"Baguslah kalau nenek tua itu sudah mati, aku jadi tidak perlu repot-repot lagi merawatnya. Karena selama ini, Mas Heru terus saja memintaku untuk untuk merawat ibunya bila sewaktu-waktu bisa ditemukan," monolog Bu Dian. Saat Bu Dian tanpa simpati menenangkan kesedihan Pak Heru, setelah mendengar kabar kematian mertuanya. Namira yang memiliki hati lembut, dan penuh kasih tidak tega melihat omnya rapuh seperti saat ini. Namira mulai berjongkok, lalu mengelus bahu Pak Heru dengan kata menenangkan. Agar pria paruh baya itu, bisa menerima kabar duka dengan ikhlas. "Om ... Om Heru yang sabar, ya, jangan sedih. Om juga harus belajar ikhlas, agar Nenek Ratih tenang di alam sana," ucap lembut Namira, dengan kata penenangnya. Pak Heru yang menangis, dengan posisi tertunduk mulai mendongakkan ke