"Segenap jiwamu adalah segenap jiwaku. Jadi aku tidak akan membiarkan kesakitan pada segenap jiwa kita." ~Arial~ Arial menyandarkan bokongnya pada bangku semen depan koridor kelasnya. Kedua tangannya melipat di depan d**a. Sesekali dia tertawa karena lelucon teman-temannya yang berhasil menggugah selera humor recehnya. "Kadang gue mikir." Nanda menggantung kalimatnya. "Bisa mikir juga lo?" sahut Angga datar membuat teman-temannya yang lain tertawa riuh. "Sialan. Gue belum kelar!" geram Nanda meninju bahu Angga dengan pelan. Angga kemudian tertawa. "Denger nih denger. Kali ini gue serius!" seru Nanda ingin teman-temannya benar-benar mendengarkan ucapannya kali ini. "Apaan iya apaan?!" balas Kevin menatap Nanda dengan pandangannya yang menyebalkan membuat Nanda berdecak sebal. "Apaa