Miracle Met You 3

1254 Kata
Elden berjalan dengan gerutu kesal di setiap langkahnya, membawa buku serta pena dari kelas sebelum Bu Nur mengusirnya dan semua itu karena arwah s****n yang mengganggunya itu. Dengan sorot tajam dan tangan terkepalnya Elden meremas-remas bukunya dengan sangat kesal, melampiaskan amarahnya yang akan meledak-ledak seperti cimol yang berusaha di goreng Vino tempo hari. Tujuan Elden setelah dikeluarkan dari kelas bukanlah pergi ke kantin karena ia masih memiliki akal sehat untuk tidak berbuat macam-macam ketika guru tengah menghukumnya, bisa dibilang Elden adalah murid baik yang tidak akan makan dan bersantai-santai di kantin sedangkan pembelajaran di  kelasnya tengah berlangsung. Ya, tujuan Elden saat ini adalah perpustakaan, ia akan menghabiskan jam pelajaran Bu Nur di sana dengan membaca buku ataupun mencoret-coret belakang bukunya. Namun langsung terhenti ketika melihat di koridor tak jauh darinya terdapat sosok cewek dan kedua temannya tengah berbincang sambil tertawa pelan. Mood Elden langsung membaik seketika ketika melihat wajah cerah salah satu cewek itu hingga membuat Elden mengelus dadanya sendiri. "Ya Allah, cantik banget tuh cewek, udah punya pacar belum ya?" Elden langsung saja mengumpat pelan sambil menjitak kepalanya sendiri, seperti orang t***l. "b**o, tu cewek kan, pacar gue! Ya Allah gara-gara makan cimol Vino gue jadi pelupa gini!" Elden berdeham pelan, merapikan rambut, dasi serta seragamnya lalu berdeham pelan sambil berjalan melangkah mendekati sang kekasih yang baru saja menyadari keberadaan. "Eh hai Nasywa, mau kemana nih," ucap Elden ramah diiringi senyum terbaiknya. Nasywa yang melihat Elden langsung menunduk dalam sambil tersenyum kecil, malu-malu karena sudah beberapa Minggu mereka resmi berpacaran baru pertama kali ini Elden berani menyapanya di depan teman-teman Nasywa. "Gue mau ke ruang guru, lu sendiri?" "Eh Nas, Lo kan manggil lo-gue ke pacar Lo sendiri, harusnya kan aku-kamu biar romantis, iya gak Elden?" ucap salah satu teman Nasywa yang langsung saja dianggguki Elden dengan cepat sambil terkekeh pelan. "Gak papa, maklum lah masih malu-malu, gak peduli mau pakai aku-kamu atau lo-gue yang penting kan hubungannya, sayangnya dan setianya, ya gak Nas?" ucap Elden sambil tersenyum manis ke arah Nasywa yang tengah bersemu merah. Bukannya membalas ucapan Elden, Nasywa malah menarik kedua tangan temannya dan berlalu dari sana membuat Elden terkekeh geli melihat tingkah melting Nasywa. Ya, Nasywa memang pemalu anaknya hingga membuat Elden ingin sekali gemas melihat tingkah Nasywa. "Duh, gue nikahin juga lama-lama anak orang, tapi ntar gue kasih makan apa anak orang, mana gue belum tamat sekolah," gumam Elden pelan sambil terus menatap Nasywa yang belum lepas dari pandangannya. "Hai!" Elden terlonjat kaget dengan nafas memburu sambil memegangi dadanya, Elden benar-benar sangat kaget hingga membuat jantungnya rasanya ingin melompat dari tempat asalnya. Elden menatap sekelilingnya, tidak ada seorangpun di sana kecuali dirinya. Elden mendengus keras ketika ia menghirup aroma lavender, arwah itu mendatangi nya lagi setelah berhasil membuatnya terusir seperti orang t***l dari kelas Bu Nur. Tidak menggubris Elden berlalu begitu saja meninggalkan koridor, berjalan memasuki perpustakaan, namun lagi-lagi arwah itu mengikutinya hingga membuat Elden jengah sendiri dan merasa sangat kesal karena ia merasa dimata-matai oleh salah satu arwah menyebalkan. "Maaf udah buat kamu dikeluarin dari kelas, aku nggak bermaksud jahat ke kamu. Maafin aku ya?" Elden mendengus kesal, bisa-bisanya arwah meminta maaf kepada manusia seperti ini. Tidak menjawab Elden mendengus begitu saja sambil mengambil salah satu buku dari rak dan membawanya ke kursi dan mulai fokus membaca berusaha mengabaikan arwah s****n yang masih saja mengoceh tak jelas. "Kamu lagi apa?" "Lo nggak lihat gue lagi joget-joget nih?" cetus Elden telak sambil membanting bukunya di meja. Pertanyaan arwah itu benar-benar membuat temperamen nya bergemuruh, pernyataan yang sangat konyol ditanyakan menurutnya. "Hahaha kamu lucu juga ya ternyata." Elden berdecih tak suka sambil membuang tatapannya. "Gak usah sok kenal, sok deket deh sama gue. Pergi dari sini, nyebelin banget sih mahkluk kayak Lo, bisanya ganggu ketenangan manusia aja," hardik Elden dengan nada menikam, tajam dan menusuk hingga membuat arwah itu tak bersuara lagi. Beberapa detik arwah itu tak bersuara membuat Elden yang tengah membaca buku terdiam sesaat sambil mengernyit. "Udah mati?  Eh Elden b**o, dia kan emang udah mati!" umpat Elden kesal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, keheranan melihat tingkah dirinya sendiri yang dari tadi hanya melantur tak jelas. "Kamu sadar gak sih, ucapan kamu itu buat aku sakit hati dengernya?" Elden terdiam sambil mengernyit pelan dengan kening yang bergelombang, keheranan. "Lah, emang bisa arwah ngerasa sakit hati? Baru tahu gue, aneh-aneh aja," cetus Elden sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan dengan senyuman miring di wajah tampannya. "Ya bisalah, arwah juga bisa ngerasa sakit hati, jatuh cinta ataupun terluka asal kamu tahu." "Bodo amat, Lo ada lihat tampang-tampang gue peduli sama ucapan Lo? Nggak kan?" cetus Elden sambil berdecih pelan hingga membuat Valerie menghela nafas panjang menahan kesalnya melihat sikap Elden yang sangat kasar dan menyebalkan. Valerie tidak menyangka jika manusia yang satu-satunya bisa merasakan keberadaannya berwujud sangat menyebalkan seperti Elden. Jika bukan karena Elden yang cuma bisa merasakan keberadaannya, Valerie tak mau bertemu ataupun mengikuti cowok itu. Tetapi demi kepentingannya Valerie rela-rela dirinya diperlakukan kasar oleh cowok itu hanya untuk membantunya menyelesaikan kasus kematiannya karena cuma Elden yang bisa membantu Valerie. "Kamu ganteng-ganteng tapi punya mulut kayak cabe ya, pedes banget ucapannya." "Baru sadar Lo kalo gue ganteng? Asal Lo tahu, gue salah satu cogan di sekolah ini setelah Abang gue tentunya. Oh iya, gue juga punya cewek, manis, pinter, mana cantik banget lagi," ucap Elden dengan antusias ketika sudah membahas pacarnya yang tidak lain adalah Nasywa. Valerie sekarang tahu jika Elden sangat menyukai pacarnya yaitu Nasywa, Valerie senyum-senyum sendiri sepertinya ia harus membahas tentang Nasywa kepada Elden agar cowok itu tidak menghindarinya lagi dan bisa saja menjadi tempat curhat cowok itu, misalnya. "Oh jadi cewek cantik yang ngobrol sama kamu itu pacar kamu?" Elden terkekeh tanpa sadar sambil tersenyum kecil dan mengangguk pelan. "Iya, set dah, jadi kangen sama doi, gara-gara Lo nih!" Valerie mendengus kesal, mood Elden memang sangat suka berubah-ubah seperti cewek sedang datang bulan saja! "Hmm tapi cantikan aku kayak ya dari pacar kamu." Elden lantas saja tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya mendengar ucapan polos yang keluar dari mulut Valerie. Sangat pede sekali arwah itu mengatakan jika dirinya lebih cantik dari Nasywa, benar-benar terlalu percaya diri. "Dih pede banget Lo bilang kayak gitu ke gue pula, nggak punya malu Lo?" Cetus Elden pedas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Justru karena aku emang cantik makanya aku pede-pede aja bilang kalau aku lebih cantik dari pacar kamu itu." "Serah Lo dah serah, iyain aja biar cepet." "Elden, Lo ngobrol sama siapa?" ucap seseorang dengan nada yang sangat dikenali Elden hingga membuat Elden membeku di tempatnya dan langsung memutar tubuhnya dan terdiam menatap Nasywa yang entah sejak kapan sudah berada di ambang pintu perpustakaan sambil membawa setumpuk buku. Elden langsung terkesiap dan berdiri dari duduknya, berjalan mendekati Nasywa yang tengah menatap aneh. "Nggak itu, anu, apa ya? Ah ya, gue lagi ngapalin dialog drama gue pelajaran Bahasa Indonesia." Nasywa mengernyit lalu mengangguk pelan sedetik kemudian, percaya-percaya saja dengan ucapan Elden yang sepertinya benar, hanya menghapal dialog drama saja dan bukan karena Elden yang sudah tidak waras. Elden yang melihat Nasywa tampak kerepotan membawa setumpuk buku-buku ditangannya lantas saja mengambil alih buku-buku itu dan menatap Nasywa. "Mau disusun di rak kan? Gue aja yang nyusun, ntar Lo capek, balik ke kelas gih." Nasywa tersenyum kecil. "Makasih ya?" "Iya sama-sama cantik," ucap Elden lembut sambil mengeringkan sebelah matanya yang langsung membuat Nasywa bersemu dan berlalu pergi dari sana sambil menahan senyumnya. Namun berbeda dengan Valerie yang masih berada di sana, ia malah mendengus sambil memutar bola matanya malas melihat tingkah kuno Elden yang berusaha menggoda Nasywa, menurutnya sangat ketinggalan jaman dan terkesan sangat norak. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN