Sungguh Andin merasa tubuhnya sudah lemas sekali kala mendengar kabar ayahnya yang tidak sadarkan diri. Namun dengan sisa tenaga yang ada, dia melepaskan diri dari tangan Doni yang sejak tadi membantu menopang tubuhnya dan mencari wali kelasnya. Dia hendak izin untuk pulang melihat keadaan ayahnya langsung. Dan Doni tetap mengikuti Andin karena khawatir. Begitu menemukan wali kelasnya, Andin langsung menghampiri dan memagangi tangan dari wali kelasnya. “Ibu... ayah saya dikabarkan tidak sadarkan diri karena ada genteng jatuh di kepalanya. Boleh saya pulang?” “Ya ampun! Benarkah? Kalau begitu kamu mau pulang sekarang?” Respon dari wali kelasnya ini sudah bisa ditebak, terkejut. Karena dia juga tahu keadaan ayah Andin yang harus mendapatkan bantuan untuk melakukan apa saja. Andin mengan