Aga memindai seluruh ruangan dengan tatapan tajamnya, kemudian tersenyum tipis. Perempuan itu benar-benar rapi dalam menempatkan sesuatu. Tidak satu pun barang yang berantakan, padahal mengingat pertemuan pertama mereka, Aga sudah berpikir kalau Rhea tidak akan memiliki keinginan untuk membersihkan rumah. Langkah kaki terdengar di belakangnya, Aga membalikkan tubuhnya hendak tersenyum, tapi kepalanya langsung teringat akan satu hal sehingga Aga langsung menatap Rhea tajam. “Jadi, kamu benar-benar suka serampangan kalau di jalan?” Rhea membalas tatapannya malas. “Bukan urusanmu.” Aga terperangah. Wanita ini benar-benar! Sejak pertama bertemu, Rhea sangat berbakat dalam membangkitkan semua emosi dari diri Aga. Entah itu