Kedatangan pelayan yang membawa pesanan mereka menghentikan aksi Gio menciumi jemari Val. Digenggamnya terus jemari itu sambil matanya memperhatikan menu-menu yang berdatangan dan tersusun di meja. Gio tersenyum dan mengucap terima kasih pada pelayan yang mempersilakan mereka menikmati hidangan. “Nah, aku sudah tersenyum pada mereka seperti saran kamu. Sekarang, ayo kita makan. Ambilkan aku nasi,” perintah Gio tanpa melepasa pegangan tangannya pada jemari Val. “Kenapa kamu nggak ngambil sendiri, sih? Dan gimana caramu makan kalau tanganmu pegangin tanganku terus?” “Kamu yang suapin aku,” jawab Gio singkat. Val ingin memukul kepala lelaki ini rasanya. Gemas bercampur kesal. Mereka seperti memainkan permainan yang mengharuskan kerjasama antara dua orang karena sebelah tang