Setelah Hans membuka pintu, Arsen terlihat sedang mencoba mendudukkan Namira di kursi penumpang, dengan sangat pelan, itu menurut Arsen. Tapi tidak, menurut Namira. Ia merasa kalau pria yang habis menggendongnya, sama sekali tidak ada lembutnya, selalu kasar. "Apa tidak bisa pelan-pelan, Tuan! Kasar sekali," gumam Namira lirih, dan masih bisa di dengar oleh Arsen. Setelah Arsen berhasil mendudukkan Namira di kursi penumpang, gadis itu sedikit mengeluh sakit di kakinya meskipun ia hanya menyimpan dalam hati. Sedangkan Arsen langsung menatap tajam wajah Namira. "Wanita ini! Bicara aku kasar, kasar dari mana? Sedari tadi aku menggendongnya lembut, bahkan mendudukkan dia juga sangat pelan. Tapi, kelembutan yang aku lakukan padanya sama sekali tidak dirasakan dia? Oh, sial! Baru kali ini, ak