Episode 8 : Serba Salah

1268 Kata
“Nggak usah khawatir, Ny. Besok aku sewa planet buat pernikahan kita, biar tamu undangan bisa sekalian jualan pulau!” Episode 8 : Serba Salah Keandra cukup terkejut lantaran Sunny mau memeluknya padahal mereka sedang di tempat umum. Pun meski suasana terbilang sepi. Apakah kabar baik akan menghampirinya setelah wanita itu mendiamkannya dari kemarin sore dikarenakan kata-kata Neon? Memikirkan itu, pria yang memiliki tinggi tubuh 180 senti meter tersebut merasa sangat bahagia. Begitu banyak senyuman yang terlahir dan menghiasi wajah rupawannya. Keandra dan Sunny kompak diam sambil mengelus punggung satu sama lain. Mereka bak sepasang kekasih yang baru saja bertemu setelah bertahun-tahun berpisah. Bahkan, mereka merasa jika rasa sayang dalam diri mereka semakin bertambah. Sebelumnya memang belum pernah terjadi perselisihan di antara mereka. Benar-benar baru kali ini. “Maaf, ya. Aku egois. Aku pasti sudah bikin kesalahan besar sampai Neon jadi sekesal kemarin.” Keandra buru-buru menggeleng. Ia sengaja mengakhiri pelukan mereka dan menatap serius kedua mata Sunny sambil menahan bahu wanita itu. “Nggak, kok, Ny. Mereka juga sayang sama kamu. Mereka cuma belum mengerti kalau maksud kamu baik.” Sunny terlihat sangat menyesal. “Kalian baik-baik saja, kan?” ujarnya cemas dan kerap menghela napas. Ekspresi Keandra berubah menjadi gugup bahkan menggeragap. “Berangkat saja, yuk? Nanti kamu telat. Hari pertama kerja harus berangkat jauh lebih awal.” Keandra menuntun Sunny, merangkul wanitanya itu dengan penuh kepalsuan termasuk senyum yang dipasang. Namun untuk kali ini, Sunny sengaja mengikuti permainan Keandra dikarenakan ia tidak mau menambahi beban pikiran kekasihnya. Apalagi, band yang digawangi Keandra sudah ada sebelum ia dan Keandra pacaran. Pasti berat jika karena suatu hal, band tersebut justru bubar. Dan yang paling menyedihkan, ia menjadi bagian dari bubarnya band tersebut. Sunny berniat memperbaiki hubungan Keandra dengan teman-temannya. Ia berharap mereka yang tergabung dalam Vortuna band bersama Keandra dan awalnya hanya untuk bersenang-senang kemudian menjelma menjadi lumbung penghasilan, akan baik-baik saja, meski nantinya mereka akan sibuk dengan kesibukan masing-masing layaknya apa yang terjadi pada Keandra. “Aku bikin bekal lagi buat kamu.” “Wah ... makasih, ya ....” Sebenarnya ada alasan khusus kenapa keduanya selalu memilih berjalan kaki serta menggunakan fasilitas umum dalam bepergian. Tak semata karena peraturan perjalanan yang telanjur ketat membatasi gerak kendaraan di ibukota dan sampai menyangkut pelat nomor kendaraan. Karena faktor utama mereka menggunakan fasilitas umum tak lain agar mereka memiliki waktu kencan lebih lama. Dari berjalan kaki menuju halte yang kiranya memakan waktu sepuluh menit, juga saat-saat kebersamaan di transportasi umum yang kadang menciptakan suasana romantis tersendiri. “Kean, kalau satu atau dua tahun lagi, kita sudah punya cukup modal, aku mau nikah sama kamu!” Sunny mengatakannya penuh kepastian sambil menatap Keandra dengan senyum lepas. Lain halnya dengan Keandra yang menjadi tidak bisa berkata-kata saking bahagianya. Namun segera, Keandra mengangguk sambil terus menatap wanita di sebelahnya dengan penuh rasa bahagia. *** Sudah satu minggu berlalu, tetapi Keandra tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Selalu saja ada alasan yang membuatnya gagal mendapatkan pekerjaan. Sampai-sampai, Sunny jadi merasa serba salah karena takut melukai perasaan Keandra meski tujuannya ingin menghibur kekasihnya. Pernah suatu ketika Sunny berkata, meminta Keandra untuk tidak terburu-buru dan jauh lebih santai dalam mencari pekerjaan, tetapi yang ada Keandra justru membentaknya, mengungkit alasan mengapa Keandra harus secepatnya bekerja agar bisa mengumpulkan modal untuk menikah, meski setelah itu, Keandra juga langsung meminta maaf. Mengenai perubahan Keandra yang menjadi mudah tersinggung, sering salah sangka bahkan emosional, membuat kebersamaan selama 6 tahun mereka yang selalu dipenuhi kebahagiaan, begitu jauh berbeda dengan apa yang terjadi satu minggu terakhir. Karena beberapa hari terakhir, terkadang Sunny merasa asing pada Keandra juga hubungan mereka. Namun sepertinya semua itu terjadi lantaran Keandra tertekan. Karena Keandra tak kunjung mendapatkan pekerjaan. “Neon kecelakaan motor di mana?” tanya Sunny hati-hati. Sore ini Keandra sengaja menjemput Sunny dengan motor. Pria itu membantu Sunny mengenakan helm tanpa banyak bicara. Bahkan ekspresi Keandra terbilang sangat serius. “Aku juga kurang paham. Xan hanya bilang kalau Neon kecelakaan dan sekarang dirawat di rumah sakit ....” Ketika sedang menyimak penjelasan Keandra, Sunny tidak sengaja melihat Sandy. Pria yang selalu berpenampilan sederhana itu berjalan di belakang Keandra sesaat setelah turun meninggalkan sedan putih yang diparkir di depan hotel tempat Sunny bekerja. Mendapati pandangan Sunny justru terfokus ke belakangnya, Keandra pun memastikan apa yang membuat wanitanya berpaling darinya. Dan apa yang ia dapati cukup membuatnya kecewa. Seorang pria yang baru saja meninggalkan sedan putih. Pria itu terlihat sudah matang bila melihat penampilan juga mobil yang baru saja ditinggalkan. “Sabar, Ny. Besok kalau aku sudah kerja, aku juga bisa beliin kamu mobil bahkan jauh lebih bagus dari itu.” Sunny terkesiap dan menatap Keandra dengan wajah tak mengerti. “Apaan, sih, Kean, nggak jelas banget?!” “Oh ... berarti pria itu juga jauh lebih menarik dari aku, begitu?” Keandra merasa sangat kecewa. Akhir-akhir ini ia merasa jika harga dirinya nyaris tak tersisa hanya karena ia belum bekerja. Mendapatkan pekerjaan layak sekaligus menghasilkan banyak uang. Sunny meraih kedua tangan Keandra dan menggenggamnya. “Kean, yang jauh lebih dari dia juga banyak. Aku kerja di hotel dan setiap hari selalu bertemu orang penting—” Sunny belum selesai menjelaskan, tetapi Keandra langsung menghentikannya, “Ya. Itulah alasanku nggak suka kalau kamu kerja apalagi kerja di hotel meski kamu langsung punya posisi penting!” Keandra terlihat sangat malas sekaligus marah. Pria itu bahkan menepis tatapan Sunny. Sunny mengalah dan mengakhiri perdebatan mereka. “Ya sudah kita langsung jenguk Neon saja.” Keandra membalasnya dengan berdeham. Deham yang terdengar sangat kaku, seperti seseorang yang sedang membalas atau menyapa orang asing. Sambil membonceng motor matik warna putih yang siap Keandra kendarai, Sunny berkata di sebelah telinga Keandra. “Pria tadi anak sahabatnya mama. Dia mau nikah pakai hotel ini.” “Nggak usah khawatir, Ny. Besok aku sewa planet buat pernikahan kita, biar tamu undangan bisa sekalian jualan pulau!” Tak beda dengan sebelumnya, Keandra juga menanggapi dengan ketus. Padahal niat Sunny baik. Wanita dengan tinggi tubuh 160 senti meter itu hanya ingin meluruskan keadaan agar Keandra tidak cemburu apalagi berkecil hati pada sosok Sandy. Karenanya, detik itu juga Sunny memilih diam apalagi apa yang dilakukannya serba salah. Yang ada ia justru menjadi bersedih bahkan terbawa emosi. Bahkan dua hari terakhir, Sunny jadi sering menangis diam-diam jika memikirkan perubahan sikap Keandra. Pekerjaan di hotel saja sudah menguras tenaga dan pikirannya. Jadi, daripada masalah juga hadir dalam hubungannya dan Keandra, lebih baik Sunny memang diam saja. Pun ketika mereka sampai rumah sakit yang kebetulan dekat dan tak memakan banyak waktu dari hotel tempat Sunny bekerja. Karena tak kurang dari sepuluh menit, motor Keandra suda terparkir di area parkir khusus motor rumah sakit. Namun karena sempat gerimis, kaus lengan panjang warna hijau yang Keandra kenakan menjadi cukup basah. “Kean, kamu mau ganti baju? Baju rajut yang aku bikin buat kamu sudah jadi, kebetulan aku juga bawa bajunya?” tawar Sunny sambil melepas sweater kuning yang dikenakan hingga menyisakan blus putih lengan panjang dan pensil panjang warna hitam. “Nggak usah. Cuma basah dikit.” Keandra segera menggandeng erat sebelah tangan Sunny. Mereka meninggalkan area parkir dengan cukup tergesa. Neon dirawat di salah satu ruang rawat umum. Dari keadaannya, sepertinya pria itu mengalami kecelakaan yang cukup parah. Karena selain wajahnya yang menjadi banyak lecet, sebelah kaki Neon yang terbungkus perban dan menjadi dua kali lipat lebih besar dari ukuran aslinya juga digantung, sedangkan lehernya sampai mengenakan gips. Sunny mengamatinya dari sebelah Keandra. Ia bahkan sengaja bersembunyi sebab Neon yang masih sadar, kerap meliriknya dengan tajam. Karenanya, Sunny yang sadar diri Neon tidak menyukainya, memilih pamit pada Keandra dengan suara lirih tak beda dengan berbisik. “Jangan pergi jauh-jauh,” balas Keandra yang kali ini tampak tak rela melepas Sunny. Keandra sadar jika akhir-akhir ini dirinya menjadi emosional dan bahkan keras kepada Sunny. Namun, ketika wanita itu pergi darinya apalagi pergi dari jangkauan pandangannya, rasanya ia jadi tidak rela bahkan takut. Hal tersebut terjadi lantaran Sunny memiliki kecantikan sekaligus kecerdasan di atas rata-rata. Sunny selalu bisa menarik perhatian orang lain apalagi lawan jenis, tanpa harus membuat wanita itu melakukan hal apa pun. Sunny membalas Keandra dengan anggukan selain wajah cantik berparas manisnya yang menjadi dipenuhi senyuman.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN