Robert dan beberapa anak buahnya terus mencari informasi dan bukti-bukti tentang asal usul penyeludupan senjata itu karena sampai saat ini, dua orang tersangka yang tertangkap dan diketahui sebagai anak buah dari pimpinan yang melakukan transaksi ilegal itu tetap saja masih bungkam. Sekeras apapun pihak kepolisian mencari bukti dari ke duanya, tetap saja mereka yang bungkam dan memilih untuk menerima rasa sakit, dari pada berkhianat dari sumpah setia yang sudah mereka ikrarkan kepada sang pimpinan.
“Apa kalian sudah mendapatkan sesuatu?” tanya Robert pada salah satu anak buahnya yang bertugas mengecek CCTV di beberapa titik yang berada di sudut kota demi mendapatkan bukti, tempat mana saja yang mereka kunjungi sebelum mencapai tujuannya.
“Ini aneh, Sir,” jawab anak buah yang menatapi layar besar di depannya di mana dia melihat beberapa mobil yang sama, sedang berada di tempat yang berbeda. Dia pun menghentikan rekaman itu demi memperlihatkannya pada Robert yang mulai gusar.
“Di malam dan waktu yang sama, bahkan ada beberapa mobil yang sama persis dengan mobil yang mereka gunakan tersebar di beberapa tempat.”
Robert terdiam. Dia pun melihat dengan jelas bukti baru yang membuat kasus ini semakin rumit saja. Jadi, mungkinkah kasus ini sudah di manipulasi? Yang berarti, ada sebuah kebohongan yang tersembunyi sehingga membuat kasus ini begitu rumit?
Robert meneliti gambar yang tersaji di depannya lagi. Dari gambar itu, ada beberapa kemungkinan yang bisa disimpulkan dari kasus penangkapan ini.
Yang pertama, di malam itu ada beberapa penyelundupan senjata ilegal dan hanya satu yang tertangkap? Ke dua, hanya ada satu penyelundupan saja, dan mobil-mobil yang lain hanya bertugas untuk mengecoh penyelidikan jika sampai penyelundupan senjata itu gagal? Atau yang ke tiga. Yakni, mobil-mobil itu hanya rekayasa seseorang untuk membuat penyelidikan ini tidak menemukan titik terang.
Sial!
Robert memukul meja sedikit kuat untuk menyalurkan rasa kesalnya.
“Bisakah kau membuktikan jika gambar mobil yang tersebar di beberapa tempat itu nyata? Kenapa aku merasa, jika kita sedang dipermainkan?” berang Robert sebelum memutuskan keluar dari ruangan itu. Dia akan ke tempat di mana senjata-senjata itu ditahan dan mungkin saja mendapatkan sesuatu dari sana.
Baru saja, Robert keluar dari ruangan itu, dia bertemu dengan seorang inspektur yang berpangkat sama sepertinya.
"Apa kau mendapatkan seuatu?" tanya pria itu dan Robert menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Kasus ini terlalu rumit. Tapi aku yakin, bisa menemukan bukti dan mengungkap siapa penjahatnya beserta seseorang terlibat dalam transaksi gelap di negara ini." tekad Robert dengan pandangan menyorot tajam.
**
Ressam menghentikan mobilnya di sebuah tempat. Tempat di mana, dirinya memiliki seorang teman baik yang akan selalu setia membantunya.
“Selamat datang, Tuan,” ucap pria yang berumur sedikit tua dari Ressam dan saat ini menunjukkan senyuman lebar.
“Jangan terlalu berlebihan menyambutku,” jawabnya sehingga membuat pria itu tertawa pelan.
“Baiklah. Silakan masuk ke dalam gubukku anak muda.”
Ressam lagi-lagi tertawa pelan. Boleh saja, pria bernama Troy itu menyebut rumahnya sebagai gubuk. Karena memang seperti itulah kelihatannya. Tapi jangan sangka, apa yang berada di balik tembok rumahnya yang dikatakan kumuh dan seperti tak memiliki penghuni.
“Kau masih menggunakan sistem keamanan ini?” tanya Ressam begitu melihat Troy menggunakan beberapa digit angka dan huruf yang saling menyilang dan berkesinambungan.
Pria tua itu tertawa. “Meski sistem keamanan buatan The king ada inovasi baru. Sistem keamanan terobosan pertama selalu nomor satu,” jawabnya dan setelahnya pintu rumah itu pun terbuka.
Ressam terdiam. Dia tau, siapa yang Troy maksud. Siapa lagi kalau bukan Peter yang sudah menyelamatkan hidupnya, kemudian merawatnya seperti anak tapi kemudian dia khianati dengan cara tak tau diri. Ya, dia mengakui jika dirinya menyesal karena sudah terlibat dalam balas dendam Bibi Liz tanpa mengetahui kebenaran yang wanita itu tutupi.
Ressam duduk di sebuah sofa setelah Troy mempersilakan. Setelahnya, dia menatap rumah Troy yang didalamnya malah begitu mewah. Sangat berbeda, jika dilihat dari luar yang seperti rumah tak berpenghuni dan menakutkan.
Seorang pelayan tiba-tiba saja mendekat, kemudian meletakkan minuman dan beberapa kue kering yang disajikan cantik di dalam stoples berwarna warni.
“Silakan diminum, Ressam,” ucap Troy lagi dan Ressam pun menikmati jamuan yang Troy sediakan lewat segelas cappuccino hangat.
Troy. Pria itu sudah dia kenal sejak dirinya hidup di dalam keluarga Dave. Menjadi kaki tangan Dave, membuatnya mengenal banyak orang yang tak disangka-sangka memiliki keahlian khusus dibalik kehidupan mereka yang sederhana. Dan Troy, adalah satu-satunya orang yang masih mau menjalin hubungan baik dengannya sekalipun pria itu tau, dirinya adalah seorang pengkhianat.
“Bagaimana hidupmu sekarang? Apa kau sudah menemukan kedamaian?”
Ressam mendongak. Dia menatap ke arah Troy yang selalu bijak menyikapi semua masalah yang terjadi dalam hidupnya dan Dave. Umur pria itu, yang nyaris 10 tahun lebih tua darinya, selalu saja menjadi penasihat ulung sehingga membuatnya bisa bangkit dan meniti jalan terjal yang harus dia lalui sehingga memiliki kehidupan yang lebih baik dan bisa membangun orgaisasinya kembali. Organisasi yang sebelumnya, berada di bawah kendali Valentine.
Mengingat Valentine, dan keluarga Dave yang sudah dia habisi, tentu saja membuat penyesalan itu datang secara bertubi-tubi. Belum lagi saat mengingat Dave yang masih mau memberikan kesempatan ke dua untuk dirinya yang jelas-jelas tidak pantas untuk hidup lebih lama.
“Kau tau sendiri, jika aku tidak akan pernah merasakan ketenteraman lagi dalam hidup ini,” lirih Ressam dengan raut wajahnya yang berubah terluka. Seharusnya, dia tidak terjebak. Seharusnya dia bisa hidup tanpa mengedepankan egonya untuk memiliki Viora.
Memiliki Viora yang berarti, dia harus berhadapan dengan Dave lagi yang kali ini, tidak akan mengampuninya.
Troy terdiam selama beberapa detik. Dia mengerti apa yang Ressam rasakan setelah insiden beberapa tahun yang lalu itu terjadi. Kebodohan Ressam, sudah membuatnya kehilangan semuanya. Bahkan kepercayaan dari Peter yang sudah begitu baik merawatnya sedari kecil dan mengenalkan dunia ini.
“Kabar mereka semua, baik-baik saja jika kau ingin tau. Dan Dave, dia sudah memiliki seorang putra yang mungil bernama Dimitri.”
Perkataan Troy selanjutnya, membuat Ressam tertawa pelan. Akhirnya, Dave bisa bersatu dengan Valentine juga. Setelah kejahatan yang dia lakukan dengan menjadikan Isabella sebagai Valentine yang menjadi senjata utama untuk menghancurkan Dave, takdir masih saja berpihak pada Dave dan membuat Dave mendapatkan Isabella kecilnya yang hilang.
“Aku turut bahagia. Meskipun, aku tidak akan bisa mendekati mereka lagi.”
“Kesalahan yang kau lakukan sangat fatal, Ressam. Kau tidak hanya berkhianat tapi kau membunuh keluarga Dave juga. Sudah pasti, Dave sangat membencimu sekarang, “ ujar Troy dan Ressam membenarkannya. “hanya saja, kau beruntung. Sekalipun Dave membencimu, dia masih menyimpan rasa persaudaraan itu sehingga memberimu kesempatan untuk tetap hidup. Jika saja orang lain yang berada di posisimu saat itu, Dave pasti tidak akan ragu meledakkan kepala orang-orang yang sudah berkhianat padanya.” Lanjutnya.
“Tapi dia akan benar-benar meledakkan kepalaku jika aku mengusik keluarganya lagi, Troy.” Ressam mengusap wajahnya kasar. Sebenarnya, dia tidak mau berurusan dengan Dave lagi dan menciptakan peperangan untuk yang ke dua kali. Tapi, Viora? Ras ingin memiliki wanita itu semakin besar saja dan membuatnya kewalahan.
“Dan aku berharap, kau tidak akan pernah melakukannya.” Troy menggeleng pelan sambil menunjuk Ressam dengan jari telunjuknya. “kau dan Dave, sama-sama sahabat dekatku. Aku tidak mau kalian berdua terlibat konflik lagi. Aku bisa serangan jantung, Ressam.” Lanjutnya memperingatkan.
Ressam hanya bisa mengangguk. Entahlah. Untuk saat ini, langkah yang akan dia ambil masih abu-abu karena kasus penyelundupan senjatanya ke negara ini menemui jalan buntu.
“Oiya, kedatanganku kemari karena aku ingin meminta bantuanmu, Troy.” Ressam mengalihkan topik pembicaraannya dengan Troy tadi dan langsung pada inti permasalahan yang dia hadapi saat ini.
“Katakan.”
“Aku ingin kau memanipulasi jejak CCTV kota 2 hari yang lalu pada jam 10 malam. Kau bisa ‘kan, memanipulasi beberapa mobil yang tersebar di beberapa tempat menjadi mobil ini?” ucap Ressam sambil menunjukkan mobil yang anak buahnya yang tertangkap polisi.
“Wow ... Wow! Apa yang aku dengar ini?” Troy tertawa sehingga membuat Ressam memutar bola matanya malas. Pria itu sedang mengejeknya sekarang.
“Penyelundupan senjata yang dibawa anak buahku ke kota ini tertangkap. Sekarang, mereka mendekam di penjara dan polisi-polisi itu pasti sedang melakukan penyelidikan. Aku ingin, kasus ini menemukan jalan buntu karena aku tidak mau terlibat konflik yang akan membuat persembunyianku selama ini terungkap.”
Troy menghela napasnya pelan. Dia tau tak sembarang orang bisa melakukan transaksi ilegal seperti ini, jika tidak memiliki jaringan sebelumnya. Bagaimana pun, Ressam juga menjaga keamanan dan tidak mau berurusan dengan Dave yang memiliki sistem keamanan menyeluruh untuk organisasi gelap ini di beberapa negara.
“Baiklah, Ressam. Aku akan melakukannya. Sudah seharusnya, kau menempatkan dirimu dalam posisi yang aman,” jawabnya sehingga membuat Ressam pun membalas.
“Terima kasih, Troy.”
“Sama-sama.”
Troy pun mengambil komputernya yang justru tersembunyi di bawah meja yang terbuat dari kaca. Rupanya kaca itu memiliki sisi yang berbeda, sehingga tidak akan memperlihatkan isi penting di dalamnya.
Ressam yang melihatnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. “Kau selalu memiliki cara yang cukup unik untuk menyembunyikan barang-barang berharga milikmu.”
Mendengar perkataan Ressam, Troy hanya tersenyum simpul. “Hal itu, akan membuatku aman dari penjahat, Ressam. Memangnya, apa yang bisa dicuri dari gubuk menakutkan ini?” gelaknya. Kemudian mulai mengoperasikan sistem komputer miliknya yang bisa dikatakan mustahil untuk melakukan apa yang Ressam inginkan tadi.
“Memangnya, organisasi mana yang meminta senjata itu darimu?” tanya Troy setelah menemukan titik lokasi di mana mobil yang membawa senjata milik Ressam dicegat oleh seorang polisi.
“Dia salah satu aparat milik negara, Troy. Oleh karena itulah, aku heran kenapa senjata itu bisa digagalkan oleh seseorang.”
Perkataan Ressam tadi, membuat dahi Troy sedikit mengerut. “Aparat milik negara? Kau bisa memberikan datanya padaku?”
“Tentu saja.”
Ressam mengambil ponselnya yang sudah berubah ukuran menjadi iPad dan lebih tipis dari sebelumnya.
“Di kota ini, dia adalah salah satu inspektur kepolisian. Tapi di negara lain, lihat jejak kejahatannya.”
Ressam memperlihatkan profil seorang pria kepada Troy, sehingga membuat Troy tertarik untuk melakukan sesuatu setelah pekerjaan tempel menempel selesai.
“Sepertinya, kita harus menyelidiki pria ini juga,” ucapnya dan Ressam tentu saja setuju dengan pemikirannya.
“Kau mengetahui isi kota ini melebihi aku, Troy. Sudah seharusnya kau melakukan itu.”
***
Nb : Silakan baca Trapped By The Boss jika ingin tau, masa lalu Ressam.