6

795 Kata
Malam ini entah kenapa Rasi berfikiran untuk membuka galeri foto yang ada di laptopnya. Rasi merindukan seseorang, seseorang yang dari pandangan pertama langsung menyita perhatian Rasi. Namun sayang seseorang itu sudah dimiliki oleh seseorang lainnya. "Beruntung banget cowok yang bisa dapetin kamu, Lola" ujar Rasi sembari melihat foto Lola yang ia abadikan. "Lola masih bahagia kan disana? Semoga ya" ujar Rasi lagi. Rasi memang menyukai Lola sejak pertemuan mereka pertama kali. Tak tau mengapa ada yang berbeda saat melihat Lola. Namun Rasi sadar, Lola sudah menemukan cintanya. Rasi pun tak ingin menganggu hubungan Lola. Karenanya, Rasi memilih untuk bersekolah di Jogja. Padahal awalnya, Rasi sudah akan masuk ke salah satu SMA yang berada di Bogor. Selalu bahagia, Lola. Batin Rasi. * Pagi harinya, Rora sudah masuk ke sekolah dijemput oleh Matahari. Awalnya Rora tidak mau, tapi Matahari beralasan jika ini adalah permintaan Papanya. Rora pun dengan terpaksa mengikutinya. Di jalan, Matahari sangat cerewet bertanya perihal Rora. "Ra kamu harusnya jangan masuk dulu lah" ujar Matahari. "Aku mau masuk" jawab Rora. "Ya tapi... " ujar Matahari yang terpotong oleh Rora. "Udah deh Matahari, mending diem aja kalo nanya terus aku turun disini" ujar Rora yang seketika membuat Matahari bungkam. Andai kamu tau Ra, aku sayang banget sama kamu. Kalo boleh aku minta sama Tuhan. Aku mau dilahirkan kembali dari Mama yang berbeda, supaya kita bisa tetap bersama. Batin Matahari. Setelah beberapa menit, mereka pun akhirnya sampai di SMA PERTIWI. Baru saja Aurora turun dari mobil, badan Aurora sudah basah kuyup karena siraman dari Mentari, Nina, dan Ayu. "Maksudnya apa he" ujar Rora masih berusaha sabar. Sementara Matahari sudah berada didekat Aurora. "Mentari kamu ngapain nyiram Aurora" ujar Matahari. "Bang, aku sebel sama dia. Aku marah sama dia" ujar Mentari. "Kamu sebel sama aku? Kamu marah sama aku karena apa hah?" tanya Aurora yang sudah mulai terpancing. "Lo. Gara-gara lo perhatian Bang Ari jadi pindah ke lo. Sekarang Bang Ari lebih merhatiin lo. Bahkan tadi dia ninggalin gua karena milih berangkat sama lo" ujar Mentari menggebu-gebu. "Gua ngerebut perhatian Abang kamu? Jadi kamu butuh banget perhatian itu ya?" tanya Aurora sarkas. "Kurang ajar ya lo. Dasar perebut perhatian orang. Perebut kebahagiaan orang" ujar Mentari yang membuat Aurora terpancing emosi. "Lo bilang kayak gitu ke gua? Apa kabar lo dan nyokap lo yang... " ujar Aurora terpotong oleh bentakan Matahari. "AURORA. SHUT UP!" bentak Matahari kepada Aurora yang membuat semua orang kaget mendengarnya karena baru kali ini Matahari membentak Rora yang notabene adalah orang yang sangat Matahari cintai. Aurora pun mendekati Matahari dan berbisik di dekatnya. "Tolong kalo udah waktunya nanti, bilang sama adik lo. Dia udah ngerebut perhatian Papa gua. Bilang juga sama adik lo. Nyokapnya udah bikin mama gua meninggal" bisik Aurora kepada Matahari yang langsung meninggalkan Matahari dan orang-orang yang ada di parkiran mobil itu. Astaga Matahari lo g****k banget. Batin Matahari. Namun setelahnya Matahari langsung menenangkan Mentari, adiknya. Sementara itu Aurora langsung menuju ke kelas Angga, dia butuh Angga saat ini. Sesampainya di kelas Angga, belum ada Angga disana. Hanya ada teman-temannya Angga. "Aurora, lo kok basah gitu?" tanya Arka teman dari Angga. "Arka, Angga kemana ya?" tanya Rora. "Angga belum dateng Ra, mungkin lagi di jalan" jawab Arka. "Ra, mending lo pakek hoodie gua dulu. Takutnya kedinginan" ujar Arka sembari memberikan hoodienya kepada Aurora. "Makasih Arka" ujar Rora sembari memakai hoodienya. Tak berapa lama kemudian Angga datang. Saat melihat ada Rora di bangkunya dengan keadaan basah kuyup, Angga langsung khawatir. "Rora kenapa?" tanya Angga. "Angga, Rora ga papa" ujar Rora. Angga pun bertanya kepada teman-temannya, namun yang dijawab teman-temannya hanya Rora yang datang dalam keadaan basah kuyup. "Siapa lagi Ra?" tanya Angga. Mereka berdua pun membeli baju seragam untuk Aurora. Saat Aurora berada di kamar mandi untuk ganti baju pun, Angga menunggunya di depan kamar mandi. Aku ga bakal ikhlas Ra, kalo kamu nyerah begitu aja. Batin Angga. "Gua harus cari tau apa yang tadi terjadi" ujar Angga. Rora pun keluar dari kamar mandi sudah dengan baju barunya dan wajah baru, lebih tepatnya topeng baru. Sekarang Aurora sudah kembali menggunakan topeng andalannya yaitu tersenyum. Angga mengantarkan Rora sampai ke dalam kelas, namun saat di kelas sudah ada Matahari yang menunggu Rora dengan cemas. Matahari juga membawa baju baru untuk Aurora. "Ra aku udah beliin baju baru buat kamu" ujar Matahari. "Rora udah ganti kok Matahari" ujar Rora sembari tersenyum. Namun Angga dan Matahari tau senyum itu. Bahkan Matahari lebih suka jika Aurora memakinya daripada Rora tersenyum begitu kepadanya. Karena senyum itu adalah tanda bahwa Aurora sangat lelah menghadapi segalanya. "Udah bel masuk sana kalian pulang ke kelas kalian" ujar Aurora yang langsung duduk di sebelah Galaksi tanpa menghiraukan yang lainnya lagi. "Rora udah sembuh?" tanya Galaksi. "Udah donggg Rora kan cewek strong" ujar Aurora. Kemudian guru datang dan mereka pun belajar seperti biasanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN