48. Dua Lamaran

2135 Kata

“Oh, enak banget supnya!” Senyumku langsung mengembang lebar begitu masakanku mendapat pujian dari Tante Ika. Beliau tidak mungkin berbohong karena saat ini beliau bahkan sedang mengambil mangkuk kecil dan bersiap menuangkan sup buatanku ke dalam benda itu. “Beneran enak, Tante?” tetap saja, validasi masih dibutuhkan di saat-saat seperti ini. “Iya. Ini enak banget. Kaldu ayamnya Tante suka, Sil.” “Ini resep dari Ibu saya, Tante.” “Fendi bilang, kamu orang Gresik? Betul?” Aku mengangguk. “Iya, Tante. Betul. Gresiknya tapi udah dekat Surabaya. Motoran bentar, udah sampai sana.” “Ah, iya, iya.” Tante Ika manggut-manggut. Beliau menyeruput kuah sup, lalu tersenyum. “Tapi, Sil, dulu Tante pernah makan mie ayam di Jombang, rasanya enggak enak. Makan sup di Ngawi juga penah, Tante enggak s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN