32. Sakit

2114 Kata

“Kalau sulit dikejar, minimal jangan membuat saya semakin menyukaimu. Ngerti?” Mataku mengerjap bingung. Mas Fendi meraih tanganku, lalu menggandengku sampai kami tiba di mobil. “Mas Fendi enggak marah, kan?” tanyaku begitu tangan kami terlepas. “Saya minta maaf karena lama.” “Mana sogokannya?” Aku tersenyum, lalu mengulurkan jus buah mangga. “Ini aja. Cukup?” “Cukup.” Mas Fendi langsung menusuk plastik penutup jus dengan sedotan dan menyeruputnya. “Hm, jusnya enak.” “Kan! Tiap ke supermarket ini, saya selalu nyempetin beli jus ini. Udah ada sejak dulu soalnya.” “Di mana lokasinya?” “Itu lurus aja. Seratus meteran, paling? Dekat, kok.” “Lain kali saya coba rasa lain.” Mas Fendi membukakan pintu mobil, lalu mempersilakanku masuk. Sebelum benar-benar masuk, aku kembali menatapnya t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN