Suara pintu diketuk membuat Aga menoleh, tapi ia langsung mengembalikan arah melihatnya seperti semula saat menyadari kalau yang masuk ke dalam ruangan Pak Gibran bukanlah orang yang sedang ia tunggu. “Silahkan duduk,” ujar Pak Gibran menyambut tiga orang tersebut. Aga tidak memperhatikan dengan seksama, otaknya terlalu fokus mengendalikan matanya agar tidak melihat ke arah pintu. “Terima kasih, Pak.” Mereka menjawab hampir bersamaan. “Ini Pak Aga, presiden direktur dari Adtech,” kata Pak Gibran mengenalkan Aga kepada mereka. Mereka bertiga, dua orang pria dan satu orang perempuan tersebut menganggukkan kepala kepadanya. “Ini adalah tim profesor Rhea, Pak Aga.” Pak Gibran mulai mengenalkan seseorang yang paling muda