"Terima kasih, ya, Nak. Kamu sudah mau menemani saya makan siang, dan hari ini saya merasa sangat senang. Karena bisa bertemu, gadis cantik dan polos seperti kamu," ucap Bu Endang tulus, tanpa sadar tangannya membelai puncak kepala Namira. Merasa sentuhan hangat dari wanita paruh baya di depannya, Namira merasa seperti merasa sentuhan tangan seorang ibu, yang telah lama tidak pernah ia rasakan lagi. Seketika rasa haru menyeruak dalam hati Namira, sungguh jika boleh ia mengungkapkan isi hatinya. Ia ingin bilang sama Bu Endang, kalau ia merasa senang oleh sentuhan tangan lembut Bu Endang. ''Ya Allah ... sentuhan tangan Ibu ini, seperti sentuhan tangan Ibuku. Aku sudah lama tidak merasakannya, sejak Ibu pergi dari dunia ini. Jika diizinkan, apakah aku bisa merasakan kelembutan tangan Bu En