Begitu bel tanda pulang berdering nyaring, semua murid bergegas untuk pulang tak terkecuali Minju dan Byeolim, mereka yang telah berhasil menghubungi Seo woo dan mendapat alamat aslinya bergegas pergi sebelum Minho menyadari kepergian mereka dan meminta untuk ikut bersama.
Di luar gerbang, supir pribadi Byeolim sudah menunggu sehingga mereka langsung pergi saat itu juga. Tanpa mereka sadari Minho dan supirnya sudah mengikuti mereka dari belakang, pria itu tetap bersih keras untuk ikut bersama mereka meskipun ia sudah hafal alamat rumah Seo woo dan bisa pergi lebih awal akan tetapi menurutnya bersama dua gadis itu jauh lebih baik sehingga ia mengikutinya secara diam-diam.
" Tuan muda alamat yang mereka tuju berlawanan dengan alamat nona Seo woo. " Ucap supir Minho.
" Jadi benar dugaanku, Seo woo sudah tidak tinggal di rumahnya lagi. "
" Sepertinya alamat ini sama persis saat kita mengantar nona Seo woo pulang waktu itu. "
" Terus ikuti mereka. " Titahnya lagi.
Sementara itu Byeolim dan Minju kini sudah sampai, keduanya turun dari mobil dan melirik pesan dari Seo woo yang berisikan alamat rumahnya kemudian ia cocokkan dengan alamat yang tertera di depan rumah gadis itu.
" Kau yakin ini rumahnya.? " Tanya Minju pada Byeolim ketika mereka tiba di sebuah rumah besar sesuai alamat yang di berikan oleh Seo woo.
" Sepertinya begitu, lihat ada nama marga Jung di kotak suratnya." Tunjuk Byeolim .
" Kalau begitu biar kita coba menekan belnya."
Minju menekan bel tiga kali hingga akhirnya seseorang menjawab bel intercom dari dalam, dia adalah Ahjumma yang bekerja di rumah Seo woo. Setelah Minju dan Byeolim memperkenalkan diri mereka, Ahjumma itu membuka pintu gerbang otomatis dan mengizinkan mereka untuk masuk ke dalam.
Setelah mereka masuk, Minho yang kini sudah berada di depan rumah Seo woo menatap rumah itu dengan tatapan mencurigakan. Terlebih lagi ketika melihat nama marga yang bukan milik Seo woo di sana, kecurigaan Minho terhadap Seo woo sebelumnya kembali terungkit membuatnya harus segera mencari tahu tentang Seo woo saat ini.
" Bantu aku mencaritahu semua ini, aku curiga dia dan dokter Jung memiliki suatu hubungan. " Ucap Minho kemudian mereka meninggalkan tempat itu.
♕♛
Sejak kedatangan Minju dan Byeolim mereka terus menerus berdecak kagum dengan suasana rumah Seo woo, saat ini Seo woo sudah pindah ke kamarnya setelah merasa lebih baik dan juga ia tak mungkin mengajak dua sahabatnya ke kamar Jae hoon untuk menengoknya.
" Di rumah sebesar ini kalian hanya tinggal berdua, apa kau yakin tidak akan berakhir menyukainya nanti.? " Lontar Minju nampak antusias.
" Mereka tinggal bertiga, kau tidak lihat Ahjumma yang membukakan pintu untuk kita.?" Sahut Byeolim membuat Minju tertawa kecil.
" Aku sudah menyukainya. " Ucap Seo woo seakan tak bisa menutupi perasaanya lagi.
" Hah.??? " Respon mereka terkejut.
" Sejak kapan. ?" Tanya Byeolim.
" Kenapa kau baru mengatakannya.? " Sambung Minju.
" Aku tidak tahu kapan itu terjadi, pastinya sejak aku dan Tae kyung Oppa putus dan dia mulai menghiburku semuanya mulai berubah. " Jawabnya lirih.
" Hmmm.. Kenapa kau sangat frustasi? Dia sudah menjadi suami mu kan, kau bahkan memiliki banyak kesempatan untuk bisa dekat dengannya. "
" Tidak mungkin, kami sudah menjalin kontrak, kontrak yang ku buat setelah kami menikah dan aturan-aturan yang ku buat untuknya telah di lakukan selama ini. Aneh rasanya jika tiba-tiba aku melanggar aturan itu, dan juga dia sudah berjanji untuk bercerai setelah aku tamat SMA nanti. "
" Manusia akan melupakan janji yang di buat dalam keadaan terdesak, jika kau dan dokter Jung berakhir saling mencintai untuk apa lagi janji itu di lakukan. "
" Benar kata Byeolim, kau bisa membuat dokter Jung menyukaimu kan. "
" Tapi dia masih sangat mencintai mendiang istrinya, aku mungkin tidak akan bisa menggantikan dia. " Ucap Seo woo merasa pupus.
" Istrinya sudah tidak ada di dunia ini lagi sementara kamu sudah jelas-jelas ada, ayolah jangan pesimis duluan. " Lontar Minju berharap Seo woo lebih percaya diri lagi.
" Di samping itu, setelah kamu berhasil mendapatkan hatinya apa kau yakin tidak akan malu jika di ketahui semua orang kalau kau menikah dengan seorang duda di usia mu yang semuda ini.? " Sahut Byeolim seketika membuat suasana berubah suram.
" Byeolim benar, kamu harus mempertimbangkan baik-baik juga. Masih ada waktu untuk memikirkan semua itu, yang terpenting sekarang kau harus lebih jujur dengan perasaanmu sendiri, oke. "
Seo woo menatap dua sahabatnya secara bergantian, kedatangan mereka hari ini benar-benar menjadi obat penyembuh. Setidaknya ia merasa sedikit lebih lega setelah menceritakan perasaannya kepada mereka.
♕♛
Jae hoon baru saja pulang dari rumah sakit, ia di sambut hangat oleh ahjumma yang membukakan pintu untuknya. Kemudian wanita setengah baya itu mempersilakan Jae hoon untuk makan malam, Jae hoon melirik pintu kamarnya saat sebelum dirinya hendak masuk tiba-tiba saja Ahjumma memberitahu bahwa Seo woo sudah pindah ke kamarnya tadi pagi.
" Bagaimana dengan kondisinya? " Tanya Jae hoon kemudian.
" Sudah baikan, dia sudah makan dan minum obat. Dan juga tadi siang dua teman perempuannya datang kemari menjenguknya. " Jelas ahjumma.
" Dia sudah berani mengajak teman-temanya ke rumah ini, apa itu tidak masalah baginya.?" Benak Jae hoon melirik pintu kamar Seo woo dengan sendu.
" Aku akan mandi dan berganti baju, bisa buatkan teh jahe untuk Seo woo, setelah ini biar aku yang membawakan untuknya. " Pinta Jae hoon dan langsung di turuti oleh Ahjumma.
Sementara itu Seo woo merasa tubuhnya di penuhi oleh keringat, merasa tidak nyaman akhirnya ia memutuskan untuk mandi. Ketika beranjak dari tempat tidur kepalanya terasa sangat sakit dan pandangannya sedikit buram namun ia memaksakan untuk segera ke kamar mandi.
Tak berselang lama setelah itu Seo woo keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju mandi yang melekat di tubuhnya, setelah mandi ia mengira akan jauh lebih baik nyatanya demamnya kali ini semakin tinggi yang membuat langkahnya pun ikut melemah hingga akhirnya terhuyung ke lantai.
" Bertahanlah kamu jangan pingsan. " Ucap Seo woo pada dirinya sendiri.
Tok.. Tok… Tok…
" Seo woo, ini aku Jae hoon. Boleh aku masuk? Aku hanya ingin mengecek keadaanmu saja sebagai seorang dokter. " Sahut Jae hoon di balik pintu.
Tak ada jawaban dari dalam, Jae hoon mengira kalau Seo woo sudah tidur namun ia tetap ingin mengecek kondisi gadis itu. Saat hendak mengetuk untuk yang kedua kalinya pintu pun terbuka, ia melihat sosok Seo woo yang muncul dalam keadaan pucat masih mengenakan baju mandi.
" Ahjussi." Seo woo pun terjatuh di hadapan Jae hoon meski sempat di tahan dan saat itu kesadaran Seo woo semakin melemah.
" Tubuhnya masih sangat panas, ini semua karena dia mandi di saat kondisinya belum membaik. " Jae hoon pun menggendong tubuh Seo woo ke tempat tidur kemudian menyelimuti seluruh tubuh Seo woo dengan selimut yang tebal.
Jae hoon mengambil termometer dan segera mengukur suhu tubuh gadis itu, sambil menunggu alatnya bekerja. Ada rasa bersalah di hati Jae hoon melihat Seo woo yang masih sakit sementara dirinya adalah seorang dokter. Mengakui gelar itu dan seseorang yang tinggal di rumahnya belum sembuh rasanya sangat memalukan.
" Demam mu sangat tinggi, sebaiknya kita ke rumah sakit. " Ucap Jae hoon begitu mengecek hasilnya.
Seo woo menahan tangan Jae hoon saat pria itu hendak menggendongnya, " Jangan… Aku tidak mau ke rumah sakit, di sini saja.., bersamamu Ahjussi. " Pinta Seo woo parau.
" Baiklah kalau itu kemauanmu. " Balas Jae hoon kemudian kembali menidurkan Seo woo.
Malam itu Jae hoon menjaga Seo woo setelah memasang infus dan memberikan suntikan obat kepada Seo woo, ia tertidur di sebelah gadis itu sambil menggenggam tangannya, hal itu di lakukan setelah mengetahui dari ibu Seo woo jika putrinya sakit memegang tangan dan menemaninya semalaman akan membuatnya membaik keesokan harinya.
Tengah malam Seo woo terbangun dan mendapati Jae hoon masih Setia menemaninya, ketika ia sadar Jae hoon masih menggenggam tangannya ia pun membalas genggaman itu sambil tersenyum kecil. Rasanya ia ingin berada di posisi itu jika perlu, jika kondisinya besok membaik maka dia dan Jae hoon tidak akan sedekat ini lagi.
" Sayang sekali. " Ucapnya dalam hati.
♕♛
Gadis itu membuka kedua matanya lebar-lebar dan langsung melihat seisi kamarnya yang sepi, di sebelahnya sudah tidak ada Jae hoon bahkan ia sempat berpikir semua itu mimpi di mana Jae hoon menemaninya tadi malam. Namun setelah melihat tali infus yang masih melekat di tangannya dan kotak medis milik Jae hoon membuatnya merasa lega karena semua itu bukanlah sebuah mimpi.
Seo woo tersenyum senang ketika mengingat kejadian semalam, tangannya yang masih terasa hangat akan genggaman Jae hoon di letakkan di d**a sembari senyum kegirangan. Tanpa sadar sosok Jae hoon sudah kembali dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.
" Kau sudah bangun? Maaf kalau tidak mengetuk pintu terlebih dulu, aku boleh masuk.? " lontar Jae hoon yang masih berdiri di ambang pintu kamar.
" Apa dia melihatku senyum-senyum tadi, ahh bodohnya aku. " Benak Seo woo memberontak.
" Masuk saja. " Balasnya pelan.
Jae hoon kemudian melangkah masuk dan meletakkan nampan di atas meja, ia mengecek cairan infus milik Seo woo yang sebentar lagi habis.
" Bagaimana keadaanmu, apa sudah jauh lebih baik.? " Tanya Jae hoon kemudian beralih menatapnya.
" Sudah baikan. "
" Jangan mandi malam kalau kau merasa kondisi tubuh mu belum begitu pulih. "
" Iya aku tahu. "
" Kau mengetahuinya tapi melakukannya sampai dua kali, seperti di sengaja saja. "
" Kau tidak ke rumah sakit.? " Tanya Seo woo berusaha mempertahankan obrolannya bersama Jae hoon.
" Aku mengambil cuti. " Jawabnya setelah duduk di sebelah Seo woo.
" Kenapa? "
" Untuk fokus merawatmu. " Jawabnya sukses membuat wajah Seo woo merah merona.
" Aku sudah lebih baik sekarang, untuk apa mengambil cuti segala. "
" Aku seorang dokter, tidak mungkin membiarkan seseorang yang sedang sakit harus merawat dirinya sendiri di rumah. "
" Benar juga, ahjussi melakukan ini bukan karena aku di anggap seorang istri olehnya. " benak Seo woo merasa sedikit kecewa.
" Makan dulu lalu setelah itu minum obat. "
" Aku bisa sendiri. " Ucapnya pelan.
" Kalau begitu aku akan keluar sebentar, ada yang harus ku beli jika ada apa-apa kau bisa memanggil ahjumma di bawah, oke. " Ucap Jae hoon di balas anggukan pelan dari Seo woo.