Tangan Indra terkepal kuat. Tidak menduga bahwa Maura akan mengalami semacam penghinaan yang dilakukan oleh bekas teman kampusnya dulu. Padahal, Maura bahkan tidak pernah mengusik mereka, kan? Lantas, kenapa tahu-tahu dua orang perempuan itu senang menghujat Maura. "Apa kamu tau alamat rumah keduanya?" Mendengar pertanyaan Indra, secepat kilat Maura pun mendongak. "Alamat rumah siapa maksudmu, Mas?" Alih-alih menjawab, gadis itu rupanya malah bertanya balik. "Mereka lah, Ra. Dua perempuan yang sudah sesuka hati menghinamu. Kalo kamu tau rumahnya di mana, beri tahu aku saja! Akan kukirim mereka semacam bingkisan supaya setidaknya, mulut mereka gak nyirnyir lagi. Paham?" Diriingi dengan perasaan yang menggebu-gebu, raut wajah Indra kelihatan sekali kesal sekaligus muak. Maura mendeca