Ozy dan April pulang berdua ke Jakarta. Sedangkan Hendri ikut mobil orang tuanya.
Sepanjang perjalanan suasana di mobil itu hening. Bukan karena apa-apa, karena si cantik Aprilia sedang tidur. Ozy beberapa kali memandang gadis itu. Yang terlihat begitu damai dan sangat cantik ketika tidur.
Ozy membelokkan kemudinya ke Pom untuk mengisi bahan bakar sekaligus untuk buang air kecil. Lelaki itu meninggalkan April tanpa membangunkan gadis itu. Selesai dari toilet Ozy kaget dengan hujan yang turun dengan derasnya. Dia berlari menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari toilet. Tidak perduli dengan pakaiannya yang akan basah.
Ketika masuk ke dalam mobil, ia melihat April yang sudah bangun.
"Kamu darimana?" Tanya April yang kasihan melihat Ozy basah kuyup.
"Dari toilet, " Jawab Ozy sambil mengambil tisu untuk membersihkan wajahnya.
"Kenapa nggak bawa payung?"
"Aku nggak nyangka bakal turun hujan sederas ini. Kalau tau aku bakal bawa payung. Astaga... Aku lupa di mobil nggak ada payung. " Ozy terkekeh.
"Aku kaget banget waktu bangun tadi."
"Kenapa?"
"Karena kamu nggak ada. "
"Kangen sama aku?" Goda Ozy.
"Iiihhh, bukan. Ya kaget aja waktu bangun nggak ada siapa-siapa di mobil. "
"Oh, kirain kangen sama aku. Padahal aku seneng banget loh kalau kamu kangen sama aku. "
"Apa, sih. " Semburat merah muncul di wajah April.
"I am seriously, April. "
"Hah? " April bingung.
Ozy hanya tersenyum lalu berkata. "Aku mau ganti baju. Takut nanti masuk angin. Kamu bisa tutup mata kamu tapi kalau kamu mau lihat aku ganti baju juga nggak apa-apa." Pemuda itu masih saja menggoda April.
"Iiihh, nggak ada ya. Mending aku keluar dari mobil. "
"Jangan, " Cegah Ozy. "Diluar hujannya deras nanti kamu juga bakal basah, takutnya juga masuk angin. Nggak ada bedanya sama aku sekarang. "
Dalam diam April membenarkan. "Ya udah aku tutup mata. " April sudah menutup kedua matanya dengan telapak tangan.
"Jangan ngintip, ya. "
"Tenang, nggak usah khawatir. "
Ozy mengambil paper bag yang ada di bangku belakang kemudian mengeluarkan kaos yang ada didalamnya. Tangannya membuka kancing kemejanya yang basah.
"Jangan ngintip, ya. Ini aku lagi buka baju, " Ucap Ozy.
"Ya Allah... Nggak percaya amat. Tenang aku nggak bakalan ngintip. " Balas April.
"Yakin? Kalau mau lihat buka aja matanya, perut aku kotak-kotak loh kayak roti sobek. " Kikik Ozy.
Pikiran April langsung teringat dengan iklan s**u khusus pria yang menampilkan model pria yang perutnya kotak-kotak. "Astagfirullah hal adzim... " Pikir April.
"Yakin nggak mau lihat? "
"Iiihhh, apa'an sih. Cepetan ganti bajunya. " Suruh April.
"Beneran nggak mau lihat? "
"Enggak."
"Yakin? "
"Enggak Ozy. "
"Serius?. "
"ENGGAK... cepetan gantinya... Kenapa kamu malah godain aku terus sih. "
Ozy tertawa, senang sekali bisa menggoda April. Dia sudah selesai mengganti baju tapi ia tidak memberitahu gadis itu karena dia senang melihat April sekarang.
"Sudah belum? "
"Belum."
"Kok lama banget. "
"Masa sih? "
"Ozyyyy... Beneran belum? Aku pegel dari tadi tutup mata. "
"Ya udah buka aja nanti kamu bakal lihat aku nggak pakai baju. "
"Iiihhh... " April menunggu tapi teman masa kecilnya itu tidak kunjung menyuruhnya untuk membuka mata. Tanpa ia tahu sedari tadi Ozy terus memperhatikannya. Padahal ia sudah selesai berganti baju.
Karena kesal saking lamanya akhirnya April membuka matanya dan yang ia lihat adalah pemuda itu sedang memandangnya.
"Kenapa? Kok ngelihatnya gitu banget. "
"Enggak apa-apa. "
Ozy kembali menyalakan mesin kendaraan. Menjalankan mobilnya menerobos derasnya hujan yang masih turun.
Bagi April ini bukan pertama kalinya ia melihat Ahmad Syairozy memandangnya seperti itu. Apakah teman SDnya itu menyukainya? April langsung menggelengkan kepala, menampik pemikiran itu.
Jam sudah menunjukkan jam empat sore ketika mereka melintasi gedung tempat Ozy bekerja. Gedung dua lantai yang lumayan besar.
"Mau mampir nggak?" Ajak Ozy.
"Hah? Maksudnya mampir ke tempat kerja kamu. "
"Mau ngapain ke tempat kerja aku? Lagian sekarang tutup."
"Terus kamu ngajak aku mampir kemana? Bukanya langsung pulang. "
"Serius mau langsung pulang? "
"Ya, nggak apa-apa kalau langsung diantar pulang. " Padahal April tidak mau untuk langsung pulang. Dia masih mau menghabiskan waktu bersama Ozy.
"Gimana kalau kita makanan yang anget-anget. Seperti bakso, mie ayam atau apa gitu yang berkuah. Hawanya juga pas lagi gerimis, dingin. " Mereka sudah sampai di Jakarta.
Membicarakan makanan berkuah April langsung ingat dengan mie ayam yang berada di dekat kampusnya dulu.
"Kamu ngomongin mie, aku jadi pengen mie ayam dekat kampus aku dulu. "
"Ayo kesana. "
"Hah? Serius. "
"Serius."
"Agak jauh loh, hampir tiga puluh menitan dari sini. "
"Iya, nggak apa-apa. "
"Ya udah kalau gitu. Tapi aku jamin kamu pasti suka soalnya enak. "
"Awas aja kalau nggak enak. "
"Kalau nggak enak kenapa? "
"Nggak apa-apa. Paling nanti aku minta cium. "
Ozy tertawa sedangkan April menabok bahu pemuda itu. "Bar-bar ya. "
"Siapa suruh kayak gitu. Iihhhh... "
"Aku cuma bercanda April... "
April melengos melihat keluar ke jendela mobil sedangkan Ozy masih tertawa.