"Gue sadar, lo terlalu indah buat jadi kenyataan." ~Arial~ Seperti biasa, Arial menghentikan laju motornya di bahu jalan depan rumah gadisnya. Menjemputnya setelah mengantarkan Chika ke sekolahnya karena masih searah dan tetap memaksakan diri meski lukanya belum terlalu sembuh sepenuhnya. Tangannya membuka kaca helm yang menutupi kedua matanya, Arial memancarkan senyuman lewat sorot kedua matanya saat melihat Elsa muncul dari balik pintu. Gadis itu merapatkan sweater yang dia kenakan, melangkahkan kakinya mendekat. Tidak ada senyuman yang merekah sempurna, hanya seulas senyuman yang dipaksakan itupun durasinya bisa dikatakan singkat. Arial merasakan sesuatu yang mengganjal di benaknya. Dia memasangkan helm untuk gadisnya. "Mukanya layu banget," heran Arial. Dia menatap gadisnya dengan