Kepergian sopirnya membuat Dimas sedikit kewalahan menangani Kinanti yang mabuk berat sendirian. Kinanti masih saja terus bergerak menolak bantuan Dimas, dan Dimas juga kesulitan membujuknya. Malam sudah semakin larut, Dimas tidak ingin waktunya terbuang sia-sia dengan Kinanti di lantai basement gedung apartemen. Kinanti tidak mengizinkannya menggendong tubuhnya yang lemah. “Kinanti. Ayolah,” Dimas mencoba membujuknya lagi. Kinanti masih dengan gerakan tubuhnya menolak bantuan Dimas. “Aku nggak mau digendooong. Peluk ajaaaaa.” “Hei. Nggak mungkin kamu berada di sini semalaman. Ayolah.” Dimas raih pinggang Kinanti, tapi Kinanti menepisnya dengan cepat. Dimas tidak kehabisan akal. “Atau aku dukung kamu ya?” bujuk Dimas lembut sambil memukul bahunya sendiri memberi kode kepada Kinanti.