“Kamu mengancamku?” sahut Izzy memendam kekesalan pada Devon yang mengancamnya. Devon memandang tajam pada Izzy dan berusaha tidak terintimidasi olehnya. Ia harus bisa mempertahankan posisinya sebagai pacar Izzy meski untuk alasan yang belum ia sadari. Yang penting jangan mau kalah ego dan gengsi, begitu pikir Devon. “Aku tidak akan mengancammu jika kamu menepati janji tentang berpacaran denganku,” kilah Devon mencari alasan. Kening Izzy mengernyit tak mengerti. Kenapa dia jadi ngotot seperti ini? “Untuk apa lagi kita pacaran? Aku sudah tidak berminat membalas Arion!” tekan Izzy lagi masih bersikeras. “Tapi aku ingin kamu melakukannya. Bagaimana kamu bisa membiarkan Arion lolos begitu saja tanpa konsekuensi darimu?” protes Devon tetap pada pendiriannya. “Dia tidak akan lolos. Dia hanya