Devita dan bibik sudah selesai memasak, tinggal menyiapkan di meja makan saja. Devita beristirahat di kamarnya, terdengar suara mobil Adrian yang datang. Bibik yang membukakan pintu. Devita bangun dari berbaringnya, baru saja ia ingin memasang hijab dan cadarnya, saat pintu kamarnya terbuka. Adrian menatap wajah istrinya, ia bisa melihat kesedihan di sana. "Ada apa?" Adrian memeluk pinggang istrinya. Devita mendongakan kepalanya, Adrian mengusap lembut pipi istrinya. Dua bulir bening mengalir di pipi Devita. "Ada apa Cintaku, kenapa menangis?" Adrian menghapus air mata istrinya. Devita memeluk Adrian dan menumpahkan tangisnya di d**a suaminya. Adrian mengusap lembut punggung Devita. "Katakan, ada apa, Cintaku" "Papi" jawab Devita di antara isakannya. "Kamu kangen papi?" Tanya Adri