"Sekarang kamu tidak bisa mengelak lagi, karena perut kamu yang lebih berkata jujur sama Ibu." "Ayo kita ke warung itu sekarang, aku tidak mau kamu menolak ajakanku lagi," ajak Bu Endang dengan semangatnya. Namun, tetap saja Namira memiliki seribu cara untuk menolak. Bukan karena ia sombong, atau ingin menolak rezeki. Ia hanya tidak mau merepotkan orang lain saja. "Hehehe ... itu kebiasaan perut saya, Bu. Terkadang saya sudah kenyang juga berbunyi seperti orang lapar, padahal sudah kenyang sungguh saya tidak berbohong, Bu," jawab Namira tetap mengelak. Tapi, Bu Endang sama sekali tidak percaya. Bu Endang sudah tidak punya cara lain, selain dengan satu cara yaitu meminta bantuan dari supir sekaligus orang kepercayaan keluarganya. "Mang, bawa dia ke mobil," perintah Bu Endang, dengan e