49. Trauma Ibu

2216 Kata

“Rajif sudah memintamu ke orang tuamu?” Mas Fendi tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Rahangnya seketika terlihat mengetat, tangannya pun langsung mengepal erat. “Nekat juga, dia!” “Mas tenang dulu.” Aku menyentuh lengan atas Mas Fendi, lalu mengusapnya pelan. “Saya udah bilang Ibu buat langsung nolak.” “Dan udah ditolak?” Aku meringis. “Sayangnya belum, Mas. Soalnya Ibu kayaknya berat buat nolak Mas Rajif.” “Karena beliau udah terlanjur suka dia?” Aku mengangguk. “Iya. Tiap kali telepon, ada aja yang beliau bahas soal Mas Rajif. Muji-muji mulu. Mungkin biar saya luluh.” “Wajar. Kalau udah suka ya memang begitu. Kaya awal-awal Ibu mau jodohin saya sama Sera, beliau juga muji-muji Sera terus. Tapi itu dulu, sekarang enggak pernah lagi.” Ngomong-ngomong, ini sudah satu minggu sej

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN