Harapan ibu Santi dijenguk oleh sang putra kebanggaan akhirnya terkabul. Di siang yang terbilang panas bahkan gerah, wanita itu menyambutnya penuh suka cita. Air mata tetap mewarnai. Bukan hanya dari ibu Santi, tapi juga dari Saka. Anak dan ibu itu bahkan sudah meraung-raung. “Aku memutuskan untuk menjual rumah kita, Bu.” Alih-alih membahas apalagi menanyakan kabar sang mama, Saka justru langsung mengabarkan apa yang terjadi kepadanya. Termasuk juga mengenai hubungannya dan Nilahara yang sudah hanya tinggal kenangan. “Tiga hari lagi menjadi hari persidangan pertama perceraianku dan Tia. Semuanya sungguh hancur tak tersisa. Termasuk nama baik kita di mata tetangga apalagi di mata pembaca n****+ ini. Karenanya, aku memutuskan menjual rumah. Demi mengamankan mental. Agar aku tidak benar-ben
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari