Saat ini Seo woo dan Minho tengah memberikan keterangan terkait pelecehan serta penipuan yang di lakukan Choi Joon di hadapan polisi, sambil menahan tangis Seo woo pun menceritakan kejadian sejak awal hingga Minho datang menolongnya. Choi Joon yang berada di sel sementara meneriaki Seo woo hingga membuat gadis itu ketakutan, namun Minho yang berada di sebelahnya terus memberi kekuatan agar Seo woo tidak takut lagi.
" Terima kasih atas kerja samanya, sebenarnya Choi Joon merupakan salah satu dalang di balik penjualan manusia yang mulai beredar di kota ini, karena kalian akhirnya dia berhasil kami tangkap. " Ucap kepala polisi merasa sangat berterima kasih.
" Kuharap dia di tahan dan di beri pelajaran yang keras pak. " Lontar Seo woo sekali lagi mengundang emosi Choi Joon yang mendengarnya.
Setelah semua selesai tiba saatnya mereka pergi dari kantor polisi, jika saja Seo woo tidak meminta polisi untuk tidak memberitahu orang tuanya mungkin saat ini masalah akan semakin panjang. Untungnya hanya mereka yang ada di TKP dan pihak polisi saja yang tahu, lalu setelah itu Minho dan supirnya mengantar Seo woo pulang ke rumah.
" Bisa turunkan aku di rumah sakit saja.? " Pinta Seo woo pada Minho.
" Kenapa, apa kau merasa sakit.? " Tanya Minho penasaran.
" Aku ingin menemui ayah dan ibuku sebentar, tidak apa-apa kan. " Lanjut Seo woo menyangkal bahwa ia tak ingin Minho sampai mengantarnya sampai di rumah.
" Antar dia ke rumah sakit Jungjae. " Titah Minho dan langsung di laksanakan oleh supirnya.
♕♛
Pintu terkuak dan memunculkan sosok Woo jin yang membawa dua cup kopi yang di sodorkan untuk Jae hoon, kemudian pria itu duduk di kursi pasien sambil menyeruput kopinya. Saat ini Jae hoon masih harus lembur dan belum bisa pulang ke rumah, tapi ia sudah meminta Kyung woo untuk menemani Seo woo lagi agar gadis itu tidak merasa kesepian.
" Jae hoon-ah, apa akhir-akhir ini kau dan gadis kecil merasa jauh lebih dekat.? " Tanya Woojin melirik Jae hoon yang sibuk melihat rekam medis para pasiennya.
" Apa maksudmu, kenapa kau tiba-tiba penasaran dengan hubunganku dan dia.? "
" Lupakan saja, kau tidak menghubunginya kalau malam ini kau akan lembur lagi.? "
" Tidak perlu, dia tidak menuntut di beri kabar jadi aku tidak harus melakukannya. "
Tok… Tok… Tok..
Tatapan Jae hoon dan Woo jin tertuju pada pintu ruangan yang masih terdengar suara ketukan dari luar, karena penasaran Woo jin pun mengambil alih untuk membukanya.
" Oh rupanya gadis kecil. " Ucap Woo jin ketika melihat sosok Seo woo yang saat ini menatapnya dalam diam.
" Apa ahjussi ada di dalam. ?"
Woo jin kemudian membuka pintu lebih lebar agar Seo woo dapat melihat Jae hoon di dalam, melihat kehadiran Seo woo lantas membuat Jae hoon meletakkan rekam medis pasien dan beranjak menghampirinya.
" Ada apa dengan wajahmu, kenapa lebam seperti itu.? " Tanya Jae hoon yang langsung di buat khawatir.
" Sebaiknya aku pergi dulu. " Ucap Woo jin yang perlahan meninggalkan mereka berdua.
" Aku di pukul seseorang. " Jawabnya pelan.
" Siapa yang memukulmu.?"
Terlebih dahulu Jae hoon menyuruh Seo woo untuk duduk, kemudian ia bergerak mengambil salep pereda nyeri setelah mengetahui bahwa lebam di wajah Seo woo masih menimbulkan nyeri sampai sekarang. Setelah itu Seo woo menceritakan kejadiannya kepada Jae hoon, mendengar hal itu Jae hoon menyuruh Seo woo untuk lebih hati-hati lagi terhadap orang baru yang di temuinya.
" Kenapa rasanya sangat menyakitkan, sebenarnya apa yang aku harapkan datang kemari menemuinya? Kenapa responnya sangat biasa, apa dia benar-benar tidak memiliki perasaan apapun kepadaku.?" Benak Seo woo diam membisu.
" Syukurlah kau tidak terluka parah, aku akan mengantarmu pulang. "
" Ahjussi apa kau mengkhawatirkan aku. ?"
" Apa yang kau katakan, tentu saja aku khawatir. "
" Tapi kekhawatiran mu tidak seperti yang ku harapkan. " Benak Seo woo menunduk sedih.
" Apa malam ini kau lembur lagi.? " Tanya Seo woo kemudian.
" Iya, aku lembur lagi."
" Dia bahkan tidak mengabariku." batin Seo woo semakin kecewa.
" Aku bisa pulang sendiri, kau di sini saja menyelesaikan pekerjaanmu. " Lanjutnya bergegas meninggalkan ruangan Jae hoon.
Masih merasa kecewa, ia berpikir Jae hoon akan menahannya dan tetap mengantarnya pulang akan tetapi Jae hoon masih berada di ruangannya tanpa berniat mengejar Seo woo sama sekali.
♕♛
Samar-samar Seo woo mendengar seseorang memanggilnya dari luar kamar, ia membuka kedua matanya dan melirik ke arah pintu dengan wajah yang lesu. Ternyata Kyung woo yang baru saja hendak pulang memberitahu bahwa dia sudah membuatkan sarapan untuknya, dengan suara yang parau Seo woo menyahut dan saat itu juga kakaknya pun pergi.
Ada yang aneh ketika Seo woo hendak bangkit, tubuhnya terasa lemah dan kepalanya pusing seakan ingin muntah. Ia menyentuh keningnya yang terasa panas sambil mendesah berat. Seo woo tak mau kalah dari demam yang di alaminya saat itu dengan bergegas bangkit untuk pergi ke sekolah.
Setelah beberapa saat bersiap-siap ia pun turun menuruni anak tangga dan masih dalam keadaan yang sama, bahkan setelah mandi tubuhnya terasa berat dan sakit kepalanya semakin menjadi-jadi. Begitu berhasil menuruni anak tangga dan ketika hendak ke ruang makan rasanya langkah kaki Seo woo semakin berat.
" Ada apa denganku~" Perlahan tubuhnya terhuyung ke lantai hingga akhir nya tak sadarian diri.
Kedatangan Jae hoon di pagi itu membuatnya terkejut mendapati Seo woo yang terbaring di lantai, ia pun menghampirinya dan memeriksa keadaan Seo woo yang sangat panas akibat demam yang di alaminya. Ia pun meminta maaf sebelum menggendong gadis itu, karena kamar Jae hoon berada di lantai satu maka dari itu ia membawanya kesana agar lebih cepat menanganinya.
Setelah Seo woo di baringkan, Jae hoon mencoba termometer untuk mengukur suhu tubuh Seo woo. Begitu alat itu berbunyi yang menandakan hasilnya sudah keluar, Jae hoon langsung terkejut karena suhunya di luar dari yang ia duga. Apa yang membuat Seo woo sampai mengalami demam setinggi itu, beruntung dia pulang lebih awal dari biasanya sehingga bisa memberi pertolongan untuk Seo woo.
♕♛
Perlahan tapi pasti Seo woo mulai membuka kedua matanya, di lihatnya langit-langit kamar yang asing kemudian ia menangkap sosok Jae hoon yang sedang tertidur dalam posisi duduk di sebelahnya. Ia tak begitu ingat apa yang terjadi, saat menuruni anak tangga dan setelah itu pingsan hingga akhirnya Jae hoon datang dan menolongnya semua tak di ketahuinya.
" Ahjussi. " Panggil Seo woo seketika membuat pria itu terbangun dari tidurnya.
" Akhirnya kau bangun juga, apa sudah merasa lebih baik.? " Tanya Jae hoon hendak menyentuh kening Seo woo namun tak jadi mengingat peraturan yang tidak membolehkan dirinya menyentuh Seo woo kecuali dalam keadaan mendesak.
" Jam berapa sekarang? Aku harus ke sekolah. " Ucap Seo woo parau.
" Tenang saja aku sudah menghubungi wali kelas mu, kau boleh istirahat hari ini. "
" Kalau begitu biarkan aku kembali ke kamar ku."
" Di sini saja, kamarmu ada di lantai dua dan kondisimu sedang tidak baik sekarang jadi biarkan kamu memakai kamarku untuk sementara. "
Tak ada pilihan lain lagi selain menerimanya, lagi pula ia merasa nyaman berada di kamar Jae hoon. Melihat Jae hoon yang ada di rumah membuatnya ikut senang dan juga ia tak akan merasa bosan nantinya.
" Aku akan memperkerjakan seseorang di rumah ini, dia adalah bibi yang dulu bekerja di rumah ku, dengan adanya dia di rumah ini maka kau tidak akan merasa kesepian nantinya. Dan juga Kyung woo tak harus datang menemani mu lagi nanti. "
" Terserah kau saja.". Jawabnya pelan.
" Hari ini dia akan langsung bekerja, dan dia akan tidur di kamar tamu. "
" Kalau begitu aku akan bersiap-siap ke rumah sakit, kau harus makan dan minum obatmu oke. " Jae hoon beranjak dari tempatnya dan membuat Seo woo seperti hendak menahan langkahnya.
" Kau akan meninggalkanku sendirian dengan kondisi seperti ini.? " Lontar Seo woo tak terima.
" Kan aku sudah bilang kalau bibi itu akan datang hari ini, dia yang akan merawatmu. Lagi pula aku tidak berhak atas dirimu kan, kau sudah lupa dengan janji yang kita buat? Sebagai seorang pria aku tidak akan melanggar janji itu. " Ungkap Jae hoon kemudian.
" Aku benci dengan janji itu. " Benak Seo woo kesal.
Setelah Jae hoon bersiap-siap tak lama kemudian bibi yang Jae hoon maksud sudah datang, dengan begitu tugas untuk menjaga Seo woo di serahkan kepadanya. Harapan Seo woo bisa di rawat oleh Jae hoon sirnah sudah dan kini ia kembali merebahkan tubuhnya dan bersiap untuk tidur lagi.
♕♛
Di sekolah, Minju dan Byeolim nampak mengkhawatirkan Seo woo yang mendapat keterangan sakit dari wali kelas mereka. Keduanya sudah berusaha untuk menghubungi Seo woo namun nihil, mereka bahkan hendak ke rumah Seo woo untuk menjenguknya namun keduanya tak tahu rumah Seo woo sekarang.
" Cho Seo woo.!!!!! " teriak seseorang sukses membuat semua pandangan tertuju ke arahnya.
" Dimana Seo woo? Apa benar hari ini dia tidak datang ke sekolah.????" Tanya Minho begitu cemas.
" Wali kelas bilang seperti itu, tapi kami berusaha menghubunginya tapi tidak di jawab. " Balas Minju.
" Kalau begitu sepulang sekolah kita menjenguk dia saja, aku tahu alamat rumah Seo woo. " Lanjut Minho membuat keduanya kaget.
" Hah, sejak kapan kau tahu alamat rumah Seo woo.? "
" Kalian lupa, sejak SMP aku sudah mengikuti Seo woo dan tentu saja aku hafal alamat rumahnya. "
Minju dan Byeolim mengira kalau Minho mengetahui alamat Seo woo dan Jae hoon sekarang, nyatanya pria itu masih belum tahu apa-apa soal Seo woo. Karena tak ingin sampai memberatkan Seo woo nantinya, mereka pun meminta Minho untuk tidak menjenguk Seo woo karena akan membuatnya semakin sakit nanti.
" Tapi aku dan Seo woo sudah menjadi teman, dia sendiri yang bilang kepadaku kemarin malam. " Jelas Minho begitu percaya diri.
" Terserah kau saja. " Balas mereka tak percaya.
" Jadi kalian mau pergi menjenguknya atau tidak.???? " Tanya Minho lagi.
" Jadi tapi tidak bersamamu. " Lanjut Minju di susul gelak tawa dari Byeolim