Saat Dika terbangun, dia memiringkan posisi tubuhnya melihat wajah lembut Raisa yang tertidur dengan tenang. Bulu mata lentiknya begitu cantik dan bibir yang merah ranum tampak menggoda meski ada luka yang di buat oleh Dika disana. Tersenyjm tipis menepiskan rambut yang menutupi wajahnya. "Wajah tenang yang sangat membuat nyaman," ucap Dika. Membuka kedua matanya, Raisa tersenyum tipis dan menatap suaminya yang tersenyum ke arahnya. "Sudah bangun?" tanya Raisa. "Hmmm," angguk Dika. "Apa sudah boleh aku minta makan, Sayang?" tanya Raisa. "Tentu saja, Sayang. Apa perlu aku bawakan makanan untukmu?" balas Dika duduk dari posisinya. "Tidak usah, kita turun saja. Ini juga sudah malam." "Baiklah," angguk Dika. Meski Dika masih ingin menikmati melihat wajah istrinya. Tapi dia jug