Miracle Met You 20

1141 Kata
Valerie kaget ketika melihat Elden yang baru pulang larut malam dengan keadaan yang sangat berantakan sama seperti Azka yang biasanya pulang namun berbeda hal nya dengan Elden yang bukan karena mabuk-mabukan. Elden pulang tampak seperti orang mati, jika Valerie terka-terka Elden bersikap seperti ini pasti karena Elden punya masalah dengan Nasywa karena beberapa hari ini Valeire juga sering melihat Elden yang selalu saja menatap foto Nasywa di ponselnya dengan tatapan frustasi.  Valerie jadi kasihan kepada Elden dan merasa tidak enak hati, karenanya hubungan Elden dan Nasywa tidak baik-baik saja. Sebagai gantinya Valeire akan seberusaha mungkin untuk menghibur Elden dan tidak lagi mengganggu Elden. Valerie memikirkan cara agar mood Elden kembali membaik, ia akhirnya mengajak Elden untuk pergi menemui Vino karena hanya Vino lah orang yang bisa menghibur Elden bukan dirinya dan untungnya Elden hanya mengiyakan ucapan Valeire ketika ia mengajak Elden untuk menemui Vino. Setelah kemarin Elden menghajar Vino habis-habisan, Elden kini akan pergi menjenguk Vino di rumah cowok itu. Kalau saja bukan karena dipaksa oleh Valerie, Elden mah pasti ogah bertamu ke rumah seorang pembunuh seperti Vino. "Cepetan! Kamu jangan lupa beli buah-buahan," titah Valerie, sedikit mengomel karena pergerakan Elden yang sangat lambat dimatanya. Elden mendengus. "Iya-iya sabar! Lagian lo kenapa baik banget si sama Vino? Udah jelas dia jahatin lo," decak Elden yang keki sendiri. Valerie menghembuskan napasnya. "Walaupun dulu dia tega sama aku, tapi aku masih memiliki hati nurani. Udah ah cepat jalankan mobilnya, lambat amat si?!" omel Valerie lagi. Elden berdecak tapi ia menuruti perintah Valerie. Setelah membeli beberapa buah-buahan dan beberapa biskuit untuk Vino, Elden pun langsung menancap gas mobilnya dengan kencang menuju rumah Vino. Tak sampai 5 menit, akhirnya Elden beserta Valerie yang tak kasat mata pun tiba di rumah Vino. Tok... Tok... Tok... Cklek! "Eh, den Elden, masuk den." Bi Sari membuka pintu dengan lebar dan mempersilakan Elden masuk. "Vino nya ada, Bi? Elden mau jenguk dia," ujar Elden sambil memperlihatkan buah dan biskuit yang ia beli tadi. Bi Sari mengangguk. "Den Vino ada di kamar, den," ujar Bi Sari yang diangguki oleh Elden. "Makasi, Bi. Elden ke atas dulu," ujarnya. Kemudian Elden melangkahkan kakinya menuju kamar Vino. Cklek! Tanpa mengetuk pintu Elden masuk dengan sekenanya. "Elden?!" Vino berseru kaget. Jujur dalam hati Vino masih sedikit takut dengan Elden, mungkin saja Elden akan menyerangnya seperti kemarin. "Iya ini gue," balas Elden cuek. Elden menaruh buah dan biskuit yang ia beli tadi di nakas samping tempat tidur Vino. "Nggak salah nih lo jengukin gue?" tanya Vino dengan alis yang tertaut menatap Elden. "Kalau bukan disuruh Valerie mana mau gue jengukin lo," desis Elden sinis. Mata Vino melotot. "Siapa Valerie?" Dalam hati Vino membatin semoga Valerie yang Elden maksud bukanlah Valerie yang ia kenal. "Carmila Valerie," sahut Elden santai dan menyeringai menatap Vino yang menatapnya dengan mata yang melotot. Vino menatap Elden horor. "Bukannya dia udah meninggal?" tanyanya hati-hati. Elden mendesis sinis. "Iya dia udah meninggal dan itu karena lo. Sekitar dua minggu lalu dia datangin gue dan ganggu gue," cerita Elden. Vino sekarang tak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya dari Elden. "Lo serius?" "Ngggak gue bercanda, kuda!" ketus Elden. "Saking bercandanya, gue yakin sekarang Valerie tengah duduk di samping lo," celetuknya dengan nada yang datar. Vino memekik. "Lo jangan main-main!" selak Vino ketakutan. Elden berdecak. "Ck, sekarang mending lo ngaku ke gue. Kenapa lo tabrak Valerie?" interogasi Elden, mata Elden menyipit menatap Vino. Vino menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bukan gue yang tabrak, El." "Kalau bukan lo siapa lagi, huh?" desis Elden. "Abang lo! Gue liat mobil Azka jalan ugal-ugalan terus nabrak cewek bernama Valerie!" seru Vino cepat, ia sudah tidak peduli lagi. Biarlah ia ungkap siapa pelakunya sekarang. Mata Elden menatap nyalang Vino. "Lo kalau ngomong disaring dulu! Jangan ngasal deh!" Gigi Elden kini bergemeletuk galak, menatap Vino sinis dan nyalang. "Kalau lo salah harusnya lo ngaku, jangan malah nyalahin orang lain!" selak Elden. PRANGG! "ELDEN KENAPA KEPALAKU TERASA SANGAT SAKIT?" pekik Valerie tiba-tiba, bahkan arwah itu memecahkan vas bunga yang terletak diatas meja belajar Vino. Vino terlonjak kaget saat melihat vas bunganya terjatuh dan pecah. Apa itu? Kenapa bisa jatuh? Jangan, jangan Valerie di sini? ㅡbatin Vino, wajahnya seketika pucat. Vino sangat anti dengan yang namanya hantu. "Tenanglah, Val. Jangan panik," sahut Elden cemas, raut wajah cemas Elden tak dapat ia sembunyikan. "ARGHH!" Valerie mengerang saat merasakan kepalanya ditusuk-tusuk jarum. "Jangan bilang di sini ada Valerie, El!" pekik Vino dengan raut wajah ketakutan. Bahkan wajah Vino terlihat pucat. "AKH!" Valerie berteriak. Sejenak Elden terpaku, tubuhnya menegang saat ia tidak mencium aroma lavender milik Valerie di sekitarnya. "Apa yang terjadi?" tanya Vino bingung. "Valerie hilang," Elden berujar dengan cemas. Tubuh Vino mendadak kaku. "Sebenarnya kenapa lo bisa tau keberadaan Valerie?" tanya Vino penasaran. Elden menghela nafasnya, sepertinya lebih baik ia menceritakan semuanya kepada Vino. Mau tak mau Elden pun menceritakan semua yang terjadi tentang Valerie. *** VALERIE POV Entah kenapa saat Vino memberitahu siapa pelaku yang menabrakku malam itu, tiba-tiba saja kepalaku terasa sangat sakit dan tubuhku terasa tertarik oleh sesuatu. Brukkk! Tubuhku terhempas dengan kuat di aspal. Tapi aneh, kenapa tidak terasa sakit? Ah ya! Aku lupa jika aku adalah arwah, bukan manusia lagi. Aku menatap sekelilingku yang terlihat lengang. Otakku seperti merespon, aku baru sadar jika kini aku tengah berada di tempat di mana aku mengalami kecelakaan dulu! Cahaya putih dari arah depan sana membuat mataku silau. Aku melotot saat melihat sebuah mobil sedan berwarna putih melaju dengan kecepatan tinggi dan meluju dengan arah yang tidak normal. Aku melihat ke belakang, ada seorang gadis remaja seusiaku tengah berjalan di pinggir jalan. Di detik berikutnya aku melihat gadis itu terlihat panik menatap lurus kedepan. Alisku terangkat dan berbalik lagi, mataku melotot melihat mobil itu melaju ke arah gadis itu. OH TIDAK! JANGAN! Kejadian itu terjadi begitu cepat, hingga membuatku ternganga menyaksikan adegan live di depanku saat ini. Brakk! "Akh!" Nafasku terasa tercekat melihat adegan live sebuah kecelakaan di depan mataku sendiri. Aku berlari menghampiri gadis yang tergeletak di aspal dengan darah yang mngelilingi gadis itu. Aku membeku melihat rupa gadis malang itu, wajahnya sangat mirip denganku. Jangan-jangan itu aku?! Aku menutup mulutku, menahan isak tangisku yang akan keluar. Tubuhku bergetar dengan hebat, menatap nanar tubuh gadis malang itu. Tuk...Tuk...Tuk... Aku mendengar derap langkah kaki yang tidak beraturan hendak menuju ke arahku, aku berbalik menatap seorang cowok yang berjalan sempoyongan memuju tubuhku yang tergeletak di jalan. Aku bisa melihat cowok itu membulatkan matanya melihat hasil dari perbuatannya. Cowok itu tanpa mengujarkan sepatah kata dan tidak berniat untuk menolongku langsung saja berlalu pergi dari sini. Aku menggeram hebat melihat cowok itu, dengan santainya cowok itu pergi begitu saja seperti tidak ada sesuatu yang terjadi dengannya. Ingin rasanya aku membunuh cowok itu sekarang juga! Sedetik kemudian mataku menatap tajam siapa cowok itu, pelaku yang telah menabrakku hingga meninggal dunia. AZKA ARCHILLES! VALERIE POV END *** Share cerita ini ke teman-teman kalian ya! Dan jangan lupa untuk tap Love:)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN