Sepulang sekolah ketiga gadis itu pergi menikmati waktu bertiga seperti biasa, hari ini ada toko baru yang buka di mana toko tersebut menjual menu hidangan yang sedang populer yaitu toast egg. Di sudut toko ketiga gadis itu asyik menikmati toast mereka masing-masing dengan di temani minuman dingin sesuai kesukaan mereka.
" Seo woo, kau tahu kalau Minho masuk rumah sakit.? " sahut Byeolim tak membuat Seo woo bergeming.
" Aku tidak peduli dia masuk rumah sakit apa tidak, bagaimana kau bisa tahu soal itu? Kau tidak menyukai Minho kan. " balas Seo woo kemudian.
" Tentu saja tidak, aku tidak sengaja melihat postingan para fansnya yang mengatakan bahwa dia masuk rumah sakit karena maag."
" Lemah sekali, padahal dia seorang laki-laki. "
" Jangan remehkan penyakit, mau itu laki-laki ataupun perempuan kalau sudah terkena penyakit mereka bisa apa. " sambung Minju.
" Wah kau terdengar seperti seorang calon dokter saja. "
" Tentu, aku akan mengambil kuliah kedokteran seperti kakakku. " Jawabnya mantap.
" Kau sendiri, apa kau yakin akan tetap menjadi seorang artis.? " Tanya Byeolim pada Seo woo.
" Sekali pun aku gagal menjadi artis, aku tetap tidak akan menjadi dokter seperti keluarga ku. " Ucap Seo woo nampak memelas.
" Lalu bagaimana training mu di agensi hits itu, apa ada kemajuan.? " Lontar Minju penasaran.
" Pelatih ku bilang aku sudah banyak perkembangan dengan menghafal naskah yang mereka berikan dalam waktu singkat, minggu ini adalah penentuan kontrak eksklusif dan jika aku lolos aku bisa menjadi trainee tetap di sana. " Jawab Seo woo penuh semangat.
" Kau harus berterima kasih pada suami mu, karena dia juga kau bisa berada di sana kan. " Ujar Byeolim seketika membuat ekspresi wajah Seo woo berubah.
" Aku sudah tidak ingin bertemu dengannya lagi, sudah satu minggu aku tidak bertemu dengannya dan kehidupan ku masih baik-baik saja. Mungkin lebih baik seperti ini, aku tidak ingin terikat olehnya lagi. " Jawabnya pelan.
Setelah menikmati makanan mereka siang itu, tiba saatnya Seo woo membayar tagihannya. Gadis itu sengaja mentraktir dua sahabatnya karena sudah banyak membantunya selama ini, tapi saat Seo woo hendak membayar tiba-tiba saja penjaga kasir mengembalikan kartu kredit Seo woo karena tidak bisa di gunakan. Hal itu sontak membuat Seo woo terkejut mengetahui bahwa saldo pada kartunya bahkan masih bisa membeli satu unit ponsel terbaru.
" Ada apa.? " Tanya Minju yang penasaran dan baru saja tiba di kasir.
" Kartunya terblokir jadi adek ini tidak bisa membayarnya. " Jawab penjaga kasir tersebut.
" Ya sudah pakai punyaku saja. " Minju menyerahkan kartunya dengan cepat.
" Maaf, padahal aku yang ingin mentraktir kalian."
" Jangan minta maaf, kami mengerti kok posisimu saat ini. "
Seo woo merasa beruntung memiliki sahabat seperti mereka yang tidak meninggalkannya di saat seperti itu, dan soal kartu kredit yang terblokir ia tahu kalau semua itu di lakukan ayahnya agar dia menyerah dan kembali ke rumah.
***
Keesokan harinya, Seo woo pergi ke tempat agensinya dengan penuh semangat. Sepanjang perjalanan ia terus berharap dapat lolos sehingga ia bisa melangkah sedikit demi sedikit untuk mencapai impiannya itu. Setibanya di sana, semua orang terlihat bisik-bisik sambil memperhatikannya dengan tatapan yang menurut Seo woo aneh.
Di tempat training itu dia memang tidak memiliki teman yang cukup dekat, hanya beberapa orang saja yang biasa di ajak bicara dan kali ini mereka nampak berbisik-bisik menatapnya. Hal ini benar-benar membuat perasaan Seo woo sedih, yang dapat di lakukan nya hanya duduk di kursinya tanpa memperdulikan tatapan aneh dari mereka.
" Aku sudah dengar, dia datang ke agensi karena seseorang yang mengenal pemilik agensi dan bukan karena bakat. "
" Wah kalau begitu dia bisa saja lolos kontrak nanti. "
" Perusahaan benar-benar jahat jika memilihnya. "
Seo woo mendengar omongan mereka dari tempatnya duduk, ini kali pertama dirinya mendengar seseorang menceritakan dirinya di belakang. Rasanya ia ingin memarahi mereka, tapi Seo woo sadar posisinya saat ini tidak boleh sampai mencari masalah. Dan dia hanya akan membuktikan pada mereka kalau omongan mereka barusa tidaklah benar, dengan bakat aktingnya ia akan membungkam mulut orang-orang yang telah berani mencibirnya di belakang.
" Hey, jangan terganggu jika kau merasa dirimu ingin menjadi artis. Dunia entertainment sangat kejam bahkan lebih kejam dari ini, jika kau tidak bisa mengatasinya mulai sekarang maka kau tidak akan bisa mengatasinya di masa depan. " Ucapan Jihyun saat melewatinya barusan membuat Seo woo terkejut bukan main.
Kedatangan Jihyun saat itu bukanlah menjadi peserta melainkan penonton untuk menyaksikan bakat dari trainee baru yang akan melalui proses seleksi ini, Seo woo merasa bahwa kali ini Jihyun terlihat baik padanya namun hal itu tak membuat Seo woo melontarkan kata terima kasihnya.
***
Seo woo menghela nafas pelan saat sepasang manik matanya melirik keluar jendela, bulir-bulir air jatuh membasahi bumi. Kali ini bumi jauh lebih gelap dari biasanya, dan benar saja yang sebelumnya hanya gerimis kini perlahan menjadi deras.
Ia melirik layar ponselnya menunggu sebuah pesan yang tak kunjung masuk, hari ini merupakan hari pengumuman lolos kontrak seminggu yang lalu di adakan, dan yang di nyatakan lolos akan menandatangi kontrak eksklusif sehingga akan mendapat pelatihan ekstra untuk menjunjung keinginannya menjadi seorang artis.
Dua sahabatnya datang membawa jajanan kantin untuk Seo woo, sejak kartu kreditnya di blokir oleh ayahnya hanya mereka yang mampu menolong di saat lapar. Cobaan yang berat bagi Seo woo namun ia tak mau menyerah dan tetap akan seperti itu, tapi jika melihat temannya yang seperti itu terus membuatnya lama kelamaan merasa tidak enak.
" Terima kasih yah, aku tidak bisa mengatakan apa-apa selain terima kasih. " Ucap Seo woo menunduk lesu.
" Angkat kepala mu, kita ini sudah seperti saudara jadi jangan merasa sungkan. " Lontar Byeolim membuat Seo woo kembali mengangkat wajahnya.
" Bagaimana dengan pengumuman mu, apa mereka sudah mengirimkan email.?" Tanya Minju kemudian.
" Belum, aku sudah menunggu sejak tadi. Bahkan di grup chat sudah ada beberapa yang mengaku bahwa mereka lolos. "
" Kau sabar saja, mungkin sebentar lagi mereka akan memberitahumu. "
Baru saja Minju bergumam tiba-tiba saja ponsel Seo woo berdering menandakan ada pesan yang masuk, ia segera membuka pesan tersebut dan fokus membaca informasi yang baru saja datang dari perusahaan.
Dalam pesan itu di sebutkan bahwa Seo woo gagal dalam audisi, wajahnya seketika berubah dan kedua matanya terlihat berkaca-kaca menahan tangis. Minju dan Byeolim sangat paham situasi yang di alami Seo woo, melihat sahabatnya yang bersedih membuat mereka ikut sedih. Seperti cuaca kali ini yang buruk, hati Seo woo pun ikut buruk dan membuatnya menangis di hadapan mereka berdua.
***
Sepulang sekolah Seo woo harus berangkat ke tempat lesnya dengan naik bus umum, semenjak ia tak punya banyak uang hal yang jarang di lakukan menjadi lebih rutin akhir-akhir ini. Hidup sederhana tak selalu buruk menurutnya, tapi kali ini rasanya sangat berbeda dan mulai terasa menyebalkan.
Pengumuman dari agensi membuatnya sangat sedih, saat bus sebentar lagi hampir tiba di tempat lesnya ia menekan tombol pemberhentian dan segera turun begitu bus berhenti. Seo woo ingin bolos les untuk menenangkan dirinya kali ini, sebuah taman yang terdapat di ujung jalan membuat langkahnya tanpa sadar mengarah ke tempat itu.
Perlahan tapi pasti air mata Seo woo kembali mengalir di kedua pipinya, ia menundukkan kepala lantaran tak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat. Tekanan hidup yang di alaminya akhir-akhir ini sukses membuat tangisnya semakin menjadi-jadi, ia merindukan keluarganya, rasa kesepian dan juga sedih akibat gagal menandatangani kontrak seakan bercampur aduk menjadi satu.
" Seo woo. " Sahut seseorang berhasil membuat gadis itu menoleh ke arahnya.
" Oppa. " Ucap Seo woo terkejut melihat kemunculan Tae kyung.
" Ada apa denganmu, kenapa kau menangis di sini.? " Tae kyung mulai mendekat dan menatap wajah Seo woo yang terlihat sangat menyedihkan.
" Opaa." Seo woo langsung memeluk Tae kyung dan kembali menangis sejadi-jadinya.
Tae kyung hanya dapat membalas pelukan gadis itu dan membiarkannya menangis sampai ia merasa lebih baik, dan setelah menangis beberapa menit kemudian Seo woo merasa lebih tenang. Ia mencurahkan semua isi hatinya pada Tae kyung saat itu, mulai dari kabur dari rumah hingga gagal audisi, kecuali hubungan yang menyangkut tentang Jae hoon saja yang tidak di sebutkan..
" Gagal itu hal biasa, semua orang akan merasakan kegagalan sebelum akhirnya menikmati kesuksesan. Kegagalan mu saat ini bukan berarti kau harus menyerah akan keinginanmu kan, bukannya kau harus lebih semangat lagi dan buktikan pada semua orang kalau kau mampu meraih semuanya. "
" Ucapan Tae kyung Oppa terdengar sama seperti dukungan Jihyun waktu itu, kenapa mereka terlihat begitu sama.? " benak Seo woo menatap Tae kyung dengan sendu.
" Sudah, jangan menangis lagi. " Sambil menghapus air mata Seo woo dengan sapu tangan miliknya.
" Kau jangan bolos les lagi, dan pulang lah ke rumah. Orang tua mu pasti akan sangat cemas. " Lanjut Tae kyung lembut.
" Terima kasih, berkat mu aku merasa jauh lebih baik sekarang. " Gumam Seo woo mulai tersenyum kecil.
Dari kejauhan di pinggir jalan menuju taman, sebuah mobil berwarna silver baru saja menepi dan seorang pria setengah baya keluar dari mobil tersebut. Ia menghampiri Seo woo yang sedang asik mengobrol dengan Tae kyung hingga akhirnya ketika pria itu tiba di sana, tangannya langsung meraih Seo woo sehingga membuat Seo woo beranjak dari kursinya.
" Ayah.? "
Mendengar Seo woo menyebut nama ayah, Tae kyung spontan berdiri dan membungkuk hormat di hadapan beliau.
" Apa yang kau lakukan dengan seorang pria di tempat ini, bukannya ini jam les mu? Apa kau bolos demi pergi bersama pria lain.!!! " Sentak Ayahnya dengan nada yang keras.
" Tidak seperti itu om, Seo woo. "
" Diam, aku tidak bicara denganmu.!!! " Potong Ayah Seo woo sukses membuat Tae kyung terdiam.
" Ikut ayah pulang. " Ajaknya sambil menarik tangan Seo woo, saat itu Seo woo tidak bisa mengatakan apapun karena takut ayahnya akan mengatakan yang tidak-tidak di depan Tae kyung nanti sehingga ia hanya dapat pasrah saat beliau membawanya pergi.
Tae kyung memberi kode pada Seo woo bahwa ia akan menghubunginya nanti, dan Seo woo langsung mengangguk setuju setelah melihatnya.
***
Setibanya di rumah, Seo woo di tarik masuk ke dalam rumah oleh ayahnya. Ia kembali di marahi karena pergi bersama pria lain, awalnya Seo woo diam dan membiarkan ayahnya bicara sampai puas hingga akhirnya tiba untuk dirinya yang bicara.
" Jauhi pria itu, ayah tidak ingin kamu bertemu dengannya lagi. " Ucap Hoseok ketus.
" Tidak mau, dia adalah pacarku. Aku tidak mau menjauhinya." Jawab Seo woo tak kalah ketus.
" Apa katamu.!!! " Sentak beliau seketika membuat Seo woo ketakutan.
" Ayah kenapa seperti ini? Dulu ayah selalu mendukung keinginanku tapi kenapa sekarang ayah selalu memaksaku melakukan apapun yang ayah inginkan, aku bukan boneka, aku ini putrimu dan aku hanya manusia biasa. " Seo woo tak dapat membendung air matanya lagi hingga membuat dirinya menangis di hadapan beliau.
" Kau sudah menikah, bagaimana tanggapan orang tua Jae hoon jika mereka melihat kamu pergi dengan pria lain. "
" Sejak awal aku sudah menentang pernikahan ini, tapi aku memikirkan kalian juga dan memutuskan untuk menerimanya. Tapi semua itu tak membuatku bahagia, aku masih muda dan masih ingin menikmati kehidupan seperti remaja lainnya. Apa aku salah, tolong katakan ayah kalau aku salah. " Pinta Seo woo dengan menggerakkan tubuh ayahnya yang saat itu terdiam mendengarnya.
" Masuk ke kamar mu sekarang juga, malam ini keluarga Jae hoon akan makan malam di rumah ini. Kau harus bersiap-siap dan bersikap baik di hadapan mereka. "
" Aku mau pulang. " Sahut Seo woo kemudian.
" Kenapa.? "
" Di rumah ini tidak ada baju-baju yang Bagus, suruh supir ayah yang mengantarku pulang. " Lanjut Seo woo yang akhirnya dapat bersikap lebih tenang.
Saat Seo woo hendak pergi menemui supir ayahnya di luar, tiba-tiba saja beliau bergumam.
" Maafkan ayah, sudah membuat kehidupan mu jadi seperti ini. "
Seo woo kembali menangis mendengarnya namun kembali melangkahkan kaki meninggalkan beliau yang menundukkan kepala karena merasa bersalah, ucapan ayahnya barusan seakan mengiris hati Seo woo. Bahkan mendengarkan kata maaf saja lebih sakit dari pada di paksa menikah.
***
Setibanya di rumah, Seo woo langsung berjalan menuju kamarnya. Saat itu Jae hoon belum pulang sehingga ia tak harus bertemu dengan pria itu, saat memasuki kamarnya ia langsung merebahkan tubuhnya dan mulai termenung dengan ucapan maaf ayahnya beberapa saat yang lalu.
" Kenapa dia tidak mengatakan itu lebih awal, menyebalkan sekali. " Ucap Seo woo kesal.
Mengetahui kalau malam ini akan ada makan malam keluarga di rumah orang tuanya, membuat Seo woo merasa tidak terganggu, bagaimana pun juga ia tak bisa melarikan diri terus. Gadis itu kemudian bangkit dan berjalan menuju lemari pakaian, melihat semua isi pakaian yang ada di lemarinya membuat gadis itu merasa bosan karena tak ada yang cocok untuk di pakai nanti malam.
" Kenapa bajunya ada di sini.? " Ucap Seo woo kebingungan saat melihat kemeja Jae hoon ada di dalam lemari pakaiannya.
Tak menunggu waktu lama ia pun segera turun untuk mengembalikan kemeja itu, sebelum Jae hoon pulang tak ada salahnya ia masuk ke dalam kamar itu tanpa sepengetahuan Jae hoon.
Saat masuk ke dalam, Seo woo terkejut setelah melihat isi kamar Jae hoon yang sangat rapih dan juga harum dengan aroma khas pria itu, tanpa babibu lagi Seo woo pun membuka lemari pakaian Jae hoon dan terkejut setelah melihat isinya yang di penuhi oleh pakaian wanita.
" Apa-apaan ini, kenapa semua isinya pakaian wanita.? " Ucapnya sambil memperhatikan setiap pakaian yang ada di dalam lemari.
Melihat dari model dan merk pada pakaian tersebut, Seo woo ketika tercengang di buatnya. Semua pakaian itu merupakan pakaian mahal dan limited edition sampai sekarang, Seo woo baru sadar bahwa semua pakaian itu merupakan milik mendiang istri Jae hoon yang masih di simpan sampai sekarang. Dan setelah mengembalikan kemeja Jae hoon, buru-buru Seo woo segera meninggalkan kamar pria itu.