"Entah harus kusudahi atau tetap bertahan?" ~Elsa~ Kedua tangan Arial tenggelam di jaket hitam yang biasa dia kenakan. Bersama gadisnya dia turun dari kereta dan berjalan keluar dari stasiun. "Papi udah nunggu di luar stasiun. Katanya mau jemput kita," ujar Elsa setelah mengecek pesan singkat yang masuk di ponselnya. "Syukurlah," sahut Arial singkat. Sejak tadi dia memilih diam untuk meredakan emosinya. "Arial," panggil gadisnya. Terlihat begitu jelas raut cemas di wajah cantiknya. "Kenapa?" tanya Arial. Nadanya begitu rendah. "Aku takut Papi marah," adu Elsa. "Gapapa marah. Mumpung masih ada. Kalo udah gak ada pasti bakal kangen kena marah." Elsa menghela napasnya. "Ya gak gitu juga kali, Al." Arial terkekeh kecil. "Tadi marah-marah. Sekarang ketawa-ketawa," cibir Elsa. "Ya gi