Pagi ini Aurora menempati janjinya kepada Angga. Sebelum ke kelasnya, Rora mampir dulu ke kantin untuk menitipkan roti buatannya. Setelahnya Aurora pun pergi ke kelas Angga di kelas 11 IPS 3.
Aurora pun masuk saja ke kelas itu. Namun batang hidung Angga belum terlihat.
"Si, Angga dimana ya? Biasanya jam segini udah berangkat" tanya Rora pada Susi, salah satu teman kelas Angga.
"Cieee Aurora nyariin Angga. CLBK nihh CLBK" koor anak sekelas.
"Ga lah hahahah" jawab Rora.
"Tadi udah berangkat kok Ra, tapi lagi ke toilet. Kamu tunggu aja di tempat duduknya" jawab Susi.
"Siapp. Makasih yapp Susi" ujar Rora yang langsung duduk di bangku Angga.
Tak berapa lama, Angga pun datang.
"Rora, ngapain disini?" tanya Angga.
"Taraaaaa" ujar Rora sembari memperlihatkan kotak makanan yang berisi roti kepada Angga.
"Itu Roti Rora yaa?" tanya Angga dengan berbinar yang disambut dengan anggukan dari Aurora.
"Asikkk" jawab Angga.
"Yaudah Rora ke kelas dulu ya udah mau masuk nih" ujar Rora kepada Angga.
"Mau aku anterin?" tanya Angga.
"Ga usah Rora mau mampir ke toilet juga soalnya. Dadah Angga. Gaes Rora balik ke kelas Rora duluan yaa" ujar Rora kepada Angga dan seluruh teman-teman Angga di kelas.
"Bye bye Aurora" ujar mereka serempak.
Aurora pun berjalan ke toilet. Karena akan masuk ke toilet, Rora melepas tasnya dan menaruhnya di dekat wastafel lalu masuk ke toilet. Biasanya semua siswa melakukan itu dan barang mereka tidak pernah hilang.
Rora sudah berada di dalam toilet, dan datang Nina, Ayu, dan Mentari. Nina dan Ayu meraih kain pel dan menaruhnya di gagang pintu agar pintu tidak bisa di buka. Sementara Mentari hanya bisa melihat itu semua tanpa bisa mencegah teman-temannya. Karena tanpa sadar, Mentari juga bahagia melihat Rora menderita.
"Mampus lo" ujar Ayu.
Mereka pun segera meninggalkan toilet dan sampai di kelas tepat bel berbunyi. Tak mungkin jika Rora bisa masuk ke kelasnya di jam pertama. Karena di sekolahnya setiap dua kelas terdapat sekat toilet dan saat siswa ingin ke toilet mereka harus ke toilet itu. Sedangkan toilet yang digunakan oleh Rora tadi adalah toilet yang besar dan mungkin hanya digunakan saat istirahat.
Aurora yang berada di dalam tidak bisa membuka pintunya pun khawatir. Karena belum sudah berbunyi.
"Hallo, ada orang diluar? Tolong aku kekunci" teriak Rora.
Rora pun mencari handphonenya untuk menghubungi seseorang, namun Rora lupa jika handphonenya berada di tasnya yang saat ini ada di luar.
Aurora bingung setengah mati. Aurora takut jika asmanya kambuh dan dia berakhir dengan pingsan di toilet. Tapi Aurora harus kuat.
"Tolongggg, ada yang di luar? Rora kekunci disini" ujar Rora.
Dua jam berada di dalam toilet membuat Aurora kesulitan bernapas karena sangat pengap.
"Tolong Rora" ujar Rora lirih.
1 jam setelahnya Rora hanya bisa diam sembari memegangi dadanya yang sangat sesak.
Sementara itu sedari tadi Galaksi melihat ke bangku sebelahnya yang kosong. Bahkan tidak ada kabar sama sekali. Tadi, Galaksi sudah sempat menelfon dan menchatnya. Namun Rora tidak balas, bahkan tidak diangkat juga. Sampai istirahat jam pertama ini, Rora tidak ada.
Saat istirahat, Angga masuk ke kelas Rora untuk mengajak Aurora ke kantin. Namun tidak ada Rora sama sekali di dalam, padahal guru baru saja keluar.
Angga pun bertanya kepada teman-teman Rora.
"Rora kemana sih?" tanya Angga.
"Dari tadi ga berangkat Ngga" ujar Eza.
"Apaan ga berangkat orang tadi ngasih gua Roti terus dia mau ke kelas kok tadi pagi" ujar Angga.
"Tapi emang Rora dari tadi pagi ga masuk Ngga" ujar Gita.
"Seriusan lo?" tanya Angga.
"Beneran" ujar mereka sekelas.
"Jangan... Jangan... Anjing. Git, Din" bantuin gua ngecheck toilet. Tadi Rora sebelum ke kelas mau ke toilet. Ga mungkin kan gua ngecheck sendirian. Ntar dikira ngapa-ngapain" ujar Angga kepada Gita dan Dina.
"Yaudah yuk, tar traktir yaa" ujar Dina.
"Siapp" jawab Angga.
"Gua boleh ikut?" tanya Galaksi tiba-tiba.
Angga menatap sebentar Galaksi dan langsung membolehkannya.
Mereka berempat pun mencari Rora di toilet. Namun saat mereka akan berpindah ke toilet, ada Matahari datang.
"Puas lo udah ngerebut Aurora dari gua? Puas lo njing!?" tanya Matahari kepada Angga.
"Ri, ga tepat lo bilang kayak gitu ke gua saat gua lagi nyari Rora yang ilang" ujar Angga.
"Rora ilang? Gimana bisa? Rora?" ujar Matahari yang berbalik khawatir.
"Gua juga bakalan nyari Rora. Gua bakalan nyuruh teman-teman gua nyari dia juga" ujar Matahari.
"Ga usah banyak bacot. Buktiin aja" ujar Angga, lalu meninggalkan Matahari.
Angga dan yang lainnya pun memasuki toilet yang berada di dekat lapangan basket outdoor. Galaksi sedang menahan pintu agar tidak tertutup.
Saat mereka masuk, mereka menemukan ada salah satu pintu yang dikunci dari luar.
"Rora?" panggil Angga.
"Tt-o-llo-ng" ujar Rora terbata-bata dan lirih. Berharap ada yang mendengarnya.
"Bentar gua buka dulu ini pintunya. Kayaknya ada yang didalem" ujar Angga saat mendengar suara samar-samar.
Dan saat dibuka, benar saja. Aurora ada didalam dengan nafas yang sudah tidak beraturan, ya sekuat-kuatnya Aurora menahan agar napasnya tetap stabil. Pada akhirnya asma nya kambuh juga.
"Rora. Ra" teriak Angga.
"Angga kita bawa ke UKS aja" ujar Galaksi yang sama khawatirnya dengan yang lainnya.
"Gitu, bawain tasnya Rora" ujar Angga.
Angga pun mengendong Rora ala bridal style. Dan saat keluar dari toilet semua siswa memperhatikan Aurora yang saat ini sedang kesusahan bernapas dan digendong oleh Angga.
Matahari yang melihat itu pun langsung menyusul mereka.
"Rora kenapa? Rora kenapa woy jawab gua" ujar Matahari ngotot membuat mereka berhenti di jalan.
"Diem dulu b*****t. Gua lagi mau bawa Rora ke UKS" ujar Angga.
"Eh ada apa ini kok ramai-ramai" ujar Bu Cinta yang tadi memasuki kelas Rora.
"Loh Rora masuk ya? Kok ga masuk ke kelas saya?" tanya Bu Cinta.
"Bu nanti kita jelaskan ya. Kita mau bawa Rora ke UKS dulu" ujar Galaksi.
"Iya iya bawa ke UKS dulu ya" ujar Bu Cinta.
Setiap jalan mereka selalu mendapatkan perhatian karena yang saat ini sedang digendong Angga itu adalah Aurora yang pastinya semua anak di sekolahan tau siapa dia. Si Playgirl yang tidak mempunyai teman.
Rora dituturkan di tempat tidur yang ada di UKS. Mereka kebingungan.
"Git, gimana ini lo kan PMR" ujar Angga.
"Ah iya. Tolong cariin di tas Rora ada inhaler atau ngga" ujar Gita.
"Ra bangun sayang. Bangun" ujar Matahari yang sudah ada disini Rora.
"Matahari. Lo mau bunuh Rora?" bentak Gita.
"Ya ngga lah. Gua sayang sama dia" ujar Matahari.
"Kalo lo syang sama dia. Menjauh dari Rora. Dia butuh udah yang banyak. Jangan dideketin dulu" ujar Gita membuat Matahari sedikit menjauh.
"Ini Git inhaler nya" ujar Angga.
Gita pun menyemprotkan inhaler ke mulut Rora.
"Ayo bangun Ra" ujar Gita.
Dan akhirnya, Rora terbangun juga.
"Syukur deh Ra" jawab mereka semua.
"Makasih udah nolong ya" ujar Rora yang masih lemas.
"Ra siapa yang ngunciin kamu dikamar mandi?" tanya Angga.
"Gatau" jawab Rora.
"Apa? Jadi Aurora di kunciin di kamar mandi? Anjing siapa yang ngunciin sampe bahayain Aurora gini" ujar Matahari.
"Udahlah ga papa" ujar Rora.
"Ra ini gabisa dibiarin. Kamu jadi sakit gara-gara di kunciin di kamar mandi" ujar Galaksi.
"Ga papa" ujar Aurora.
"Galaksi bisa minta tolong nanti kalo udah masuk bilangin ke guru aku ijin suratnya menyusul. Aku mau pulang aja pusing banget" ujar Rora.
"Iya Aurora" jawab Galaksi.
"Aku anterin ya sayang" ujar Matahari.
"Ga usah. Kamu sekolah" ujar Aurora.
"Tapi.... " ujar Matahari namun diam karena Rora mengatakan sesuatu kepada Angga.
"Angga, tolong ambil handphoneku terus bilang ke Pak Galih buat jemput aku ya" ujar Rora.
"Iya Ra" jawab Angga.
Angga pun menelfon Pak Galih dan Pak Galih langsung menuju ke SMA PERTIWI.
Bel masuk pun berbunyi.
"Kalian masuk duluan aja. Makasih ya udah nolongin. Galaksi jangan lupa ya bilang ke guru" ujar Rora.
"Iya Ra, cepat sembuh ya" kata mereka yang langsung meninggalkan UKS yang saat ini tersisa Rora, Matahari, dan Angga.
"Matahari bisa ke kelas dulu ga papa" ujar Rora.
"Ga mau. Aku mau mastiin kamu pulang dengan selamat" ujar Matahari.
Namun tak berapa lama kemudian Toro teman dari Matahari muncul di UKS dan menyuruh Matahari kembali ke kelas karena akan diadakan kuis.
"Ayo nanti kuisnya keburu dimulai" ujar Toro.
"Ck. Yaudah Aurora aku ke kelas dulu ya. Cepat sembuh sayang" ujar Matahari meninggalkan Rora dan Angga.
"Pak Toro udah didepan Ra, kamu masih kuat jalan?" tanya Angga.
"Masih" jawab Rora.
Angga pun meng antarkan Rora sampai ke supirnya.
"Nanti mobil kamu biar aku yang bawa ya" ujar Angga yang diangguki Rora.
"Cepet sembuh ya Rora" ujar Angga.
"Makasih Angga" jawab Rora.
Rora pun pulang meninggalkan SMA PERTIWI.
Aurora. Kenapa gua khawatir banget sama lo? Ngeliat lo kesakitan tadi, gua juga kayak ikut ngerasain apa yang lo rasain. Batin Galaksi.