahahahahah." tawa Woojin seketika membuat suasana berubah, Minho menatapnya dengan sinis karena tertawa setelah dirinya memperkenalkan diri.
" Apa yang lucu.?" Ucap Minho bingung.
" Jangan pedulikan dia, kau sakit apa sampai di rawat di sini.? " Tanya Jae hoon berusaha mengalihkan topik.
" Maag ku kambuh dan ibuku langsung membawaku kemari padahal aku bisa sembuh dengan hanya di rumah. " Jawab Minho berdecak kesal.
" Jangan remehkan penyakitmu, sebelum semakin parah ada baiknya di sembuhkan segera. "
" Terima kasih atas perhatiannya. "
" Lalu kenapa kau keluar, sebaiknya banyak-banyak beristirahat supaya kau cepat keluar dari rumah sakit. " sahut Woojin.
" Dokter yang menangani ku bilang aku bisa keluar dari rumah besok. "
" Sepertinya teman Seo woo ini tidak begitu berbahaya, sebaiknya aku tetap mengalihkan topik agar dia tidak melontarkan pertanyaan yang aneh. " benak Jae hoon.
" Sebaiknya kita pergi sekarang. " Lontar Woojin seakan memberikan pertolongan pada Jae hoon.
Karena Jae hoon dan Woojin sibuk dengan tugasnya ia pun terpaksa harus pergi meninggalkan Minho, setelah Jae hoon pergi barulah Minho sadar dirinya sangat penasaran dengan Jae hoon dan Seo woo dan hubungan yang mereka miliki. Bagi Minho Jae hoon bukanlah seorang supir yang dulu di katakan oleh Seo woo, bahkan melihat Jae hoon sangat di segani di rumah sakit membuat keyakinannya semakin kuat.
" Hey, Jae hoon-ah. "
" Hmmm.? "
" Anak itu bicara seakan dia begitu yakin akan menjadi suami Seo woo, aku penasaran apa yang akan di lakukan nya saat dia tahu kalau Seo woo sudah menikah denganmu. "
" Sebaiknya dia tidak perlu tahu."
" Apa kau tidak masalah jika Seo woo memiliki pacar meskipun kalian sudah menikah.? " Tanya woo jin tiba-tiba.Â
Jae hoon terdiam kemudian mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum kecil, " Selagi dia bahagia dengan kehidupannya ku rasa tidak masalah. " Lanjut Jae hoon.
" Bagaimana jika kau berakhir mencintainya. " pertanyaan yang sama kembali terlontar di mulut Woojin dan kali ini di tujukan untuk Jae hoon.
" Tidak mungkin. " Jawab Jae hoon dengan wajah yang datar.
***
Hari itu di habiskan Seo woo dengan bercengkrama bersama dua sahabatnya, pembicaraan yang random sebenarnya. Desah kesal Minju yang berusaha mendekati pak Kim berujung gugup sebelum memulai, gerutu Byeolim yang kelas berakhir sangat lambat dan ekspresi bahagia Seo woo yang kala itu membuat dua sahabatnya melirik dengan tatapan penuh tanya.
" Kau kenapa.? "
" Aku dan Tae kyung oppa sudah kembali bersama, dia dan Jihyun tidak balikan dan untuk pertama kalinya dia memelukku dengan lembut sehingga membuat jantung ku hampir meledak karena bahagia. " Jelas Seo woo penuh semangat.
Minju dan Byeolim saling menatap satu sama lain, keduanya bahkan bingung harus bereaksi apa kali ini. Melihat antusias Seo woo yang seperti itu tentu tak ingin membuatnya sampai merasa tersinggung.
" Wah, kau benar-benar telah menjadi b***k Cinta nya Tae kyung Sunbae. " Lanjut Byeolim geleng-geleng kepala.
" Kita sebagai sahabatmu hanya dapat mendukung yang terbaik, dan semoga Tae kyung sunbae benar-benar serius kali ini. " Ucap Minju di sambut anggukan mantap dari Byeolim.
" Kalian memang sahabat terbaikku, terima kasih sudah ada, aku sangat menyayangi kalian. " Pelukan erat di berikan Seo woo kepada mereka dan di balas dengan tawa kegirangan.
***
Sore hari sepulang les private, Seo woo pulang ke rumah untuk mengambil barang-barangnya. Malam ini dia akan tinggal bersama Minju lagi, dan sebelum Jae hoon pulang ia harus buru-buru meninggalkan rumah karena tak ingin sampai bertemu dengannya. Kejadian semalam yang hanya dia yang ingat membuatnya malu jika harus bertemu langsung, dan sebaiknya Jae hoon tetap lupa akan kejadian tersebut.
" Baiklah, ku rasa ini sudah cukup. " Ucap Seo woo setelah mengemas baju-bajunya ke dalam tas berukuran besar.
Tanpa menunggu waktu lama Seo woo segera meninggalkan kediaman Jae hoon, di luar sudah ada taksi yang di pesannya sehingga membuat gadis itu bergegas masuk ke dalam mobil dan supir pun langsung melaju dengan cepat.
" Tabungan ku masih cukup untuk beberapa bulan ke depan, meskipun Ahjussi dan ayah tidak mengirimkan uang setidaknya ini sudah sangat cukup untukku. " benak Seo woo saat melihat saldo rekening melalui ponselnya.
Sementara itu di tempat lain, seorang pria baru saja menjatuhkan tubuhnya yang terasa lelah di atas kursi kerjanya. Ketika pandangannya tertuju pada sebuah bingkai di atas meja dan tangannya pun mulai meraihnya.
" Apa yang harus ku lakukan Soo bin? Melihat anak itu terus menderita karena aku rasanya sangat menyakitkan. " Ucap Jae hoon sambil menatap bingkai foto mendiang istrinya.Â
Tok.. Tok.. Tok..
Jae hoon meletakkan bingkai itu kembali ke tempatnya dan melirik ke arah pintu di mana seseorang baru saja masuk dengan senyum yang ramah, Jae hoon bangkit dari kursinya menunduk hormat di hadapan ayah mertuanya yang saat itu baru saja duduk di hadapannya.
" Jae hoon-ah, ada yang ayah ingin bicarakan denganmu." Ucap beliau membuat Jae hoon nampak penasaran mendengar suara ayah mertuanya yang terdengar sangat serius.
" Aku mendengar kalau Seo woo mengikuti kelas akting lagi, mungkin Seo woo sudah memaksa mu sehingga kau mau untuk mengikuti apa yang dia inginkan. Tapi Jae hoon-ah, melihat Seo woo yang ingin menjadi seorang artis bukanlah hal baik untuknya. Dia harus menjadi seorang dokter seperti anggota keluarganya yang lain, oleh karena itu aku berniat untuk mengeluarkan Seo woo lagi dari agensi yang saat ini di tempati nya agar dia tidak bisa mencapai kedinginan bodohnya itu. "
" Aku mengerti maksud ayah, tapi aku melakukan itu bukan karena Seo woo memintanya. Tapi karena aku membiarkan dia mengejar apa yang begitu di inginkan nya, melihat Seo woo yang begitu antusias dengan dunia entertainment membuatku ikut senang bisa membantunya mencapai keinginan itu, bukannya aku ingin menentang ayah. Tapi aku hanya ingin Seo woo bahagia dengan pilihannya sendiri. "
" Aku beruntung telah menjadi ayah mertua mu, kau adalah pria baik yang sangat peduli dengan Seo woo. Sebagai ayah aku merasa sangat malu, dan soal kepergian Seo woo dari rumah."
" Tenang saja ayah, dia sudah kembali ke rumah. " Potong Jae hoon membuat ekspresi wajah ayah mertuanya berubah lega.
***
" Kau yakin suami mu tidak akan datang menjemput mu lagi.? " Tanya Minju ketika Seo woo sibuk memakai produk skincare miliknya.
" Aku sudah meninggalkan pesan di rumah kalau aku tidak akan tinggal bersamanya lagi, dan stop menyebut ahjussi itu sebagai suamiku. " Jawab Seo woo penuh penegasan.
" Tapi Seo woo, setahuku dokter Jung itu pernah menikah tapi istrinya meninggal karena kecelakaan dan setahuku juga istrinya dulu adalah seorang artis yang cukup terkenal di masanya. Melihatmu menjadi istri dokter Jung bukankah itu sebuah takdir untuknya. "
" Bicara apa kau ini, soal dia dan masa lalunya bukan urusan ku lagi dan soal diriku yang sekarang tidak ada kaitannya sama sekali jadi berhenti membahas pria itu. "
Minju merebahkan tubuhnya dengan malas kemudian kembali menatap Seo woo sambil tersenyum aneh, melihat hal itu Seo woo pun ikut tersenyum.
" Seandainya aku ada di posisimu, menikah dengan pria yang lebih tua yang memiliki paras tampan mungkin tak akan menjadi masalah bagiku. " Ucap Minju yang sudah dapat di tebak oleh Seo woo siapa yang sedang di pikirkan oleh gadis itu.
" Soal pak Lee, apa kau yakin perasaanmu itu sungguh-sungguh padanya.? " Tanya Seo woo mulai menatap Minju serius.
" Aku belum pernah menaruh perasaan pada siapapun sebelumnya, mungkin saat ini aku hanya merasa ini adalah perasaan semata dan akan berakhir secepat mungkin. Tapi nyatanya setiap melihat pak Lee aku merasa sangat bersemangat menjalani hari-hari di sekolah, meskipun sikap dinginnya terkadang menyebalkan tapi mengetahui dia single sudah membuatku merasa tenang. "
Melihat Minju yang mengatakannya dengan sungguh-sungguh membuat Seo woo merasa bahwa Cinta itu adalah suatu kebodohan yang di lakukan tanpa di sadari, ia tahu di saat Tae kyung berbuat salah akan tetapi dia tetap memilih menetap dan kembali mempercayainya. Terkadang hal itu membuatnya merasa lucu sendiri, tapi merasa bahagia di saat yang bersamaan.
***
Sebuah mobil berwarna hitam baru saja memasuki pelataran rumah, dan seorang pria tampan dengan merangkul ransel keluar dari mobil tersebut sambil membawa sekotak makanan untuk di jadikan makan malamnya bersama seseorang malam ini.
Jae hoon mulai membuka pintu rumah dengan memasukkan kode lalu setelah itu masuk dan mendapati rumah dalam keadaan gelap, tak ada penerangan sama sekali. Dan ketika seisi ruangan menyalah ia melirik ke lantai dua tepat di pintu kamar Seo woo.
" Apa dia belum pulang.? " Ucap Jae hoon dengan wajah penasaran.Â
Jae hoon berjalan menuju dapur dan saat melewati meja makan ia mendapati secarik kertas yang tergeletak di atas sana.
" Ahjussi, aku sudah memutuskan untuk berpisah denganmu jadi biarkan aku hidup sendiri. Karena kau tidak memberikan surat perceraian maka anggap saja aku dan kamu sudah bercerai, jangan mencari ku lagi. " Tulis Seo woo di kertas itu.
" Maafkan aku Ayah, putrimu tidak ada di rumah." Ucap Jae hoon merasa bersalah pada ayah mertuanya.