Dimas menarik napasnya dalam-dalam sambil mengangkat tubuh Kinanti dan menggendong serta memeluknya. Dimas bergumam dengan kepuasan, dia dekatkan bibirnya ke daun telinga Kinanti, dan dengan lemah lembut berkata, “Kamu memang bau, Kinanti. Bau tubuhmu enak sekali. Biarkan aku bantu memandikanmu, ya?” Bau tubuh Kinanti saat ini adalah bau alkohol dan beragam parfum dari klub, bercampur aroma yang melekat pada tubuhnya. Bau seperti ini tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, sebuah godaan tanpa ujung dari tubuh muda dan indah, dengan daya pikat fisik yang membangkitkan gairah seks dan insting prima. Tubuh Kinanti memiliki aroma daging khas, dan siapa pun yang pernah dekat dengan Kinanti tahu bahwa aroma semacam ini mudah membuat candu, siapapun, pria atau wanita. Tak terkecuali Dimas sendir