“Menjadi artis itu berat. Nggak hanya kebebasan kita yang dirampas, melainkan orang-orang di sekitar kita.”
Episode : Bintang Baru
Keandra sudah memulai debutnya. Ia menjadi bintang baru yang langsung menyedot banyak perhatian. Hampir setiap saat khususnya kaum muda dan kaum hawa, menjadikannya sebagai bahan pembicaraan dan tak jarang sampai menjadi trending topik di beberapa situs online.
Bukan hanya tentang suara emas berikut wajah rupawan dengan tubuh tegapnya, melainkan kepiawayan Keandra dalam memainkan beberapa alat musik. Apalagi, sebagai penyanyi serba bisa, Keandra juga mahir menari.
Di beberapa pusat keramaian seperti jalan raya dan pusat perbelanjaan termasuk mal mulai diramaikan oleh Keandra. Dari aneka aksesori bergambar Keandra, poster berukuran jumbo, serta cuplikan vidio ketika pria itu melakukan aktivitas bernyanyi termasuk ketika masih sibuk latihan.
Sunny yang merasa sangat bahagia sekaligus bangga atas hal tersebut juga tak mau ketinggalan. Sunny mengoleksi aksesori yang berhubungan dengan Keandra kususnya kaus, kipas, bantal, guling, juga gelas yang membuatnya merasa selalu bersama Keandra ketika mengenakan semua itu. Bahkan Sunny tak segan melakukan swafoto bersama poster dan layar televisi yang menampilkan video Keandra, layaknya ABG yang sedang gila-gilanya mengagumi idola.
***
Sebuah ponsel menampilkan pesan w******p dari kontak bernama Kean.
Kean : Kau melihatku, kan?
Jemari panjang nan lentik yang memegang ponsel tersebut segera mengetik balasan. Good job. Aku adalah fans pertamamu!
Kean : Apakah kau merindukanku?
Sunny tersenyum sambil melangkah melewati lorong hotel yang sepi. Ia menggenggam ponselnya menggunakan kedua tangan di mana sesekali, ia juga mengintip layar ponselnya. Sunny memang sedang berkirim pesan dengan Keandra.
Kean : Nanti malam mungkin aku bisa telepon. Sumpah, jadwalku sangat padat.
Sunny mengetik balasan untuk Keandra.
Jika memang ada waktu, kamu langsung istirahat saja. Nggak apa-apa,nggak telepon asal kamu ada waktu buat istirahat. Jadwalmu terlalu padat. Aku nggak mau kamu sampai sakit gara-gara kurang istirahat.
Di akhir pesannya, Sunny membubuhi emot hati berwarna merah selain tiga emot cium. Kemudian ia menyimpan ponselnya di saku bagian dalam jas warna peach yang dikenakan. Hari ini Sunny mengenakan terusan celana panjang motif batik warna cokelat muda dipadukan dengan jas warna peach yang membuat langkahnya terlihat semakin semampai.
Sunny sengaja menghentikan langkahnya ketika memasuki area resepsionis lantaran ia mendengar suara Keandra. Benar saja, di televisi resepsionis dan kerap menjadi ruang tunggu khususnya bagi tamu sedang menyiarkan penampilan Keandra yang membawakan lagu Lucky milik Jason Mraz.
Keandra mengenakan setelan jas putih dengan dasi emas sementara rambut lurus yang beberapa hari terakhir diwarnai pirang, sedikit dijabrikkan ke samping menggunakan pelumas rambut. Penampilan itu membuat Keandra bak patung hidup. Keandra begitu tampan bahkan sempurna.
Pria berhidung mancung itu berduet dengan penyanyi wanita yang tidak Sunny kenal. Namun kedua resepsionis wanita di sana begitu terkagum-kagum pada Keandra. Mereka sampai meremas jemari yang ada kalanya mereka gigit saking gemasnya sedangkan pandangan mereka terlampau fokus pada Keandra.
Yang Sunny tahu, siaran yang sedang berlangsung bukan acara langsung karena kini Keandra akan syuting video untuk lagu debutnya. Terlepas dari itu, kini Sunny bisa memaklumi kenapa para wanita begitu mengagumi Keandra. Ia tak lagi secemburu dulu. Bukan karena rasa sayangnya pada Keandra berkurang, melainkan karena ia hanya ingin lebih memahami status Keandra sebagai figur publik. Begitulah risiko memiliki pasangan figur publik. Ia harus rela berbagi waktu bahkan ketika semua wanita berlomba mendapatkan hati Keandra.
Bagi Sunny, yang terpenting saat ini bukan hanya cinta dan senang-senang, melainkan masa depan.
“Aku juga merasa beruntung karena telah mengenalmu. Nggak semata karena semenjak kamu ada, usahaku tambah maju, melainkan karena aku semakin mencintaimu. Kamu buat hidupku jadi tambah berarti,” ucap Rafael.
Sunny terkesiap dan refleks menoleh ke samping kanannya yang ternyata sudah ada Rafael. Pria itu juga tengah memperhatikan penampilan Keandra di televisi. Untungnya, Rafael tidak benar-benar mengenal Keandra sebagai kekasih Sunny. Pria itu hanya mengetahui calon Sunny sedang belajar sambil merintis karier di luar negeri.
“Kamu juga suka sama penyanyi baru itu? Kayak mamiku saja. Gara-gara tuh penyanyi baru, mami jadi sering buka-buka YouTube. Eh kayaknya semua wanita juga ngefans sama dia, sih?” Rafael manatap miris kedua resepsionisnya yang seolah terhipnotis pada Keandra. Kedua wanita berpenampilan menarik yang menyanggul moderen rambut mereka layaknya karyawan wanita lainnya termasuk Sunny, sampai tidak menyadari keberadaannya. Padahal biasanya, hampir semua karyawan kecuali Sunny, selalu siaga jika sudah melihatnya.
“Kalau kamu suka, nanti dia yang jadi pengisi acara pernikahan kita.” Rafael sungguh-sungguh menawarkan itu.
Sunny terpejam pasrah sambil menghela napas dalam. Bagaimana mungkin minta Kean jadi pengisi acaranya sedangkan dia calon mempelaiku?
Sudah bertahun-tahun berlalu, Rafael masih saja mengharapkan cinta Sunny. Padahal, Sunny sudah berulang kali menolak dan meminta pria itu mencari wanita yang mau diajak menjalin hubungan serius tanpa terus berharap kepadanya. Rafael masih kekeh mengejarnya. Bawel dan terus berpegang teguh dengan keyakinannya tanpa mau mendengar kenyataan yang Sunny tegaskan.
“Kalau aku nggak mikir masa depan, aku juga sudah lebih terkenal dari dia.”
Lanjutan Rafael yang terdengar melantur membuat Sunny menahan senyum.
“Diam-diam Pak Rafael berbakat melawak, ya?” ujar Sunny sengaja memuji, tapi untuk meledek.
“Serius. Salah satu agensi besar sempat sibuk membujukku, saat aku liburan ke Korea. Tapi karena aku memikirkan masa depan, aku menolak tawaran mereka.”
“Menjadi artis itu berat. Nggak hanya kebebasan kita yang dirampas, melainkan orang-orang di sekitar kita. Karena ketika seseorang menjadi artis, dia juga harus menjadi orang lain, bukan dirinya lagi.”
“Daripada hidup dan privasiku jadi ribet aku memilih melanjutkan usaha hotel keluarga yang masa depannya jauh lebih jelas.”
Cerita dari Rafael yang terdengar begitu serius bahkan hidup berhasil menyadarkan Sunny pada hubungannya dan Keandra. Keandra yang tak lagi sekadar kekasihnya, melainkan bintang baru yang dimiliki semua orang khususnya penggemar Keandra. Bahkan Keandra tak hanya dimiliki banyak orang, melainkan kontrak pekerjaan yang mengharuskannya menjadi orang lain.
Apa yang dipikirkan Rafael mengenai dunia keartisan dan masa depan sangat benar. Lantas, dengan semua yang merubah hidup Keandra, apakah pernikahan juga akan tetap ada untuk mereka? Keandra sedang berada di puncak karier. Dan tiba-tiba menikah di situasi itu sangatlah mustahil. Sunny jadi takut, tapi ia merasa egois jika harus mengatur hidup Keandra.
Rafael membentur-benturkan keningnya pada punggung Sunny sambil berkata, “kapan kamu siap nikah, Sun? Nanti aku keburu kakek-kakek baru punya anak. Nanti anak kita bingung kenapa papinya nggak kuat lagi buat gendong mereka.”
Dalam diamnya, Sunny tengah berpikir keras mengenai hubungannya dan Keandra. Kenapa fakta yang baru ia sadari beberapa detik lalu seolah menjadi jurang pemisah hubungan mereka? Lagi pula, Keandra yang sekarang dengan yang dulu sangat berbeda. Keandra yang sekarang begitu berkilau. Sesuatu yang berkilau akan sulit dijangkau bahkan sekadar dilihat, kan?
“Sesuatu yang berkilau akan sulit dijangkau bahkan sekadar untuk dilihat,” lirih Sunny bingung dengan d**a yang tiba-tiba saja terasa sesak. Sunny juga merasa jika matanya yang tiba-tiba terasa panas mulai basah.
“Yang berkilau? Kamu mau berlian? Kalau begitu ayo kita pergi untuk memilihnya!” Rafael menatap Sunny dengan seulas senyum. Apa yang Sunny katakan seolah memberinya kode, wanita itu menginginkan berlian untuk hubungan mereka. Dan hal tersebut membuatnya sangat bersemangat.
“Kita pilih cincin, terus aku akan membawa keluargaku ke rumah kamu!”
Sunny tak mengindahkan kata-kata serta ajakan Rafael. Ia memilih pergi ke ruangannya dengan hati yang tiba-tiba terasa begitu sakit hanya karena ia memikirkan nasib hubungannya dengan Keandra. Sunny bahkan menitikkan air mata sambil menepuk-nepuk dadanya.
“Sunny, aku serius ...,” seru Rafael sembari menyusul kepergian Sunny.
***