Devon begitu kesal dan tak sadar sedang cemburu itu masuk ke kamar Izzy dengan sikap uring-uringan. Ia berkacak pinggang mondar-mandir lalu duduk di sisi ranjang seraya mengusap rambutnya. Tak lama ia menghidupkan ponsel lalu menerima beberapa pesan termasuk tentang pertunjukannya di salah satu klub malam. Devon bisa saja membatalkannya. Sayangnya kali ini karena kesal, Devon menyetujuinya. Ia berdiri mengambil jaket lalu bersiap akan pergi. Saat keluar dari kamar, Izzy sedang berjalan menuju ke arah yang sama. Devon tertegun diam sesaat sebelum melewati Izzy begitu saja untuk pergi. “Kamu mau pergi ke mana?” tegur Izzy dengan suara lembutnya. Ia ikut berjingkat beberapa kali melihat Devon memakai kembali topi pet dan jaketnya lalu sepatu sneakersnya yang mahal. “Pergi!” jawabnya sing