Yang membuat Saka terpukul, bukan perkara pemecatannya. Melainkan kenyataan Tia yang tak mau lagi bersamanya, setelah wanita itu menjadi kaya raya. “Hah ...? Ti—a?” Ibu Santi tak bisa berkata-kata. Jiwanya langsung transmigrasi entah ke mana, setelah mengetahui, bahwa menantu miskin yang sengaja ia buat mandul, justru merupakan putri keluarga kaya raya. “Hah ...?” lirih ibu Santi sekali lagi dan makin merasa tak karuan. Sekadar bernapas saja, jadi sulit ia lakukan. Ibu Santi tentu masih ingat. Bahwa dulu dirinya pernah berdalih rela hidup miskin asal Saka tak lagi bersama Tia. “Namun bukan berarti aku miskin, dia justru kaya raya. Dibalik saja dia yang miskin, aku yang kaya raya!” protesnya dalam hati. “Bisa-bisanya, ternyata Tia anaknya bos besar perusahaan Saka bekerja. Makanya Saka