“Kayaknya ada nih yang udah sat set tanpa minta konsultasi ke kita lagi,” celetuk Anjar di sesi makan siang keesokan harinya. Anjar duduk di hadapan Doni dan Bagus, dia kemudian melihat Bagus mengiyakan perkataannya. “Bagus sih, kagak galau lagi juga. Keknya rumusan pendekatannya lebih manjur,” timpal Bagus lalu kembali menggigit gorengan tahu dalam mulutnya. Doni menatap dua temannya bergantian lalu tersenyum miring. “Ternyata gue sepinter itu sih, makanya nggak butuh jomblo- jomblo kek lo berdua buat jadi konsultan cinta gua,” katanya yang mengundang pertengkaran. “Anjir!” “Bangcat!” Umpat Anjar dan Bagus bersamaan. Untung mereka tidak sampai membalik meja kantin karena kesal dihina temannya yang sedang kasmaran ini. “Terus progresnya udah sampe mana? Kan keknya udah lebih sering