"Nek, Namira berangkat sekolah dulu, ya. Nenek di rumah hati-hati, satu lagi jangan banyak pikiran," pamit Namira. "Iya, kamu hati-hati di jalan, ya." "Iya." Setelah berpamitan, dengan dengan mencium punggung tangan Nenek Ratih. Namira kemudian bergegas berangkat ke sekolah, seperti biasanya ia berjalan kaki. Hari ini cuacanya sangat cerah, hatinya pun sedikit lebih baik. Setelah ia bertekad untuk melupakan kesedihan, yang sering kali menghampirinya. Membutuhkan waktu lima belas menit, akhirnya Namira sampai di sekolahnya. Kali ini ia bertemu dengan teman sebangkunya, bernama Sari. Gadis berkacamata seperti gadis cupu. Namira lebih sering bersama Sari, karena gadis itu mau berteman dengannya dengan tulus. Tidak seperti teman lainnya, yang hanya mendekatinya jika butuh sesuatu. Misal