Di dalam lift, Raisa tampak panik. Dia mencoba untuk meminta bantuan, melambaikan peringatan pertolongan ke arah kamera tapi tidak ada respon sama sekali. Berulang kali mencoba untuk menekan kesembarang tombol. Raisa hampir kehabisan nafas karena panik berlebihan. Hingga dia menarik nafas dalam-dalam menutup kedua matanya, teringat kembali kejadian dimana ledakan di gedung dan juga penculikan hingga dia di sebuah kapal. Raisa menarik nafas semakin dalam mencoba untyk menstabilkan kepanikannya. Dia mencoba meraih ponselnya, tapi tidak ada sinyal di dalam lift. "Sial, apa yang terjadi. Aku ingat sekali tadi lift ini baik-baik saja, mamah, mapa. Maafkan Raisa, aku merindukan kalian," keluh Raisa, air matanya menetes begitu saja, saat dia hanya mengingat kedua orang tuanya. Mencoba untuk