Pertemuan berkali-kali yang terjadi tanpa rencana dan kehendak bukan lagi sebuah kebetulan tapi ditakdirkan. . . *** Rei berjalan mendekat, padahal Tara berharap Rei pura-pura tidak kenal saja, Tara pun tidak akan peduli. Dia justru akan merasa lebih mudah jika segera pergi dari sana tanpa perlu berbasa-basi karena saling kenal. Sayang harapan hanya tinggal harapan. "Rian, gue mau menyetir. Nanti gue telepon balik." Kata Tara beralasan pada Rian. Lalu Tara segera akhiri panggilan dengan Rian, simpan ponsel kembali ke dalam saku celana. Apa pertemuan kali ini akan berakhir menyebalkan seperti pertemuan yang lalu? Tanya hati Tara penasaran. Tara tetap bergeming, membiarkan Rei yang mendekat. Tidak ada senyum sapa ramah layaknya pertemuan, Rei berwajah biasa hanya sedikit seny