Titik Puncak : Part 2

2593 Kata

"Dad!" panggilnya begitu membuka pintu. Feri yang sedang memunggungi langsung memutar kursinya ke depan meja. Ando baru saja menutup pintu dan menatap daddy-nya dengan serius. "Dad, yakin?" Ia hanya ingin memastikan. Oke, ia salah karena tak sengaja mendengar pembicaraan mommy dan daddy-nya. Feri hanya menghela nafas. "Dia sudah datang?" Ando menggeleng. "Bedug bahkan belum berbunyi." Feri mengangguk-angguk. "Dad!" ia memanggil lagi. Daddy-nya sibuk menggetuk-getuk jari. "Menkes tetap pada posisinya. Apapun yang terjadi, ini akan menyulitkan." "Sulit untuk menegakkan kebenaran?" "Mereka akan menghajar kita kalau sampai tahu kita ikut campur." "Tidak perlu melakukannya dengan diam-diam lagi." Sebelah alis Ando terangkat. "Apa maksudnya, dad?" "Mau sampai kapan kita dipimpin oleh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN