30. Tamu Pagi Hari

1188 Kata

                Rasa haus adalah yang pertama kali aku rasakan begitu membuka mata. Punggungku terasa sakit sekali, juga leherku terasa seperti akan patah. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, mengamati ruangan sekitar.                 Di mana ini? “EH!” Aku terkejut bukan main ketika melihat ada orang yang tidur memunggungiku. “Oh, ya ampun—“ aku buru-buru membekap mulutku sendiri begitu sadar kalau aku tidur di ranjang milik Mas Arfa, dan dia juga tidur di ranjang ini.                 Ini serius, kami tidur satu ranjang?                 Detik itu juga, aku reflek memeriksa seluruh pakaianku seperti waktu itu, dan ya, memang seharusnya aku tidak perlu khawatir. Pakaianku masih lengkap, bahkan resleting jaketku juga masih terkait rapat sampai leher. Sekali lagi aku ingin bilang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN