Pagi menjelang. Jervaro masih mengenakan piyamanya. Suara deruman mobil membawa langkah Jervaro ke jendela. Selang beberapa menit, pintu kamar terbuka. Jervaro tak beranjak, masih berdiri di dekat jendela, membelakangi pintu. Cristal melangkah perlahan ke arah suaminya itu. "Kak," Cristal yang lebih dulu membuka suara. "Tolongin Hiro." Jervaro masih belum bereaksi. Ia masih diam dengan posisi yang sama. Cristal perlahan menurunkan badannya, kemudian berlutut di lantai. CRISTAL BENAR-BENAR BERLUTUT. "Aku mohon, tolongin Hiro," pinta wanita itu memohon. Jervaro memutar badannya. Ini benar-benar seperti sebuah tamparan bagi Jerva. Tak hanya ego saja, tapi hatinya juga terluka melihat Cristal berlutut padanya untuk pria lain. Namun Jerva sedang berada di titik tertinggi egonya. R