"Benarkah? Apa aku diterima masuk ke geng 'Kirikuzen'?"
Stella mengangguk dengan setengah malas menanggapi kepura-puraan ini. Kalau bukan karena perintah dari ketuanya, ia tidak mau memiliki masalah dengan Yoona ataupun saudara tirinya itu.
Kilas balik
"Bukannya baru tadi siang kau katakan padaku untuk menjauhi mereka berdua?"
Stella tampak tak terima. Ia bahkan berani membelalakkan matanya tidak suka di hadapan Kris. Padahal sebelumnya, Stella sangat senang mendengar bahwa ia harus mengabaikan Yoona dan Sora saudari tirinya itu. Tapi mendadak Kris merencanakan ini dan itu yang membuatnya harus berdagang di dermaga lalu sekarang berpura-pura bersahabat dengan Yoona.
Perintah macam apa ini? Kenapa tiba-tiba bosnya menjadi orang yang plin-plan? batinnya.
Kris mengurutkan dahinya sambil memandangi sekilas ruang pribadi Stella yang lebih mirip kandang ternak. Tidak seperti Stella yang menentang, anggotanya yang lain lebih memilih berdiri diam sambil menunduk menerima perintah.
"Ini tugas kalian yang terakhir. Setelah itu, kalian akan ku bebaskan."
Stella berhenti bergerak gelisah. Ia terpaku dengan ucapan Kris yang melegakan dirinya selama ini. Beberapa senyum cerah juga terpancar dari sudut bibir anggotanya yang lain. Dengan antusias Stella pun memberi kode tanda setuju baik itu kepada Kris maupun kepada anggotanya yang lain.
Kilas balik selesai
Lalu.. di sini lah Stella dan Do Hyun berada. Bertamu pagi-pagi ke rumah Yoona sekalian mengantarkan bibi Kim kembali. Yoona sangat senang mendapatkan berita penerimaannya sebagai anggota baru. Tentu saja, hal itu sama sekali tidak diketahui oleh ibunya. Dengan penuh semangat, Yoona menghabiskan semua sarapannya sambil bersedekap kagum dengan gaya baddas Stella yang berada di hadapannya itu. Tapi sebenarnya itu sedikit membuat Stella tak nyaman diperhatikan secara intens oleh gadis 'aneh' di depannya .
"Lalu, apa yang harus kulakukan dihari pertamaku menjadi anggota?"
Ia begitu bersemangat bertanya walaupun dengan suara yang sengaja ia perkecil agar ibunya tidak mendengarkan.
Dengan cepat Stella menjawab, "Tidak ada."
"Huh? tidak ada?" herannya.
Stella menutup sarapannya dengan membalikkan sendok dan garpu lalu membersihkan bibirnya dengan tisue. Ia menikmati setiap tegukan s**u manis yang telah disajikan sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh rumah yang lumayan hangat dan rapi meskipun rumah tersebut lebih kecil daripada miliknya.
Stella tiba-tiba merenung. Dia baru menyadari bahwa sarapan pagi hari ini begitu mengenyangkan baginya. Tentu saja itu semua berkat bibi Kim yang berusaha amat keras untuk menyiapkan sarapan dibalik keterbatasannya.
Setelah pulang dari pasar, ia langsung ke dapur. Yoona saja baru bangun ketika ia dan Do Hyun sampai ke sini. Rumah yang hangat dengan interaksinya yang juga alami. Membuat Stella membandingkan kebiasaannya di rumah yang selalu kosong tanpa ada yang menemaninya makan di meja makan. Bertahun-tahun Stella merasa kesepian seperti itu. Ia tak menyangka, malah mendapatkan suasana yang amat ia inginkan di rumah orang yang ia tak sukai.
"Kris belum memberitahukanku apa tugas pertamamu. Jadi rileks saja dulu," tukas Stella, tentu saja bohong.
Puas dengan jawaban yang diberikan, Yonaa kembali bersenandung sesekali bersiul melihat pencapaiannya itu. Stella menggelengkan kepala sambil bersandar di kursinya menunggu Do Hyun dan juga anggota barunya menyelesaikan santapan mereka.
Sementara itu, bibi Kim terlihat sibuk membongkar beberapa kotak yang berada di loteng atas. Entah sudah berapa lama ia mencari tapi tak juga ia temukan. Karena lelah akhirnya ia memilih untuk beristirahat sambil mengurut lututnya sendiri. Setelah duduk sebentar,tiba-tiba bibi Kim bangkit karena mengingat sesuatu. Ia berlari menuju kamar Yoona dan Sora. Menyelinap di bawah tempat tidur milik Sora. Di dalam sebuah kotak berwarna cokelat yang mulai berdebu, terdapat boneka beruang kecil yang ia cari sejak tadi. Boneka teddy bear yang digenggam oleh Sora saat ia sekarat di sungai.
Bibi Kim berkemas sambil memasukkan kembali boneka beruang ke dalam kotak. Namun ia merasa mendengar suara gemerisik di dalam perut boneka tersebut. Ia mencoba membuka bagian dalam boneka yang dijahit secara asal hanya agar tertutup tersebut. Begitu terbuka, mata bibi Kim tak berkedip hingga beberapa saat. Keseluruhan isi dalam boneka itu terkeluar. Berlian hitam dan putih bertebaran di lantai sampai membuatnya takjub. Sadar akan situasi tersebut, bibi Kim segera mengembalikan semua berlian tersebut ke dalam boneka tadi.
"Ibu! Aku berangkat sekolah dulu!"
Yoona terdengar bersemangat. Tidak seperti biasanya. Bibi Kim segera turun ke bawah untuk melihat puteri dan juga teman-temannya itu berangkat ke sekolah.
"Yah...! Baik-baiklah di sekolah!" ujarnya mengantarkan anak-anak itu ke halaman depan.
Sebelum benar-benar pergi, Stella berbalik sambil membungkukkan badan. Do Hyun dan juga Yoona tentu saja bingung melihat apa yang Stella lakukan itu. mereka malah spontan ikut-ikutan melakukan hal yang sama.
“Terima kasih sarapannya.”
Bibi Kim terharu. Dengan spontan pula wanita berusia setengah abad itu menepuk kepala Stella lembut sambil tersenyum ramah.
“Kapan-kapan datanglah lagi. Kita makan bersama.”
Gantian Stella yang terharu. Ia bahkan menitikkan air mata tanpa diketahui oleh kedua rekannya itu. Hanya bibi Kim yang melihatnya. Dan wanita tua itu hanya bisa memberikan senyuman tulus yang ia punya.
Setelah itu, ketiganya berangkat ke sekolah. Bibi Kim langsung masuk ke rumah kemudian mengunci pagar dan pintu dengan sangat terburu-buru. Ia harus waspada sekarang. Surat yang diberikan oleh Stella pagi tadi, masih tersimpan dalam sakunya. Sesuatu yang buruk sepertinya akan segera mendekat, pikirnya.
“Ada orang yang mengintai Sora? Apa dia –“
#
Di sepanjang perjalanan, Yoona tak berhenti tersenyum senang karena beberapa hari ke depan ia akan pergi dan pulang bersama dengan Stella cs. Tapi hal itu tentu saja tidak dirasakan sama oleh Stella. Tanpa sepengetahuan ketiganya, Yian mengikuti mereka sejak tadi hingga ke sekolah. Setelah pemuda itu tanpa sengaja melihat ketiganya keluar dari rumah Yoona.
Kenapa Stella bersama dengan Yoona?
Yian teringat bahwa kemarin Sora meminta Kris untuk menjauhkan anak buah Kris mendekati Yoona. Tapi kenapa pagi ini mereka...dan di mana Sora? – batinnya.
"Apa kalian selalu memiliki kegiatan?" tanya Yoona lagi yang langsung mendapat lirikan sinis oleh Stella.
Stella mendesis saat mendengar pertanyaan konyol itu lagi. Sambil menjawab, Stella membuang napas kasar.
"Apa yang ingin kau lakukan? apa kau berharap geng Kirikuzen memiliki kegiatan seperti cheerleader?"
Yoona menelan ludahnya sendiri karena sadar pertanyaannya itu membuat mood Stella kembali memburuk, "Bu..bukan begitu. Aku hanya penasaran."
Yoona mulai sedikit takut melihat seniornya mendelik marah. Yian yang berada di belakang mereka pun menarik alisnya bingung.
"Kau hanya terlalu gugup. Padahal tidak ada yang menyenangkan menjadi anggota Kirikuzen. Tapi kau malah memaksa untuk masuk cih," geramnya.
Yoona lantas tertunduk. Melihat raut sedih itu, Stella malah merasa takut. Ia bahkan sampai melirik ke kanan dan ke kiri takut jika saudari gilanya itu akan menyergapnya secara diam-diam.
"Karena aku punya alasan tersendiri kenapa ingin bergabung. Terutama mencari tahu tentang butterfly monster" tukasnya yang membuat Stella terkesiap mendengar nama yang menyeramkan itu.
Do Hyun merangkulkan tangannya sambil berbisik. "Apa yang ingin kau lakukan dengan organisasi itu? kau mau mati huh?"
"Ituu..ehmm --"
"Ah sudahlah, aku tidak peduli," potong Stella cepat. "Toh tugasku hanya mengijinkanmu bergabung."
Stella berjalan mendahului lalu dikejar oleh Do Hyun. Dari belakang, muncul Yian yang menarik lengan Yoona sedikit keras.
"Kau bergabung ke dalam geng Kirikuzen?"
Yian tidak bisa menghentikan keterkejutannya setelah menguping. Yoona mendengus sedangkan Stella terkejut karena ketahuan.
"Ya..aku baru saja diterima," ujar Yoona bangga.
"Hei, Kau menguping sejak tadi?" bentak Do Hyun.
Yian mengabaikan bentakan Do Hyun itu, "Apa kau tidak takut kalau Sora marah karena hal ini? dan kau Stella! Bukankah Kris juga tidak setuju Yoona bergabung kemarin?"
"Diamlah!" Stella memberi kode pada Yian untuk tidak bertanya lebih lanjut. tapi Yian tak mau berhenti dengan rasa penasarannya.
"Apa kalian merencanakan sesuatu?"
"Kemarin? apa Sora menemuimu lagi ketua?" sambung Yoona juga ikut menginterogasi.
Merasa dipojokkan dengan serangan berbagai macam pertanyaan, Stella berteriak diantara keduanya yang tentu saja langsung menjadi pusat perhatian murid-murid lain yang melintas.
"Kris yang memintaku!"
"Kris? Hoo..apa kalian kenal dengan Kris? Di mana dia? aku menelponnya namun tidak diangkat."
Suara lembut namun terdengar menggoda menyela perbincangan mereka. Keempatnya menoleh ke asal suara wanita yang kini berdiri dengan angkuh serta misterius itu. Pakaian ketatnya menampilkan seluruh lekuk di tubuhnya. Kacamata hitam dan syal loreng menambah kesan glamour dari wanita berparas China oriental itu.
"Kalian --"
Seseorang yang lainnya baru saja turun dari mobil. Kemudian ia datang berdiri tegap di belakang sang wanita. Wanita itu melepaskan kacamatanya lalu menggantungnya tepat ditengah - tengah belahan dadanya yang juga cukup besar. Yian mengawasi keduanya dengan ketat.
"Oh , apa kau pernah melihatku cantik? di mana? di King Of s*x?" seringainya.
Yoona memilih mundur perlahan sambil mencari pegangan. Sesuatu yang ia rasa buruk sepertinya akan terjadi. Tubuhnya cukup gemetar saat berhasil meraih keliman seragam Yian yan juga berdiri terpaku sambil mengawasi. Terlebih melihat beberapa barang yang mereka bawa sepertinya sangat berbahaya bila sekedar untuk dibawa untuk 'bermain'.
"Sepertinya aku tidak datang ke sini –“ seringai Shelly, senang.
.
.
BERSAMBUNG