🌸 First Kiss
Pria itu terlihat mendatangi beberapa tempat yang terlintas di pikirannya sambil menahan rasa cemas yang sejak tadi menggebu-gebu, sudah beberapa jam yang lalu ia mencari dan terus mencari keberadaan Seo woo hingga sampai saat ini tak kunjung menemukannya. Sejak percakapan terkahir mereka di sekolah, Seo woo ia tak pernah bertemu atau bahkan saling berkomunikasi via telepon.
Tempat terakhir yang di kunjungi oleh Jae hoon adalah agensi tempat Seo woo berlatih akting, tapi setelah tiba di sana ia juga tak berhasil menemukan Seo woo. Rasa lelah mulai menghampirinya meskipun ia masih belum menyerah, saat hendak pergi ke tempat lain tiba-tiba saja ponselnya berdering yang menandakan ada telepon yang masuk.
" Jae hoon-ah, istri kecilmu ada di rumah orang tuaku. Sepertinya dia pergi dari rumah tanpa bilang padamu, apa kau akan ke sini untuk menjemputnya.? " Sahut Woo jin di seberang sana.
" Aku akan segera ke sana menjemputnya, pastikan dia tidak pergi kemana-mana. "
" Tenang saja, kau sebaiknya segera kemari. "
Setelah menerima telepon dari Woojin, perasaan lega mulai menghampiri Jae hoon setelah sebelumnya merasa sangat cemas dengan keberadaan Seo woo. Pria itu segera masuk ke dalam mobil dan meluncur dengan kecepatan penuh menuju kediaman orang tua Woojin.
Sementara itu di tempat lain, Seo woo yang sebelumnya di buat kesal dengan Woojin baru saja menjatuhkan tubuhnya dengan malas di atas tempat tidur. Kemudian Minju masuk dan meminta maaf pada Seo woo atas sikap kakaknya, padahal Minju tidak tahu penyebab pasti kenapa Seo woo tiba-tiba merasa bad mood.
" Kakak ku memang seperti itu, terkadang sifat kekanak-kanakannya muncul. "
" Tidak kok, kakak mu tidak mengatakan apapun yang membuatku terganggu. "
" Btw Seo woo, aku khawatir ayahmu pasti sudah mencari mu, sebaiknya kau menghubungi beliau. " Lontar Minju kemudian.
" Ayahku tidak akan tahu, kau tidak perlu memikirkannya. "
" Memangnya sampai kapan kau akan tinggal di sini.? "
" Sampai aku merasa lebih tenang. "
" Aku tidak mengerti maksudmu, akhir-akhir ini kau benar-benar sulit di mengerti. " Lanjut Minju sambil merebahkan tubuhnya dan mulai fokus memainkan ponselnya.
" Apa sebaiknya aku jujur pada Minju, tapi rasanya sangat memalukan untuk di ketahui olehnya. " benak Seo woo mulai merasa bingung.
Tok… Tok.. Tok…
" Siapa sih. " Ucap Minju kesal dan segera membuka pintu kamarnya.
Saat Minju membuka pintu kamar, gadis itu spontan terkejut setelah melihat sosok di balik pintu tersebut adalah Jae hoon. Ia tak mengerti kenapa Jae hoon ada di rumahnya dan alasan ia mengetuk pintu kamarnya.
" Siapa.? " Tanya Seo woo ikut mengecek siapa yang di lihat Minju sehingga membuatnya membeku di tempat.
" Ahjussi, kenapa kau datang kemari.? " Tanya Seo woo membuat Minju menoleh ke arahnya dengan heran.
Jae hoon meraih tangan Seo woo dan hendak mengajaknya untuk pergi, " Kita pulang, jangan bersikap seperti anak kecil dengan pergi dari rumah. "
" Lepaskan aku, aku tidak mau pulang dan tinggal denganmu lagi.! " Sentak Seo woo setelah menepis tangan Jae hoon.
" Seo woo, ada apa ini? Kalian berdua, kenapa bertengkar? Ada apa sebenarnya.? " Tanya Minju di buat kebingungan dengan aksi keduanya.
" Minju, kemari. Biarkan mereka bicara berdua. " Sahut Woojin dan segera di turuti oleh Minju.
Sekarang Seo woo dan Jae hoon saling menatap satu sama lain dengan ekspresi yang berbeda, namun saat itu Jae hoon mencoba berbicara dengannya lebih lembut agar Seo woo dapat mengerti sepenuhnya.
" Dengar, ayah dan ibumu baru saja datang ke rumah tadi sore dan ingin bertemu denganmu tapi kau tidak ada saat mereka datang. Aku sudah memberitahu mereka kalau kau mengikuti les malam, dan akan menjemputmu hari ini, sampai sekarang mereka masih ada di rumah dan ingin melihat mu, kau sebaiknya pulang denganku agar masalahnya tidak semakin rumit." Pinta Jae hoon dengan sangat.
" Baiklah, aku akan pergi menemui mereka. " Seo woo memutar tubuhnya masuk ke kamar untuk mengambil barang-barangnya.
Setelah semua barangnya selesai di bawa, ia pun menghampiri keluarga Minju dan meminta maaf atas kejadian yang terjadi di rumah mereka. Dan Seo woo meminta pada Minju untuk tidak marah atas apa yang telah di ketahui nya barusan, sebagai sahabat yang baik tentu Minju akan langsung mengerti dengan situasi yang di rasakan oleh Seo woo meskipun ia sangat terkejut setelah mengetahui yang sebenarnya dari Woojin.
***
Setibanya di rumah, Seo woo langsung keluar dari mobil dan membanting pintu dengan kasar. Kemudian ia melangkah dengan cepat masuk ke dalam rumah dan segera bertemu kedua orang tuanya yang saat itu masih menunggu kedatangannya.
" Seo woo, akhirnya kau pulang nak ibu sudah membuatkan semur daging kesukaanmu. " seru ibunya yang menyambut Seo woo dengan hangat.
" Sepertinya akhir-akhir ini kau belajar dengan giat, ayah salut dengan ambisi mu itu. " Sahut Ayahnya masih membuat Seo woo diam tak bergeming.
Jae hoon yang baru saja sampai di ruangan itu memohon maaf pada kedua orang tua Seo woo karena begitu lama di luar, dan mereka memaklumi akan hal tersebut.
" Aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin bercerai. " Ucap Seo woo terdengar lantang dan membuat suasana hening seketika.
" Seo woo, apa kau kelelahan nak? Sebaiknya pergilah tidur, semur dagingnya bisa kau makan besok saja. "
" Lupakan soal semur daging, aku ingin bercerai dengan orang itu. " Seo woo menunjuk Jae hoon tanpa meliriknya sama sekali, kedua orang tuanya menatap Seo woo dengan ekspresi yang berubah.
" Katakan sekali lagi. " sahut ayahnya mulai terdengar serius.
" Aku ingin cer~" Belum sempat Seo woo menyelesaikan ucapannya satu tamparan yang cukup keras mendarat di pipi Seo woo hingga membuat ibu dan Jae hoon seketika terkejut melihatnya.
" Anak kurang ajar, bagaimana mungkin kau dengan mudahnya meminta cerai seperti itu.!!! " Sentak beliau menusuk sampai ke dalam hati Seo woo.
Gadis itu hanya diam sambil menyentuh pipinya yang terasa perih, ia mencoba untuk tidak menangis di hadapan mereka. Dan saat ini Seo woo kembali menatap wajah ayahnya dengan tatapan serius, segala ketakutannya kini sirna setelah mendapat tamparan yang cukup keras barusan.
" Aku membenci kalian semua, kalian selalu menyakiti perasaanku semenjak perjodohan itu berlangsung, apa kalian pernah memikirkan bagaimana perasaanku? Terkadang aku bertanya-tanya apakah benar akun ini adalah anak kalian? Perlakukan kalian terhadapku sangat menyakitkan, aku tetap ingin bercerai dengan ahjussi itu bagaimana pun caranya, aku tetap akan bercerai. " Ucap Seo woo dengan nada yang sangat tinggi di akhir kalimat.
" Pergi dari rumah ini, dan jangan pernah kembali, hidup sesuka mu di luar sana tanpa meminta pertolongan dari kami, pergi.!!!! " Teriak Ayahnya seketika membuat Seo woo terpukul dan langsung berlari meninggalkan rumah Jae hoon.
Ketika Jae hoon hendak mengejarnya, Ayah Seo woo terlanjur melarang dan meminta Jae hoon untuk tetap tinggal. Bagi pria setengah baya itu, cara terbaik untuk menyadarkan Seo woo adalah dengan perlakuan yang kasar seperti itu. Meskipun Jae hoon dan Ibu Seo woo nampak tak setuju dengan hal itu.
***
Keputusan Seo woo untuk tidak kembali ke rumah itu membawanya ke tempat sepi yang berujung dengan tangisan, bekas tamparan ayahnya masih terasa sampai sekarang dan membuat dirinya baru bisa menangis tersedu-sedu saat ini. Di tempat yang sepi seorang diri dan malam yang sudah larut, ia tersadar begitu mendengar suara seseorang yang berjalan keluar dari gang yang ada di depannya.
Langkah kaki Seo woo mendadak bergetar, terlebih lagi ketika dua pria yang terlihat mabuk baru saja keluar dari sana. Tatapan pria itu mengarah pada Seo woo yang hendak pergi, karena takut ia jadi tidak bisa melarikan diri hingga akhirnya tersungkur ke tanah.
" Hai adik manis, kenapa kamu bisa main sampai di sini.? "
" Yuk main sama om. "
" Jangan mendekat. " Sahut Seo woo tegas.
Ketika dua pria itu mendekat, beruntung di dekatnya ada pasir sehingga membuat gadis itu langsung melemparnya tepat di mata mereka, dan ketika Seo woo berhasil bangun ia pun langsung melarikan diri secepat mungkin. Tapi sayangnya mereka mulai mengejar, dan hal itu semakin membuat Seo woo ketakutan dan berteriak minta tolong sekeras mungkin.
Tepat ketika Seo woo keluar dari kompleks itu seseorang menarik tangannya dan mengajaknya bersembunyi di balik tembok, dua pria tadi yang baru saja keluar berlari ke arah yang berlawanan sehingga mereka dapat keluar dari persembunyian mereka.
" Ahjussi.? " Ucap Seo woo terkejut setelah mengetahui bahwa yang menolongnya barusan adalah Jae hoon.
" Tempat ini sangat berbahaya di malam hari, sebaiknya kita segera pulang sebelum mereka kembali. " Ajak Jae hoon langsung di tolak oleh Seo woo.
" Aku tidak akan kembali ke rumah mu lagi, " Ucapnya ketus.
" Lalu kau mau kemana selarut ini? Apa kau mau bertemu dengan orang jahat seperti mereka lagi, bagaimana jika aku tidak datang mencarimu? Apa kau yakin akan selamat.?" Tanya Jae hoon sukses membuat Seo woo bungkam.
Setelah memikirkannya beberapa saat akhirnya Seo woo berhasil diajak pulang oleh Jae hoon, meskipun di perjalanan pulang gadis itu tetap meminta Jae hoon untuk segera menceriakan nya.
***
Seo woo terbangun di malam hari setelah merasa tenggorokannya gatal, ia bangun dan melirik jam yang menunjukkan pukul 2:00 malam. Suasana rumah sudah gelap dan sunyi namun setelah Seo woo keluar ia tak sengaja mendapati Jae hoon di ruang makan yang sedang membaringkan kepalanya di atas meja dengan sebotol wine di depannya.
" Ternyata dia suka minum-minum tengah malam, pantas saja aku tidak pernah tahu. " Ucap Seo woo sangat pelan berjalan menuju dapur.
" Soo bin~ah, jangan pergi…, aku tidak bisa hidup.. Tan.. Paaaam. ..uuuu. " erang Jae hoon setengah sadar akibat mabuk berat yang di alaminya.
" Cih.., ternyata dia seperti ini jika sedang mabuk."
Kemudian terdengar isak tangis Jae hoon yang membuat Seo woo terdiam menatapnya, Jae hoon menangis tersedu-sedu seperti ada penyesalan yang pernah di lakukan nya. Seo woo kemudian mendekat dan berusaha menyadarkannya, tapi saat Seo woo mendekat Jae hoon sudah memeluknya dengan erat dan tangisnya semakin menjadi-jadi.
" Kumohon maafkan aku, aku berjanji tidak akan pernah mengecewakanmu, berikan aku kesempatan untuk memperbaikinya kumohon… Soo bin-ah, kumohon jangan meninggalkan aku lagi. " Ucap Jae hoon semakin mempererat pelukannya.
" Ahjussi sadarlah, ini aku Seo woo. "
" Tidak.. Tidak.., kamu adalah Soo bin istriku. "
" Dia benar-benar sudah mabuk berat. " benak Seo woo pasrah.
" Baiklah Ahjussi, sebaiknya kau pindah ke kamarmu sekarang juga.!" Seo woo mulai melepas pelukannya setelah di rasa Jae hoon mulai melemahkan pelukannya.
Saat Seo woo hendak membantu Jae hoon berjalan, karena tubuh Jae hoon yang besar dan kekuatan Seo woo tak cukup mereka sampai jatuh di mana Seo woo jatuh tepat di atas tubuh Jae hoon.
" Soo bin. " Tangan Jae hoon meraih wajah Seo woo dan mulai menciumnya dengan lembut, wajah Seo woo spontan berubah memerah dan jantungnya berdegup sangat kencang hingga membuat dua bola matanya membulat dengan sempurna.
Setelah Jae hoon menyudahi aksinya ia pun jatuh tak sadarkan diri sementara Seo woo masih diam membeku di tempat, saat kesadarannya kembali ia menatap Jae hoon tak percaya. Ciuman pertamanya telah di curi oleh pria yang tidak di cintanya meskipun pria itu adalah suaminya sendiri.
***
Perlahan tapi pasti pria itu mulai membuka kedua matanya, ia menatap langit-langit ruangan yang terlihat tidak asing dan begitu ia sadar dan terbangun pandangannya melirik kesana-kemari dan ia berusaha untuk mengingat apa yang telah terjadi padanya hingga membuatnya sampai tidur di ruang makan seperti itu.
" Gawat, semalam aku mabuk dan tidur di sini semalaman. " Ucap Jae hoon sambil memegang kepalanya yang pening.
" Sudah jam berapa sekarang.? " Jae hoon melirik jam dinding dan seketika membuatnya panik.
" Gawat, aku harus segera ke rumah sakit. "
Jae hoon bangkit dari lantai dan bergegas menuju kamarnya, Seo woo muncul dari lantai dua lengkap dengan tas sekolah. Saat mereka saling menatap satu sama lain saat itu juga keduanya menoleh ke arah lain yang membuat Seo woo malu karena mengingat kejadian semalam, sedangkan Jae hoon yang tidak mengingatnya merasa malu jika sampai Seo woo melihat tingkah lakunya pagi ini.
" Aku berangkat. " Sahut Seo woo dengan cuek.
" Tu-tunggu Seo woo, apa semalam kau turun dari kamar mu? Atau pagi ini apa kau turun untuk mengambil sesuatu.? " Tanya Jae hoon memastikan agar Seo woo tidak sampai melihat kejadian pagi ini.
" A-aku tidak turun sejak semalam, " Jawabnya berusaha tak melakukan kontak mata dengan pria itu.
" Syukurlah kalau begitu. " Ucap Jae hoon menghembuskan napas lega.
" Apa dia tidak ingat kejadian semalam, kenapa dia sampai bertanya seperti itu.? " Benak Seo woo merasa bingung.
Seo woo kembali melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, pagi ini dia akan berangkat cepat untuk menghindari Jae hoon. Pagi ini adalah suatu kebetulan bisa berpapasan dengannya meskipun ia sudah bangun cukup awal untuk menghindarinya.
" Aku berangkat. ! "
" Kau tidak ingin ku antar.? "
" Tidak perlu. " Jawabnya cepat dan berlalu meninggalkan Jae hoon.
Begitu Seo woo berhasil keluar rumah, ia pun langsung bertingkah aneh dengan lompat-lompat sambil menjambak rambutnya dengan geram, kejadian semalam benar-benar membuatnya malu untuk sekedar menatap wajah Jae hoon.
" Ahjussi sialan, dia telah mencuri ciuman pertamaku yang hanya akan ku berikan untuk Cinta pertamaku saja. " Ucapnya dengan kesal dan berjalan dengan langkah yang cepat.