Setelah mengantar Audrey pulang Delvin bergegas menemui adiknya. Daffa. Ia masih kesal dengan keberuntungan yang bocah itu dapatkan. Selama dua tahun ia mengejar Audrey, tapi justru Daffa yang mendapatkan ciumannya. Mereka hanya bertemu beberapa menit, tapi Daffa dengan mudahnya meluluhkan hati sekeras batu itu. “Kakak kenapa?” tanya Daffa saat menyadari Delvin menatapnya dari ambang pintu. Dengan langkah lebar Delvin mendekati Daffa lalu menggendong adiknya paksa. Dengan santai ia meletakkan Daffa di atas lemari kecil, tapi cukup tinggi bagi anak SD seperti adiknya. Delvin mendongkak menatap Daffa yang ketakutan. “Kak turunin aku!” teriak Daffa. Delvin mengamati adiknya dengan seksama. Ia ingin tahu dari mana letak imut yang Audrey maksud. Jelas kalau dilihat-lihat menurut Delvin dirin