Tentang Fardhan

751 Kata
Rafardhan Aditya, pria berusia 32 tahun yang menyandang status duda sejak dua tahun yang lalu. Banyak yang heran atas perceraiannya, padahal setiap orang merasa kalau Rafardhan adalah seorang pria yang sempurna. Rafardhan Aditya, atau yang kerap di sapa Fardhan, menjabat sebagai CEO di perusahaan ayahnya yang bernama ADT Company. Fardhan menjabat sebagai CEO di sana sejak enam tahun lalu, lebih tepatnya setelah satu bulan dia menikah. Enam tahun yang lalu, Fardhan menikah dengan sang kekasih hati yang bernama Syahla Kusuma. Awalnya dia kesulitan mendapatkan restu untuk menikahi Syahla, karena orang tuanya ingin sekali Fardhan menikah dengan anak rekan kerja mereka, tak lain adalah Alena. Fardhan bahkan dijodohkan dengan Alena saat dia masih berstatus kekasih Syahla. Beruntungnya, ternyata Alena juga ingin menolak perjodohan. Akhirnya Fardhan dan Alena bekerja sama meyakinkan orang tua mereka kalau mereka tidak bisa bersama dan yakin dengan pilihan masing-masing. Saat itu, Fardhan tak memiliki pikiran apapun terhadap Alena. Dia hanya bahagia karena Alena memiliki satu tujuan yang sama dengannya, hingga dia tak terlalu kesulitan untuk lepas dari perjodohan tersebut. Setelah cukup lama menyakinkan orang tuanya, akhirnya Fardhan diberi restu untuk menikahi Syahla. Fardhan menikah dengan Syahla, dua minggu setelah pernikahan Alena dan Irham. Fardhan bahkan ikut hadir sebagai tamu di pernikahan Alena. Dan untuk saat itu, mereka yakin sekali dengan takdir bersama pasangan pilihan sendiri. Tahun pertama menjalani pernikahan dengan Syahla, Fardhan sangat bahagia. Mereka adalah pasangan suami istri ideal dan sangat serasi. Banyak yang iri melihat kemesraan mereka juga keharmonisan pernikahan mereka yang tak pernah terdengar masalah. Tahun kedua, orang tua Fardhan mulai menanyakan perihal cucu. Saat itu, Syahla masih belum hamil juga padahal mereka tak menggunakan kontrasepsi. Dan setelah berbincang serius berdua, akhirnya Fardhan setuju agar dia dan Syahla datang ke dokter. Kabar mengejutkan terdengar, saat dokter berkata kalau kesuburan Fardhan lah yang terganggu, sementara Syahla baik-baik saja. Saat itu Fardhan sangat terpukul dengan fakta yang dia dengar. Keadaan Syahla yang masih belum hamil ternyata karena dirinya yang bermasalah. Seperti yang biasa terjadi, jika sepasang suami istri masih belum di karuniai anak, maka yang akan disalahkan adalah pihak perempuan. Dan itu dirasakan oleh Syahla. Orang-orang yang tidak tahu mencibirnya dan mengatainya mandul. Jelas saja itu melukai hati Syahla. Hal itulah yang membuat keharmonisan rumah tangga Fardhan dan Syahla lenyap. Walau Fardhan sudah menceritakan keadaan dirinya pada orang tuanya, tetap saja orang lain tidak tahu hal itu. Walau orang tua Fardhan tak pernah mencela Syahla, tetap saja Syahla tak tahan dengan tuduhan orang-orang padanya. Di tahun ketiga, rumah tangga Fardhan dan Syahla semakin retak. Syahla ingin bercerai, namun Fardhan tak mengabulkan keinginannya. Fardhan berjanji akan memperbaiki diri dan meminta waktu pada Syahla agar bersabar. Setelah tahu tentang kesuburannya yang bermasalah, Fardhan merubah gaya hidupnya agar lebih sehat. Dia rutin cek ke rumah sakit juga sekalian konsultasi. Harapan tak pernah pupus dalam hatinya, semoga suatu hari nanti dia bisa memberikan seorang anak pada istri tercintanya, Syahla. Namun ternyata, Syahla tak sesabar itu. Dia tak sanggup bersabar lebih lama lagi mendengar segala cibiran orang-orang yang mengatakan dirinya mandul. Dan sebuah ide gila dilakukan oleh Syahla untuk pembuktian kalau dia tidak bermasalah. Syahla selingkuh dari Fardhan, dengan rekan kerjanya. Dia bahkan sampai hamil anak selingkuhannya, dan Fardhan tahu itu. Awalnya, Fardhan tetap pada pendirian untuk tetap mempertahankan Syahla walau tahu wanita itu mengandung anak pria lain. Namun setelah sekian lama, akhirnya Fardhan tahu dia tak setegar itu menerima keadaan istrinya yang hamil dengan laki-laki lain. Dengan berat hati dan kesedihan mendalam, akhirnya Fardhan menceraikan Syahla di usia pernikahan mereka yang keempat. Sejak bercerai dengan Syahla, Fardhan tak pernah dekat dengan wanita mana pun. Fardhan sadar akan kondisinya yang setiap hari tak kunjung ada perubahan positif. Dia tak mau lagi mengulang sakit yang sama. Karena para wanita yang mendekatinya, belum tentu mau dengan dirinya jika tahu keadaan dirinya yang sebenarnya. Dua tahun setelah bercerai dengan Syahla, Fardhan menyibukkan diri dengan pekerjaan dan kesehatannya. Setiap bulan dia rutin cek ke rumah sakit, berharap ada kemajuan. Walau setiap bulan dia harus menelan kekecewaan dengan hasil yang diberikan, Fardhan tetap tak menyerah. Dia terus berusaha agar semuanya membaik. Dan sampai sekarang, hasilnya masih belum berubah. Fardhan nyaris menyerah dan putus asa. Dia merasa, kalau ini adalah akhir hidupnya. Mungkin mulai sekarang dia harus pasrah akan keadaannya sendiri. Dia juga harus menerima fakta akan kondisinya, juga fakta kalau mungkin selamanya dia tak akan bisa memiliki seorang anak. Namun hari ini dia bertemu dengan Alena secara tak sengaja. Dan melihat Alena, membuat Fardhan sadar, bukan hanya dirinya saja yang menderita di dunia ini. Dia tidak sendirian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN