5

975 Kata
Sepulang sekolah, Angga mengantarkan mobil Aurora bersama dengan Galaksi. Tidak tau kenapa Galaksi sangat ingin untuk ikut ke rumah Aurora. Pada akhirnya Galaksi pun mencari Angga dan mengatakan kepada Angga bahwa Galaksi ingin ikut pergi ke rumah Aurora. Angga pun menyetujuinya. Galaksi mengikuti mobil Aurora yang saat ini sedang dibawa oleh Angga. Setelah berperang dengan kemacetan, akhirnya mereka pun sampai di rumah Aurora yang sangat besar. Satpam di rumah Rora sudah hafal dengan Angga, maka dari itu Angga langsung dibukakan pintu gerbang. "Makasih pak" ujar Angga yang diangguki oleh Pak Satpam. Setelah memarkirkan kendaraan, Angga dan Galaksi pun langsung masuk ke rumah Rora. Saat mereka masuk pun rumah sangat sunyi. Bagi Angga yang sudah terbiasa dengan kesunyian rumah Rora pun tak begitu mempermasalahkan. Namun bagi Galaksi yang pertama kali masuk ke rumah Rora ini menjadi pertanyaan yang sangat besar. "Sunyi ya" ujar Angga tiba-tiba. "Ah ya" jawab Galaksi. "Maklum sih, rumah se gedong ini yang nempatin cuman Rora sama artnya" ujar Angga yang membuat Galaksi semakin bertanya-tanya. "Keluarga Rora kemana?" tanya Galaksi penasaran. "Mamanya meninggal 2 tahun yang lalu. Sedangkan Papanya yang dari dulu dia bangga-banggain selingkuh dan nikah sama perempuan lain. Itu yang ngebuat Mama Rora meninggal. Mama Rora, bunuh diri" ujar Angga yang tentunya membuat Galaksi sangat terkejut. "Gua gatau kenapa bilang ini sama lo. Tapi gua percaya sama lo" ujar Angga lagi. "Lo jangan bingung ya kenapa gua tau semua tentang Rora. Rora itu adik sepupu gua. Salah satu orang yang paling gua sayang" ujar Angga yang saat ini membuat Galaksi semakin terkejut. "Adik? Bukannya Lo itu sama Rora mantan? Pernah pacaran?" tanya Galaksi. "Itu semua bohong. Itu semua gua buat supaya gaada yang gangguin Rora lagi. Dulu banyak banget yang pengen deketin Rora karena dia cantik" ujar Angga. "Ah ya. Dan mereka semja belum tau kalo lo sepupunya Rora?" tanya Galaksi. "Ya. Kecuali Lo sama Matahari" ujar Angga. "Matahari? Tapi kenapa Matahari masih cemburu tiap lo deket sama Rora?" tanya Galaksi. "Matahari itu kakak tirinya Rora. Dia anak dari mama tiri Rora" ujar Angga. "Apa?" ujar Galaksi terkaget-kaget. Kemudian pembicaraan mereka terhenti ketika datang Bi Sri dari arah dapur. "Eh mas Angga, mau jenguk nonton Rora ya? Rora ada di kamarnya mas. Ini saya mau ngasih bubur, tadi ga mau makan" ujar Bi Sri. "Biar Angga aja yang bawa Bi. Bibi ngerjain yang lainnya aja" ujar Angga. "Yaudah mas, bibi ke dapur dulu ya. Permisi Mas Angga dan temannya" ujar Bi Sri. Matahari kakak tiri Aurora, tapi kenapa Matahari ngejar-ngejar Rora buat jadi pacarannya? Batin Galaksi bertanya-tanya. "Gua tau pasti banyak pertanyaan yan sekarang ada di pikiran lo. Tapi sorry mungkin next time kita lanjut pembicaraan tentang ini. Mending kita sekarang ke kamar Aurora" ujar Angga. "Oke" jawab Galaksi. Angga dan Galaksi pun naik ke lantai dua untuk ke kamar Aurora. "Angga" ujar Rora melihat Angga membawa makanan masuk ke kamar Rora. Lalu Rora melihat ada Galaksi. "Galaksi?" ujar Rora terkejut ketika melihat Galaksi. "Hai Ra, gimana udah mendingan?" tanya Galaksi. "Udah kok" ujar Rora. "Kalo udah ayo makan" ujar Angga. "Ndamau ah. Rora ga laper" ujar Aurora. "Makan ga" ujar Angga. "Ga mau. Rora ga mau bubur. Rora mau bakso yang ada di depan komplek. Beliin dong Angga ganteng" ujar Rora. "Ck emang nih bocah nyebelin banget" ujar Angga. "Yaudah gua beliin nih. Galaksi, jagain dia bentaran ya. Gua mau beliin bakso dulu" ujar Angga. "Iya Ngga" jawab Galaksi. Saat ini Aurora sedang bersama Galaksi di kamarnya. "Emangnya ga suka bubur ya?" tanya Galaksi. "Rora suka sebenarnya tapi lagi ga pengen aja" ujar Aurora. "Tapi kamu harus minum obat kan?" tanya Galaksi. "Iya sih" Ujar Rora. "Yaudah sekarang gua suapin ya. Buburnya enak kok abis itu langsung minum obat terus istirahat ya?" tanya Galaksi. "Tapi... " jawab Rora yang terjadi karena Galaksi mengatakan sesuatu. "Ssstttt... Dimakan ya. Kasian loh bi Sri udah buatin bubur enak gini tapi dianggurin. Gua suapin" ujar Galaksi yang entah mengapa membuat Rora menurut begitu saja. Satu suapan sudah masuk ke mulut Rora. Kenapa Rora jadi penurut begini? Ga gaboleh. Pokoknya Galaksi itu cuman target Aurora aja. Rora ga cinta sama siapapun itu. Gaada yang bisa Rora percaya di dunia ini. Ga ada. Batin Rora. Galaksi pun menyuapi Rora dengan telaten sampai ke suapan terakhir. "Tuh enak kan. Sekarang minum obatnya ya. Bentar gua ambilin" ujar Galaksi yang langsung mengambilkan Rora obat dan memberikannya kepada Aurora. Aurora pun meminum obat tersebut dan tidak sampai 5 menit Aurora tertidur karena memang obat yang diminum Rora terdapat obat agar Rora bisa tertidur dengan cepat dan beristirahat. Lima menit berselang, Angga datang dengan membawa 3 mangkok bakso. "Rora maaf ya lama ini tadi antri banget si" ujar Angga yang belum melihat jika Rora sudah tidur. "Sstttt Angga, diem. Rora udah tidur" ujar Galaksi yang membuat Angga sadar. Angga pun mengajak Galaksi keluar dari kamar Rora dan saat ini mereka sedang di kamar Angga sembari memakan bakso. "Kok bisa udah tidur gitu?" tanya Angga. "Tadi gua suapin makan bubur mau, terus abis. Gua kasih obatnya dan dia minum ga lama kemudian mungkin karena efek dari obat dia udah tidur" ujar Galaksi membuat Angga menganga. "Seriussan dia mau nurut sama lo?" tanya Angga. "Maksud lo?" tanya Galaksi yang masih bingung. "Itu dia mau nurutin lo buat makan  bubur dan minum obat tanpa embel embel minta hadiah? Gilaaaaaa sama gua aja dia susah banget nurut. Tapi ini sama lo langsung nurut" ujar Angga. "Kebetulan aja mungkin" jawab Galaksi. "Ah iya udah malem Ngga, gua harus pulang ini. Btw thanks ya buat traktiran baksonya" ujar Galaksi. "Santai aja lo. Hati-hati ya dijalan" ujar Angga. Galaksi pun pergi meninggalkan rumah Aurora. Ra, apa Galaksi yang selama ini lo tunggu buat jadi pemecah hati lo yang udah beku? Buat jadi satu-satunya orang yang bisa lo percaya? Meskipun itu bukan gua. Tapi gua ga papa Ra. Buat gua lo bisa bahagia gua bener-bener seneng. Batin Angga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN