18 Jam sebelumnya. Abiamanyu kembali ke ruang tengah setelah selesai melakukan panggilan suara dengan Chayra. Ia hari ini sudah membulatkan tekat untuk mengatakan tujuannya ingin menikah dengan Chayra. Abimanyu duduk di sofa, ia mengambil posisi di tengah kedua orangtuanya. Pria ittu mengambil napas panjang lalu melihat kea rah kedua orangtuanya yang sedang melihat siaran tv. “Bun?” Atiqah menoleh, “Iya, Bi? Kenapa, kamu mau lamar, Chayra?” Abimanyu menatap ibunya terkejut lalu tersenyum kecil, “Eh, kok bunda tau?” Atiqah tertawa, “Kamu itu anak bunda, Bi. Dulu juga gini, lagian bunda sama Ayah juga udah tau pas liat kalian, pandangan kalian itu sudah kayak orang di mabuk asmara. Jadi kapan?” “Kapan apa, Bunda?” tanya Abimanyu tidak mengerti. Atiqah menepuk pelan paha anak laki-