Tentu saja Tari dengan tanggap mengenali Kinanti karena dia sebelumnya telah melakukan penyelidikan khusus terhadap gadis itu atas perintah Dimas. “Selamat pagi, Nyonya….” Tari menyapa Kinanti dengan senyum ramah dan sedikit anggukkan hormat. “Selamat pagi.” Kinanti balas sapaan Tari. Dia tertegun dengan sapaan Tari yang tiba-tiba. Dia jadi teringat akan para pegawai rumah tangga Arsa yang menyapanya dengan ‘Nyonya’ penuh rasa hormat. Sapaan ‘Nyonya’ sebenarnya terdengar terlampau formal dan serius bagi Kinanti, tapi mau tidak mau dia harus terbiasa dengan sapaan itu. Tari melirik Kinanti dengan sangat sopan, tapi dengan cepat pula dia alihkan pandangannya dari wajah Kinanti. Tari memutuskan untuk menutup mata dan telinganya dari detail pertanyaan-pertanyaan di benaknya yang tiba-tiba